Tampilkan postingan dengan label SUCIIX. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SUCIIX. Tampilkan semua postingan

Senin, Mei 10, 2021

Grandfinal SUCI IX Kompas TV - Nggak Nyangka Sekeren Ini!

Mei 10, 2021

Setelah nonton babak 3 besar SUCI IX saya sengaja menjauh dari akun IG @sucikompasTV dan twitter @miminwashere demi nonton grandfinal dengan sensasi yang lebih khusyu’.


Iya, saya masih agak-agak trauma beberapa kali nonton SUCI IX kena spoiler terus. Waktu lima besar, di tengah-tengah acara ada yang komen di live Youtube SUCI Kompas kalau Nopek yang bakalan close mic, empat besar juga kena spoiler dengan cara yang sama dan tiga besar apalagi.


Gila... padahal saya udah berhasil mengasingkan diri sampai habis maghrib. Eh ada notif dari Youtubenya Raditya Dika. Dari thumbnailnya yang ada Ate, saya jadi penasaran dan klik video tersebut. Dan akhirnya saya jadi misuh-misuh sendiri karena tahu yang bakalan juara tiga adalah Ate karena nggak mungkin Ate yang ‘harusnya’ lagi karantina di hotel bisa nongol di Youtube-nya Radit.


👀


Saya berhasil nonton grandfinal SUCI IX dengan tenang setelah sengaja menjauh dari akun-akun dan insta story para finalis komika SUCI IX.


Show semalam dibuka dengan one liner dari para finalis SUCI IX sesuai urutan dari mereka yang close mic duluan. Mulai dari Ichal Kate, Egik Emka, Alex Fabri, Alif Rivelino, Davi Kadavi, Levi Ofsanusi, Rais Marasabessy, Gideon Tulus, Ben Dhanio, Gilang Durhaka, dan diakhiri dengan Egi Haw.


Babak grandfinal diawali dengan penampilan Rio Dumatubun, satpam yang udah bisa nyetir. Ngomongin Rio yang lebih menginspirasi dibanding Ali. Kali aja kalau Rio juara, satpam kompas bisa ikutan SUCI sepuluh, dan rio siap jadi tim kombudnya. Rio juga membedah materi-materi Ali Akbar yang aneh-aneh, salah satunya yang pas naik motor, anaknya jatuh, orangtuanya nggak sadar, sandalnya sadar.


Salah satu materinya:


“Ali menginspirasi siapa? HAH! Gua sama Ali lebih timuran gua bang! Nama gua Rio marga gua Dumatubun. Kerjaan gua keamanan! Ngomong gua teriak-teriak! Kurang timur apa gua!”


Komentar dari Raditya Dika, “Rio ini penampilan yang sangat cocok buat grandfinal ya.. kalau kita lihat dari pertama kali lo manggung di SUCI sampai hari ini, ini mungkin penampilan yang terbaik.”


Selanjutnya penampilan Ali Akbar. Ngomongin tentang dirinya yang siap melanjutkan tradisi komika timur di panggung SUCI yaitu nggak pernah ada yang juara. Makanya Ali pengen jadi juara dua. Ali bukannya nggak mau juara satu, tapi bosen. Pengen merasakan hadiah yang lebih kecil.



Salah satu materinya:


“Kalau Rio juara dia cuma nafkahin istrinya. Kalau saya juara saya mesti nafkahin istri orang. AYO SARI SINI SAYA NAFKAHIN!”


Komentar dari Pandji, “Ali Akbar, level kesantaian lu di grandfinal menurut gue mengagumkan. Sampai berani main kaya yang tadi-tadi itu cuma orang yang nggak punya beban, nggak ada grogi-groginya sama sekali.”


PENAMPILAN KEDUA


Ali Akbar Menampilkan 3 genre comedy yang udah disiapkan, ada story telling, one liner, impersonate dan para penonton disuruh milih. Yang sebenernya urutannya ya tetap saja sesuai sama kehendak Ali Akbar sendiri..


