Review Novel - Jaga Mayit

review novel jaga mayit

Meskipun novel kedua MWV.Mystic yang berjudul Mereka Ada 2 nggak seseram novel pertamanya, Mereka Ada. Saya tetap tertarik dengan novel ketiganya yang berjudul Jaga Mayit.

Jaga Mayit ini ‘ternyata’ udah terbit sekitar setahun yang lalu dan saya baru tahu belakangan ini. Mungkin karena dari awal tahun sampai sekitar bulan September kemarin saya benar-benar sedang dalam masa reading slump dan lagi jenuh banget sama yang namanya buku.

Setelah mood membaca saya mulai balik lagi dan saya mulai nyari-nyari novel horror yang ‘menarik’ buat dibaca. Algoritma di marketplace online mengarahkan saya ke novel Jaga Mayit ini. 

Hanya baca judulnya dan nggak nengokin blurb-nya seperti apa, saya langsung checkout buku ini untuk jadi tujuan bacaan selanjutnya buat memenuhi tantangan membaca di Goodreads yang masih belum selesai padahal cuma nargetin 15 buku setahun dan ini udah masuk bulan Desember.

Setelah beberapa kali duduk membaca bukunya. Kali ini, saya mau ngomongin novel Jaga Mayit di blog ini.

Begini blurb-nya

Pulang kampung ke Sumatera, Rian berniat menjaga nenek yang sudah beberapa hari sakit. Nenek merupakan sosok ramah dan penyayang. Suatu pagi, tiba-tiba nenek memberikan “sesuatu” pada Rian.

Kejadian-kejadian aneh menghantui Rian setiap malamnya, terlebih setelah nenek memberikan “sesuatu” itu. Mulai dari hantaman keras di atap rumah, sosok wanita yang menangis, ketukan pintu saat Rian pergi ke toilet luar, sampai nenek yang terbaring lumpuh dengan tatapan nanar dan kosong.

Bagaimana Rian menghadapi berbagai kejanggalan tersebut?
Sebenarnya, apa “sesuatu” yang dititipkan nenek?
☀☀☀

Cerita dimulai dari Sumatra Barat tahun 1973 tentang seorang laki-laki bernama Hamzah yang sudah menyiapkan perbekalan, nekat mau mencari ilmu di tengah hutan yang jauh meskipun Neli istrinya, sudah bersikeras melarangnya. 

Namun, tekad Hamzah sudah bulat karena dirinya yang terkenal sebagai pendekar kampung merasa tenaganya sudah tidak lagi sekuat dulu, Hamzah merasa dirinya harus mencari ‘tambahan’ kekuatan dari makhluk halus yang bisa membuat perjanjian dengan manusia.

Selang beberapa bulan kemudian, Hamzah akhirnya kembali pulang ke rumah dengan keadaan yang memprihatinkan. Namun sebagai seorang istri, Neli senang melihat kedatangan suaminya, meskipun suaminya berubah menjadi ketus tidak menunjukkan rasa rindu pada istrinya. Shanti, anaknya yang masih balita juga hanya bisa memandang ayahnya dengan tak menentu.

Waktu terus berlalu dan Hamzah mulai membaur kembali dengan warga desa dan mulai mendeklarasikan dirinya sebagai ‘orang pintar’ yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. 

Menan, orang yang pernah mengalahkan Hamzah sebelumnya, ketika mendengar Hamzah ngaku-ngaku udah jadi orang sakti, kembali menantang Hamzah. Hasilnya, tangan Menan patah di pertarungan saat itu. Hamzah pun menjadi semakin terkenal sebagai orang sakti.

Hamzah mulai ramai didatangi oleh orang-orang yang ingin berobat kepadanya. Neli, sebenarnya sempat khawatir karena tahu pengobatan suaminya dilakukan dengan menggunakan bantuan jin. Shanti, anaknya, juga pernah melihat sesosok perempuan dengan moncong seperti kambing di kamar bapaknya yang sering terkunci. 

Seiring tahun demi tahun tahun berlalu, Hamzah semakin menua dan kondisi kesehatannya semakin menurun. Dirinya hanya bisa tergolek lemah di tempat tidur dan mulai mengalami kelumpuhan. Dari kaki sampai leher mulai berwarna kehitaman seperti membusuk.

Hamzah seperti mayat hidup yang tersiksa di akhir hidupnya. Seorang Datuk yang mengunjungi keadaan Hamzah mengatakan kalau roh Hamzah tertahan karena melakukan perjanjian dengan jin. Dan perjanjian ini harus dilanjutkan oleh keluarganya yang memiliki hubungan darah. Hingga pada akhirnya, Neli rela melanjutkan perjanjian ini.

