Novel The Million Faces - Serunya jadi PSA di Dubai~

review novel the million face

Perkenalan saya dengan Mbak Ziwa, penulis buku The Million Faces ini berawal ketika saya diajakin Mbak Ayu (@kakipendek) dan Mbak Aul (@auliya.inrani) buat live IG ngomongin buku Diary Teacher Keder. Setelah obrolan yang nggak kerasa hampir satu setengah jam itu, tiba-tiba ada DM masuk dari cewek yang belakangan saya tahu namanya Mbak Ziwa, yang tertarik sama buku Diary Teacher Keder, tapi dikirimnya mesti nunggu dia pulang dulu. 

Dalam hati saya, ‘eh, pulang dari mana emang?’

Saya pun iseng kepoin IG-nya dan saya langsung shock waktu tahu Mbak Ziwa kerjanya di bandara, nggak tanggung-tanggung, bandaranya di Dubai. 

Gilaaa... keren bangeettt~ kira-kira di sana ada Alfamart yang sebelahan sama Indomaret nggak, ya?

Saya yang selama ini kerjanya cuma bolak-balik kerja dari rumah ke sekolah naik motor, itu juga sesekali mesti minum tolak angin karena masuk angin. Ngeliat kerja Mbak Ziwa yang urusannya sama pesawat berasa waah banget ngeliatnya.

Pernah tuh, Mbak Ziwa cerita kalau dia sempet-sempetnya naik pesawat ke Jakarta cuma buat ambil pete dan numpang pipis aja. Ya Allah... naik pesawat cuma buat ambil pete. Udah kayak naik ojek online aja.

Terus waktu lagi ngobrol masalah buku Diary Teacher Keder mau tak kirim kapan, Mbak Ziwa ngasih tawaran gimana kalau barter buku aja? Sebuah tawaran yang langsung saya setujui, karena waktu liat bukunya Mbak Ziwa dan baca blurb-nya saya juga penasaran sama dunia kerjanya Mbak Ziwa, seketika pengin order bukunya. Eh, malah

jadi win win solution dengan barter.

Beberapa waktu yang lalu buku The Million Faces akhirnya datang, Berhubung Mbak Ziwa masih di luar negeri, jadilah buku yang datang masih belum ada tanda tangannya. Mungkin nanti kalau pas Mbak Ziwa pulang dan saya kirim buku Diary Teacher Keder, buku The Million Faces bisa saya kirimin sekalian biar ditanda tanganin dulu, baru dikirim kesini lagi. Haha

Sebelum saya ngomongin bukunya, begini blurb-nya:


Ziwa Raisa, seorang perempuan Indonesia yang bekerja sebagai Passenger Service Agent (PSA) di United Arab Emirates. The Million Faces berisi tentang cerita-cerita Ziwa selama bekerja dan menetap hampir sepuluh tahun di UAE. Mulai dari pengalaman bekerja di perusahaan internasional dengan karyawan lebih dari 130 kewarganegaraan, hingga pertemuannya dengan banyak "wajah" di salah satu bandara tersibuk di dunia yang punya kisah unik tiap harinya. Sebagian bikin terkejut dan tak sedikit pula yang bikin makan hati.


Buku ini bergenre personal literatur, ngomongin tentang pengalaman Ziwa selama 10 tahun (waaah.. betah banget, hehe) lebih kerja di UAE sebagai Passenger Service Agent (PSA). Apaan sih, PSA ini? Dari penjelasan di awal buku ini, PSA bertugas menyediakan jasa yang proaktif, termasuk menyambut penumpang dan memberikan informasi mengenai suatu penerbangan, memproses lapor masuk yang efisien dalam perjalanan satu atau lebih penerbangan, memastikan penanganan bagasi yang akurat dan aman, bertanggungjawab atas proses embarkasi penumpang di pintu keberangkatan, bahkan terkadang merangkap sebagai kuli angkut barang atau sampah.

Cerita dimulai dari Ziwa yang waktu kecil pengin jadi dokter, tapi nggak kesampaian. Setelah lulus SMA Ziwa justru melanjutkan kuliahnya ke Malaysia. Hingga akhirnya begitu lulus, Ziwa diterima kerja di sebuah anak perusahaan maskapai. Sejak tahun 2011, sampai sekarang.

Ziwa banyak bercerita tentang keunikan, kelucuan, keresahan dari pengalamannya kerja jadi PSA selama 10 tahun. Karena kerja di bandara, udah jelas Ziwa jadi ketemu sama banyak orang dari berbagai negara, dengan beragam bahasa. Beda sama saya, yang udah kerja jadi guru selama tujuh tahunan, paling ketemunya sama anak-anak dari berbagai kecamatan dengan seragam yang sama.

Ziwa menemui banyak nama-nama unik, seperti orang Zimbabwe yang namanya banyak terinspirasi dari bahasa inggris. Seperti Blessing, Big Boy, Liberty, Precious sampa Rejoice. Dan ya, yang terakhir itu memang lebih dikenal kayak merek shampoo sih. Mungkin di pengalamannya Ziwa ke-15 tahun nanti, Ziwa juga bakalan ketemu sama orang-orang yang namanya: Pantene, Head & Shoulders bahkan Rose Brand. 

Eh, yang terakhir itu kayaknya lebih mirip merek tepung beras, ding.

Ziwa juga jadi sering ngeliat banyak orang yang kadang suka cuek sama penampilannya. Ada yang mau terbang pakainya cuma piyama, belum mandi, bahkan belum gosok gigi. Entah karena udah saking terbiasa terbang atau memang masa bodo amat.