“Lima hari bang di atas kapal, sampai ternate jetlag. Satu minggu masih pusing saya, saya masih ingat sampai ternate diajak main futsal. Saya lihat depan kiper ada lumba-lumba lewat. Beres main saya bilang,  wih ada lumba-lumba. Dia bilang, ‘huss.. itu hiu.’. Worth it kan~”


Ali memang kreatif banget bisa menyajikan stand up dengan berbagai teknik yang selalu lucu. Punchlinenya juga kebanyakan absurd tapi juga lucu. Ali benar-benar tampil dengan santai, nggak kelihatan grogi sama sekali, seolah ini bukan babak grandfinal.


Kalau kata Cing Abdel, “Berarti bagus banget, bagus banget, rapi banget, santai banget. Yang gue paling ketawa adalah bau Fildan gitu. Karena gue tahu banget. Tapi sejauh ini memang santai elo yang bikin kita seneng.


Rio Dumatubun membuka penampilan dengan sesuatu yang luar biasa. Rio masuk ke panggung dengan seragam satpam.... dan dikawal satpam. Setelah itu satpamnya disuruh pergi gitu saja dengan gesture ‘syuuh’ pakai tangan. Dan Rio mengawali penampilannya dengan kalimat yang pecah banget, “Kenalin nama gua Rio, satpam dikawal satpam.”



Hampir seluruh bit Rio yang dibawakan kena semua dan pecah. Gilaa... gilaaaa... masih kepikiran saja materi tentang satpam yang sekeren ini. Tentang satpam yang selalu dianggap kayak google, tentang pandangan orang-orang yang menganggap semua satpam sama saja. Padahal satpam itu ada kastanya, satpam bank kayak Rio ini yang kastanya paling tinggi. Makanya Rio nggak mau disamain kayak satpam komplek atau satpam SD negeri.


“Satpam SD negeri pendidikannya apa? Orang bisa jadi satpam SD negeri kebanyakan karena rumahnya di belakang SD! Ya, kan... kalau nggak suami ibu kantin! Paling keren saudara guru olahraga emang udalah!”


Lanjut lagi Rio ngomongin satpam selalu dikira orang paling berani. Bahkan ngusir tikus saja satpam! Benerin PAM mati saja satpam! Walaupun satpam ada PAMnya ya tetap saja beda kan!


Kata Raditya Dika, “Ya jadi emang kompetisi stand up ini kan ada banyak ya, nggak cuma SUCI. DI TV sebelah ada, di yang lain-lain ada, brand juga suka bikin, gua juga kadang suka bikin di Youtube gua. Tapi kayaknya kompetisi yang bisa kita bilang sebagai sekolahan itu mungkin SUCI. Karena banyak banget kejadian dimana teman-teman komik ini masuk SUCI keluar jadi sesuatu yang mereka nggak pernah sadar mereka bisa seperti itu. Jadi ada potensi yang ditemukan disini. Nah hari lo ngasih liat itu, gua udah nggak kenal lo lagi dari episode satu yang gua tonton, lu kayak orang yang baru begitu buat gua. Dan penampilan yang pertama menurut gua yang terbaik selama lo di kompetisi. Kok bisa yang kedua lebih bagus lagi dari yang pertama.”


Setelah Rio dan Ali Akbar tampil, selanjutnya ada penampilan dari 5 finalis SUCI IX yang berhasil callback dan juga Ate juara 3 SUCI IX.



Egi Haw, “Gua itu cuma ngandelin CP yang ada di bio gua yang mana itu namanya Deki Sutrisna. Teman komunitas gua, yang mana basicnya bukan manajer gitu, tapi ojek online. Sama-sama talentnya! Cuma bedanya gua sudah masuk tipi dia udah masuk pondok indah.”


Ate, penampilan di grandfinal ini beneran keren banget. Keliatan banget Ate tampil tanpa beban dan lepas aja gitu. Hampir semua bitnya kena dan ya... Ate menunjukkan kalau dia memang layak jadi juara tiga.


“Yang lebih parah ada satu lagi, tiga jam sebelum tayang Bang Radit spoiler. Tiba-tiba loh upload Youtube yang ada guanya, enteng banget ngomong ‘wih ada Ate ini, juara tiga’, cuma gua loh peserta yang stand up-nya di Youtube SUCI pengumuman di Youtube Bang Radit.”


