Grandfinal SUCI IX Kompas TV - Nggak Nyangka Sekeren Ini!

Setelah nonton babak 3 besar SUCI IX saya sengaja menjauh dari akun IG @sucikompasTV dan twitter @miminwashere demi nonton grandfinal dengan sensasi yang lebih khusyu’.

Iya, saya masih agak-agak trauma beberapa kali nonton SUCI IX kena spoiler terus. Waktu lima besar, di tengah-tengah acara ada yang komen di live Youtube SUCI Kompas kalau Nopek yang bakalan close mic, empat besar juga kena spoiler dengan cara yang sama dan tiga besar apalagi.

Gila... padahal saya udah berhasil mengasingkan diri sampai habis maghrib. Eh ada notif dari Youtubenya Raditya Dika. Dari thumbnailnya yang ada Ate, saya jadi penasaran dan klik video tersebut. Dan akhirnya saya jadi misuh-misuh sendiri karena tahu yang bakalan juara tiga adalah Ate karena nggak mungkin Ate yang ‘harusnya’ lagi karantina di hotel bisa nongol di Youtube-nya Radit.

👀

Saya berhasil nonton grandfinal SUCI IX dengan tenang setelah sengaja menjauh dari akun-akun dan insta story para finalis komika SUCI IX.

Show semalam dibuka dengan one liner dari para finalis SUCI IX sesuai urutan dari mereka yang close mic duluan. Mulai dari Ichal Kate, Egik Emka, Alex Fabri, Alif Rivelino, Davi Kadavi, Levi Ofsanusi, Rais Marasabessy, Gideon Tulus, Ben Dhanio, Gilang Durhaka, dan diakhiri dengan Egi Haw.

Babak grandfinal diawali dengan penampilan Rio Dumatubun, satpam yang udah bisa nyetir. Ngomongin Rio yang lebih menginspirasi dibanding Ali. Kali aja kalau Rio juara, satpam kompas bisa ikutan SUCI sepuluh, dan rio siap jadi tim kombudnya. Rio juga membedah materi-materi Ali Akbar yang aneh-aneh, salah satunya yang pas naik motor, anaknya jatuh, orangtuanya nggak sadar, sandalnya sadar.

Salah satu materinya:

“Ali menginspirasi siapa? HAH! Gua sama Ali lebih timuran gua bang! Nama gua Rio marga gua Dumatubun. Kerjaan gua keamanan! Ngomong gua teriak-teriak! Kurang timur apa gua!”

Komentar dari Raditya Dika, “Rio ini penampilan yang sangat cocok buat grandfinal ya.. kalau kita lihat dari pertama kali lo manggung di SUCI sampai hari ini, ini mungkin penampilan yang terbaik.”

Selanjutnya penampilan Ali Akbar. Ngomongin tentang dirinya yang siap melanjutkan tradisi komika timur di panggung SUCI yaitu nggak pernah ada yang juara. Makanya Ali pengen jadi juara dua. Ali bukannya nggak mau juara satu, tapi bosen. Pengen merasakan hadiah yang lebih kecil.

Salah satu materinya:

“Kalau Rio juara dia cuma nafkahin istrinya. Kalau saya juara saya mesti nafkahin istri orang. AYO SARI SINI SAYA NAFKAHIN!”

Komentar dari Pandji, “Ali Akbar, level kesantaian lu di grandfinal menurut gue mengagumkan. Sampai berani main kaya yang tadi-tadi itu cuma orang yang nggak punya beban, nggak ada grogi-groginya sama sekali.”


PENAMPILAN KEDUA


Ali Akbar Menampilkan 3 genre comedy yang udah disiapkan, ada story telling, one liner, impersonate dan para penonton disuruh milih. Yang sebenernya urutannya ya tetap saja sesuai sama kehendak Ali Akbar sendiri..

“Lima hari bang di atas kapal, sampai ternate jetlag. Satu minggu masih pusing saya, saya masih ingat sampai ternate diajak main futsal. Saya lihat depan kiper ada lumba-lumba lewat. Beres main saya bilang,  wih ada lumba-lumba. Dia bilang, ‘huss.. itu hiu.’. Worth it kan~”

Ali memang kreatif banget bisa menyajikan stand up dengan berbagai teknik yang selalu lucu. Punchlinenya juga kebanyakan absurd tapi juga lucu. Ali benar-benar tampil dengan santai, nggak kelihatan grogi sama sekali, seolah ini bukan babak grandfinal.

Kalau kata Cing Abdel, “Berarti bagus banget, bagus banget, rapi banget, santai banget. Yang gue paling ketawa adalah bau Fildan gitu. Karena gue tahu banget. Tapi sejauh ini memang santai elo yang bikin kita seneng.

Rio Dumatubun membuka penampilan dengan sesuatu yang luar biasa. Rio masuk ke panggung dengan seragam satpam.... dan dikawal satpam. Setelah itu satpamnya disuruh pergi gitu saja dengan gesture ‘syuuh’ pakai tangan. Dan Rio mengawali penampilannya dengan kalimat yang pecah banget, “Kenalin nama gua Rio, satpam dikawal satpam.”