Bab selanjutnya, di tahun 2009, Rian, salah satu mahasiswa di Pulau Jawa diminta ibunya untuk menjaga neneknya di Sumatra Barat. Rian pun dengan senang hati menyetujuinya, selain karena kampus Rian sedang libur selama satu bulan, Rian juga sudah ngerasa kangen dengan neneknya.

Rian disambut hangat oleh nenek, tante Meranti dan Om Zul yang tinggal di sebelah rumah nenek. Tinggal di rumah nenek, Rian sempat ditawari untuk dibuatkan semur ayam buatan nenek yang biasa Rian makan waktu kecil. Namun, melihat kondisi nenek yang sepertinya sedang tidak sehat, Rian tidak ingin merepotkan nenek sehingga Rian menolaknya.

Suatu pagi, setelah Rian melaksanakan salat subuh berjamaah dengan nenek. Neneknya menitipkan sesuatu ke Rian melalui telapak tangan, sesuatu yang tidak dijelaskan lebih jauh oleh nenek.

Setelah kejadian itu, kesehatan nenek perlahan mulai menurun hingga nenek hanya bisa terbaring di tempat tidurnya, bahkan nenek sudah tidak bisa bicara sama sekali. Selama menjaga nenek yang sakit ini, Rian mulai mendapat gangguan-gangguan yang membuat Rian ketakutan, mulai dari suara harimau, suara ketawa anak kecil hingga sosok nenek yang tiba-tiba muncul namun setelah dilihat di kamar tidurnya, nenek masih terbaring lemah.

Semua ketakutan ini, pada akhirnya akan membawa Rian pada sebuah kenyataan berat yang harus dihadapi, yang berhubungan dengan sesuatu yang telah nenek titipkan pada Rian.

⌛⌛⌛

Setelah selesai membaca buku ini, menurut saya isinya cukup mengharukan, ketika melihat hubungan Rian dan nenek yang penuh kasih sayang. Tentang nenek yang begitu menyayangi cucunya, tentang Rian yang benar-benar tidak mau kehilangan neneknya. 

Gangguan-gangguan yang Rian alami juga cukup membuat deg-degan kalau baca bukunya pas malem-malem dan sendirian. Selain itu, penulisan di buku ini juga rapi dan (mungkin) tidak ada typo-nya sama sekali.

Secara keseluruhan buku ini ‘asik’ dan cukup serem buat dibaca. Salah satu kekurangannya mungkin buku ini tipis banget halamannya, hanya 139 halaman dengan ukuran font serta spasi yang cukup besar. 

review novel jaga mayit

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Kak Edot, karena Kakak lagi suka baca buku horor, aku jadi mau rekomendasiin buku Bino sama Napas Mayat. Pengin baca review Kak Edot untuk kedua buku ini deh 🙈 (keduanya ada di Gramedia Digital dan iPusnas untuk baca digital)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Lia makasiiih rekomendasi buku horrornya 😁, kebetulan banget bulan kemarin baru aja selesai baca novel Napas Mayat, meskipun butuh waktu lama 2 mingguan.. tapi nggak tak review di blog, ngasih ulasannya di Goodreads.

      Yang novel Bino, langsung masuk wishlist buat bacaan selanjutnya .. barusan baca review di blognya mbak difi juga novel ini recommended

      Hapus
    2. Kebetulan banget! Menurut Kak Edot gimana buku Napas Mayat? Jujur aku belum baca karena terlalu gore di awal 😂

      Semoga suka dengan Bino!!

      Hapus
    3. Awalnya bener2 sadis sih emang, beneran detail penggambaran mutilasinya sampe makan dagingnya 😅

      Tapi karena ini lebih ke sastra mungkin ya, gaya bahasanya banyak pake metafora.. uniknya, dibaca sampai akhir, kita nggak pernah tahu nama karakter utamanya, tapi secara keseluruhan bagus sih..

      Hapus
  2. Duuuuh aku jadi penasaraaaaan. Btw, kok si Neli bisa melanjutkan perjanjian ya mas? Kan cuma istri, dia ga ada hubungan darah Ama suami. Udh lama bgt aku ga beli buku baru, Krn mau ngabisin stok yg belum dibaca hahahahah.

    Ntahlah nih, apa tahun depan aku bikin resolusi buku lagj yaa 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu mbak, setelah percakapan Neli sama Datuk... tiba-tiba ganti bab dan ternyata yang ngelanjutin perjanjiannya Neli

      Mbak Fanny kalau udah urusan sama buku pasti bakalan diterjang semua kayak Tsunami.. keren banget semua bacaan langsung dilibas😁

      Hapus