Gilang, “Di pikiran saya awalnya nih bang waktu pertama kali close mic masih positif. Ah enggaklah kayaknya saya memang belum dapat job. Sabar tuh.... tapi pikiran positif itu lama kelamaan ilang seiring sama uang taping saya semakin menipis loh bang. Sekarang di pikiran saya itu udah kayak, kayaknya saya memang udah nggak laku di industri deh. Kayaknya branding durhaka ini keputusan yang fatal gitu!”


Ben Dhanio, “Gue dukung Ali Akbar buat juara, tapi kayaknya Rio sih yang menang. *ketawa* Soalnya, tapi gue penasaran gitu kalau Rio menang gimana, sampai kapan dia bisa ngomong satpam. Suatu hari jadi artis gitu, ‘dulu waktu gue masih satpam.’ Ya terus kenapaaa...”


Alif Rivelino, “Salah satunya gua bisa belajar kalau berdo’a kita harus spesifik. Iya bener, nggak boleh setengah-setengah. Contohnya gua, dari Januari kita dikasih tahu ya teman-teman, ya.. akan dikarantina bulan April, kalau bertahan. Ya udah gua berdo’a. Ya Allah karantina Alif di bulan April. Alif pengeeen banget bertahan di kompetisi. Nggak papa nggak puasa nggak sama keluarga. Alhamdulillah, Bang.... dua minggu pertama di bulan April gua karantina, COVID SEMBILAN BELAS~~~”


Nopek, “Teman saya itu pernah minum 50 butir pil penenang anjing, jadi habis minum nggonggong dia, Wukkk... terus berulah bang, jadi di rumah itu ada kasur emaknya, tidur di kasur lipat sama dia mau digulung, dipikir lumpia Semarang. Sudah bau lombok mau dikremus. Ternyata tidak terlalu sakti~ hiyaa~ pantas keluar di lima besar, sudah tidak penasaran saya”


 👀


Setelah Pandji tampil dengan materinya yang tumben, lumayan lucu, dibanding penampilan sebelumnya di setiap grandfinal SUCI dan hampir nggak pernah lucu. Pandji ngumungin siapa yang jadi juara SUCI IX kali ini. Dan akhirnya... RIo Dumatubun berhasil jadi juara satu dengan dua penampilan terbaiknya selama di kompetisi.



Pada postingan saya yang sebelumnya ngomongin show SUCI. Saya pernah nulis kalau Rio Dumatubun ini adalah komika yang personanya paling kuat. Hampir di setiap show, materi apapun yang diberikan sama tim Kompas. Rio selalu bisa menghubungkannya dengan materi satpam. Bahkan yang menakjubkan sampai babak grandfinal pun, Rio ternyata masih ‘punya’ materi tentang satpam yang luar biasa. Bahkan paling meledak dibanding materi-materi sebelumnya.


Meskipun di awal-awal show, saya kalau ngeliat Rio wajahnya masih ada sedikit grogi tiap mau memulai penampilan. Tapi makin kesini Rio semakin matang. Saya rasa kita semua sepakat kalau Rio Dumatubun memang nggak pernah dijagokan bakal masuk grandfinal. Di SUCI IX ini banyak komika keren semacam Ali Akbar, Egi Haw, Nopek, Gilang sampai Ichal Kate. Ya.. nama terakhir sengaja saya tulis biar afdol karena Ichal akan selalu melekat dengan kata-katanya, ‘Bang, ulang Bang.”


Menghadapi Ali Akbar yang punya mental juara. Ternyata mental juara Rio jauh lebih kuat. Bayangin aja, Rio ini ikut kompetisi sambil kerja disaat finalis lainnya full karantina di hotel. Pagi kerja di bawah tekanan, di kompetisi juga harus bikin materi dengan penuh tekanan. Kalau kerja harus berusaha senyum ramah, makanya kalau stand up jadi pengen marah-marah. haha


Ditambah nih, sampai babak lima besar, cuma Rio yang belum pernah mencicipi panggung SUCA dan Rio nggak minder.