Hampir seluruh bit Rio yang dibawakan kena semua dan pecah. Gilaa... gilaaaa... masih kepikiran saja materi tentang satpam yang sekeren ini. Tentang satpam yang selalu dianggap kayak google, tentang pandangan orang-orang yang menganggap semua satpam sama saja. Padahal satpam itu ada kastanya, satpam bank kayak Rio ini yang kastanya paling tinggi. Makanya Rio nggak mau disamain kayak satpam komplek atau satpam SD negeri.

“Satpam SD negeri pendidikannya apa? Orang bisa jadi satpam SD negeri kebanyakan karena rumahnya di belakang SD! Ya, kan... kalau nggak suami ibu kantin! Paling keren saudara guru olahraga emang udalah!”

Lanjut lagi Rio ngomongin satpam selalu dikira orang paling berani. Bahkan ngusir tikus saja satpam! Benerin PAM mati saja satpam! Walaupun satpam ada PAMnya ya tetap saja beda kan!

Kata Raditya Dika, “Ya jadi emang kompetisi stand up ini kan ada banyak ya, nggak cuma SUCI. DI TV sebelah ada, di yang lain-lain ada, brand juga suka bikin, gua juga kadang suka bikin di Youtube gua. Tapi kayaknya kompetisi yang bisa kita bilang sebagai sekolahan itu mungkin SUCI. Karena banyak banget kejadian dimana teman-teman komik ini masuk SUCI keluar jadi sesuatu yang mereka nggak pernah sadar mereka bisa seperti itu. Jadi ada potensi yang ditemukan disini. Nah hari lo ngasih liat itu, gua udah nggak kenal lo lagi dari episode satu yang gua tonton, lu kayak orang yang baru begitu buat gua. Dan penampilan yang pertama menurut gua yang terbaik selama lo di kompetisi. Kok bisa yang kedua lebih bagus lagi dari yang pertama.”

Setelah Rio dan Ali Akbar tampil, selanjutnya ada penampilan dari 5 finalis SUCI IX yang berhasil callback dan juga Ate juara 3 SUCI IX.



Egi Haw, “Gua itu cuma ngandelin CP yang ada di bio gua yang mana itu namanya Deki Sutrisna. Teman komunitas gua, yang mana basicnya bukan manajer gitu, tapi ojek online. Sama-sama talentnya! Cuma bedanya gua sudah masuk tipi dia udah masuk pondok indah.”

Ate, penampilan di grandfinal ini beneran keren banget. Keliatan banget Ate tampil tanpa beban dan lepas aja gitu. Hampir semua bitnya kena dan ya... Ate menunjukkan kalau dia memang layak jadi juara tiga.

“Yang lebih parah ada satu lagi, tiga jam sebelum tayang Bang Radit spoiler. Tiba-tiba loh upload Youtube yang ada guanya, enteng banget ngomong ‘wih ada Ate ini, juara tiga’, cuma gua loh peserta yang stand up-nya di Youtube SUCI pengumuman di Youtube Bang Radit.”

Gilang, “Di pikiran saya awalnya nih bang waktu pertama kali close mic masih positif. Ah enggaklah kayaknya saya memang belum dapat job. Sabar tuh.... tapi pikiran positif itu lama kelamaan ilang seiring sama uang taping saya semakin menipis loh bang. Sekarang di pikiran saya itu udah kayak, kayaknya saya memang udah nggak laku di industri deh. Kayaknya branding durhaka ini keputusan yang fatal gitu!”

Ben Dhanio, “Gue dukung Ali Akbar buat juara, tapi kayaknya Rio sih yang menang. *ketawa* Soalnya, tapi gue penasaran gitu kalau Rio menang gimana, sampai kapan dia bisa ngomong satpam. Suatu hari jadi artis gitu, ‘dulu waktu gue masih satpam.’ Ya terus kenapaaa...”

Alif Rivelino, “Salah satunya gua bisa belajar kalau berdo’a kita harus spesifik. Iya bener, nggak boleh setengah-setengah. Contohnya gua, dari Januari kita dikasih tahu ya teman-teman, ya.. akan dikarantina bulan April, kalau bertahan. Ya udah gua berdo’a. Ya Allah karantina Alif di bulan April. Alif pengeeen banget bertahan di kompetisi. Nggak papa nggak puasa nggak sama keluarga. Alhamdulillah, Bang.... dua minggu pertama di bulan April gua karantina, COVID SEMBILAN BELAS~~~”

Nopek, “Teman saya itu pernah minum 50 butir pil penenang anjing, jadi habis minum nggonggong dia, Wukkk... terus berulah bang, jadi di rumah itu ada kasur emaknya, tidur di kasur lipat sama dia mau digulung, dipikir lumpia Semarang. Sudah bau lombok mau dikremus. Ternyata tidak terlalu sakti~ hiyaa~ pantas keluar di lima besar, sudah tidak penasaran saya”

 👀

Setelah Pandji tampil dengan materinya yang tumben, lumayan lucu, dibanding penampilan sebelumnya di setiap grandfinal SUCI dan hampir nggak pernah lucu. Pandji ngumungin siapa yang jadi juara SUCI IX kali ini. Dan akhirnya... RIo Dumatubun berhasil jadi juara satu dengan dua penampilan terbaiknya selama di kompetisi.