Jujur, saya salut sama orang-orang yang bisa semasa bodoh ini. Saya yang kalau mau pergi wisata sama anak-anak naik bus mini aja udah persiapan segala macam dari setahun sebelumnya. Lah Ini orang naik pesawat bisa secuek itu, keren bangetlah. 😄😄

Pada lain kesempatan, ZIwa juga ketemu sama orang-orang ajaib dengan kekuatan super. Ada nenek Ethiopia lahiran tahun 1939, dengan santainya ngangkat bagasi yang beratnya 57 kilogram begitu saja dan nyerahin ke konter. Juga ada ibu-ibu hamil 30 minggu yang bawa bagasi seberat 40 kilogram, tapi bisa meletakkanya sendiri di belt.

Pokoknya banyak banget deh pengalaman unik Ziwa dengan orang-orang yang lalu lalang dalam kehidupannya selama di bandara.

Jujur saya salut sama Mbak Ziwa karena masih banyak ingat sama pengalaman-pengalaman serunya selama jadi PSA. Apalagi ada lumayan banyak dialog dari para penumpang yang diucapkan, dan Mbak Ziwa masih bisa menuliskannya dengan baik di sini. 

Beberapa hal yang cukup disayangkan dari buku ini adalah kalau buku ini dibaca sama orang yang kemampuan bahasa inggrisnya pas-pasan atau cetek banget. Pasti bakalan banyak mengernyitkan dahi dan khawatirnya bikin apa yang mau diceritakan di buku ini nggak sampai ke pembacanya. 

Hampir semua percakapan penumpang di buku ini ditulis dengan bahasa inggris.

Kemudian di buku ini juga ada beberapa cerita yang diakhiri begitu saja padahal saya masih berharap ada kelanjutannya bakalan seperti apa, seperti contoh gambar di bawah ini. 




Jadi dalam satu bab pembahasannya bisa ada beberapa pengalaman Mbak Ziwa. Tapi hal ini bisa dimaklumi karena emang sesuai dengan judul bukunya yang emang memotret begitu banyak wajah yang hadir di bandara.

Secara keseluruhan buku ini ringan dan seru banget. Tema yang diambil juga masih fresh, tentang pekerjaan sebagai PSA di sebuah bandara luar negeri, yang setahu saya, belum pernah ada yang bikin buku dengan genre ini. 

Sebagai orang yang belum pernah naik pesawat sama sekali. Membaca buku ini jadi bikin saya banyak bilang, ‘Oh...” 

“Oh, ternyata kalau hamil mau naik pesawat, mesti gini...”

“Oh, ternyata passport tiap negara bentuknya beda”

“Oh, ternyata orang luar negeri sifatnya ada yang sampai kayak gini.”

“Oh, ternyata ini sudah waktunya bayar cicilan Spaylater.”

Btw, ‘Oh..” yang terakhir itu, saya baru sadar kalau ini sudah mau ganti bulan.

Banyak hal baru yang saya dapatkan dari membaca buku ini. Tentang keramaian di bandara, bagaimana memandang pekerjaan sebagai PSA, tentang keunikan orang-orang dari berbagai negara juga dan masih banyak keunikan lainnya yang bisa ditemukan di buku ini.

Tadinya saya berharap buku ini bisa lebih tebal lagi, karena saking larutnya saya jadi nggak sadar tahu-tahu udah mau selesai saja. Saya masih penasaran sama yang bab perdagangan bebas. Apakah Mbak Ziwa ini cuma sekali saja ketemunya, atau ada cerita lain, terus bagaimana kelanjutannya? Seru aja sih, kalau baca langsung dari orang yang ngeliat langsung kejadiannya.



Saya sih berharap mungkin Mbak Ziwa bisa membuat buku selanjutnya, ngomongin keunikan rekan kerjanya, kekonyolannya atau hal-hal seru lainnya. Coba deh Mbak Ziwa, seru loh kalo ghibahin temennya sendiri. haha

Oh iya, mungkin Mbak Ziwa bisa lanjut nulis keseruan jadi PSA ini di sebuah blog. Saya yakin pasti banyak pembaca buku ini yang masih ingin baca pengalaman Mbak Ziwa lainnya.  

Nah.. buat kalian yang mau order buku ini, kalian bisa hubungi penulisnya lewat ig : @themillion.faces atau ke penerbitnya langsung @ellunarpublish_ 

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Naik pesawat pakai piyama, belum mandi dan belum gosok gigi. Wkwkkw

    BalasHapus
  2. 'Coba deh Mbak Ziwa, seru loh kalo ghibahin temennya sendiri' Baca tulisan Mas Edot yg ini, kok aku jd teringat sama geng ghibah mas edot di sekolah SDIT waktu itu ya. Hehehehe.. :D

    Bukunya menarik ya mas, apa lagi aku kayaknya jarang atau bahkan belum pernah nih baca buku yg mengangkat profesi ini, di sebuah bandara tersibuk di dunia lg. Kereen.. Aku juga sbnrnya jarang baca buku2 self publish. Tp sepertinya tulisannya cukup rapi ya mas edot?

    BalasHapus
  3. Aku mau pesen deh bukunya. Sbnrnya udah tertarik pas mas Yayan Omnduut mereview buku mba ziwa ini. Aku yg memang sukaaa bgt Ama dunia penerbangan, LGS tertarik Ama kerjaan mba ziwa yg notabene pasti ketemu dengan berbagai macam orang dari semua negara. Apalagi di bandara Dubai yg banyak sebagai tempat transit penerbangan 😊. Pasti menarik memang. Apalagi dengan berbagai macam karakter penumpang ini.

    BalasHapus