Pada postingan saya yang sebelumnya ngomongin show SUCI. Saya pernah nulis kalau Rio Dumatubun ini adalah komika yang personanya paling kuat. Hampir di setiap show, materi apapun yang diberikan sama tim Kompas. Rio selalu bisa menghubungkannya dengan materi satpam. Bahkan yang menakjubkan sampai babak grandfinal pun, Rio ternyata masih ‘punya’ materi tentang satpam yang luar biasa. Bahkan paling meledak dibanding materi-materi sebelumnya.

Meskipun di awal-awal show, saya kalau ngeliat Rio wajahnya masih ada sedikit grogi tiap mau memulai penampilan. Tapi makin kesini Rio semakin matang. Saya rasa kita semua sepakat kalau Rio Dumatubun memang nggak pernah dijagokan bakal masuk grandfinal. Di SUCI IX ini banyak komika keren semacam Ali Akbar, Egi Haw, Nopek, Gilang sampai Ichal Kate. Ya.. nama terakhir sengaja saya tulis biar afdol karena Ichal akan selalu melekat dengan kata-katanya, ‘Bang, ulang Bang.”

Menghadapi Ali Akbar yang punya mental juara. Ternyata mental juara Rio jauh lebih kuat. Bayangin aja, Rio ini ikut kompetisi sambil kerja disaat finalis lainnya full karantina di hotel. Pagi kerja di bawah tekanan, di kompetisi juga harus bikin materi dengan penuh tekanan. Kalau kerja harus berusaha senyum ramah, makanya kalau stand up jadi pengen marah-marah. haha

Ditambah nih, sampai babak lima besar, cuma Rio yang belum pernah mencicipi panggung SUCA dan Rio nggak minder.

Saya juga baru tahu waktu kemarin nonton Youtube-nya Ridwan Remin yang lagi ngobrol sama Ali Akbar dan Rio, ternyata Rio ini sebenernya terbiasa stand up dengan materi yang ‘kotor’. Jadi, Rio agak kesulitan waktu di panggung SUCI materinya harus benar-benar ‘bersih’. Sekali lagi, Rio berhasil membuktikan dirinya bisa menyesuaikan diri di panggung SUCI.

Kalau Ali Akbar, beberapa show sebelumnya Ali sudah tampil lepas... kalau lolos terus ya alhamdulillah, kalau harus close mic ya nggak masalah. Mungkin itu sebabnya di babak grandfinal Ali Akbar bisa tampil setenang itu karena sudah nggak terbebani harus jadi juara.

Menurut saya, babak grandfinal SUCI IX kemarin bisa dibilang grandfinal terbaik dari SUCI 1 sampai IX. Kedua komika yang tampil bener-bener memberikan penampilan terbaiknya. Bahkan waktu nonton Jum’at malam kemarin, saya sampai ngakak parah sekaligus berdecak kagum sama kualitas stand up Rio dan Ali.

Para penikmat stand up comedy perlu berterimakasih dengan Kompas TV yang tetap berani menyajikan acara ini meskipun tanpa penonton. Dan ternyata hasilnya bisa sekeren ini, bahkan bisa tetap memberikan hadiah utama mobil untuk juara satunya. Bayangkan dengan SUCI 8 yang meskipun dihadiri penonton tapi juara pertamanya ‘Cuma’ motor. Ya.. mungkin itu teguran juga buat Kompas TV biar nggak perlu sok-sokan ngasih efek ketawa palsu kayak di TV sebelah. Terbukti, tanpa itu SUCI IX jauh lebih sukses.

Para penikmat SUCI IX mungkin butuh waktu untuk bisa move on dari tayangan yang menyenangkan ini. Sekarang pasti jadi banyak orang yang pada cari Stand Up-nya Rio Dumatubun dan juga finalis lainnya. Semoga semua finalis SUCI IX ini karirnya bisa moncer semua 😁

ULASAN SAYA TENTANG SUCI IX LAINNYA BISA KLIK ---> SUCI IX KOMPAS TV

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Suci 8 nggak dapat mobil karena juaranya Popon yang menang dengan cara ngehancurin mental temen-temennya. Harusnya Arif Brata sih. Hahaha.

    Awalnya suka skip show Rio, tapi makin kesini emang makin lucu. Pantas jadi juaranya.

    BalasHapus
  2. Suci memang keren. Acara favorit

    BalasHapus