Saya juga baru tahu waktu kemarin nonton Youtube-nya Ridwan Remin yang lagi ngobrol sama Ali Akbar dan Rio, ternyata Rio ini sebenernya terbiasa stand up dengan materi yang ‘kotor’. Jadi, Rio agak kesulitan waktu di panggung SUCI materinya harus benar-benar ‘bersih’. Sekali lagi, Rio berhasil membuktikan dirinya bisa menyesuaikan diri di panggung SUCI.


Kalau Ali Akbar, beberapa show sebelumnya Ali sudah tampil lepas... kalau lolos terus ya alhamdulillah, kalau harus close mic ya nggak masalah. Mungkin itu sebabnya di babak grandfinal Ali Akbar bisa tampil setenang itu karena sudah nggak terbebani harus jadi juara.


Menurut saya, babak grandfinal SUCI IX kemarin bisa dibilang grandfinal terbaik dari SUCI 1 sampai IX. Kedua komika yang tampil bener-bener memberikan penampilan terbaiknya. Bahkan waktu nonton Jum’at malam kemarin, saya sampai ngakak parah sekaligus berdecak kagum sama kualitas stand up Rio dan Ali.


Para penikmat stand up comedy perlu berterimakasih dengan Kompas TV yang tetap berani menyajikan acara ini meskipun tanpa penonton. Dan ternyata hasilnya bisa sekeren ini, bahkan bisa tetap memberikan hadiah utama mobil untuk juara satunya. Bayangkan dengan SUCI 8 yang meskipun dihadiri penonton tapi juara pertamanya ‘Cuma’ motor. Ya.. mungkin itu teguran juga buat Kompas TV biar nggak perlu sok-sokan ngasih efek ketawa palsu kayak di TV sebelah. Terbukti, tanpa itu SUCI IX jauh lebih sukses.



Para penikmat SUCI IX mungkin butuh waktu untuk bisa move on dari tayangan yang menyenangkan ini. Sekarang pasti jadi banyak orang yang pada cari Stand Up-nya Rio Dumatubun dan juga finalis lainnya. Semoga semua finalis SUCI IX ini karirnya bisa moncer semua 😁


ULASAN SAYA TENTANG SUCI IX LAINNYA BISA KLIK ---> SUCI IX KOMPAS TV

Selasa, April 27, 2021

Show 3 Besar SUCI IX - Teknik Callback dan Materi Bebas

April 27, 2021

 

SUCI IX Kompas TV sudah memasuki babak 3 besar. Selangkah lagi untuk masuk ke babak grandfinal dan siapa yang jadi juara di season ini bakalan ketahuan. Babak 3 besar ini komika yang tersisa adalah Ali Akbar, Rio Dumatubun sama Ate. Mungkin banyak yang nggak nyangka kalau line up 3 besar adalah mereka.


Komika-komika jagoan yang digadang-gadang bakalan masuk final seperti Gilang, Nopek, dan Egi Haw satu-satu per satu gugur secara berurutan. Masalah klasiknya, ngomong belibet. Kecuali Nopek yang nggak tahu kenapa pas perform malah nanggepin materinya Ate sampai semenit yang sayangnya kurang gerrr..


ATE

Penampilan malam ini dibuka dengan penampilan Ate yang ngomongin Kalau ikut kompetisi dikiranya bakal terkenal cepet, padahl enggak. Contohnya Ate sendiri sebagai komika yang kurang dikenal. Viewernya selalu paling dikit, bahkan dibandingin sama video Youtube yang 2 jam nggak ngapa-apain aja viewernya kalah.


Ate juga ngebahas dirinya yang komika Sumatra, tapi orang Sumatra kayak nggak ngeh sama Ate. Seolah-olah orang Sumatra nggak merasa terwakili sama Ate.


Salah satu materinya:


“Gue pengen dikenal dengan karya, makanya panutan gue Bang Pandji. Bang Pandji itu widih gue suka banget karya-karyanya tuh. Karyanya doang ya, kasusnya nggak, Bang. Karena Bang Pandji ini karyanya yang bagus ketutup dengan kasusnya yang nyeleneh. Kucing, apa sih, kucing Bang?! Apaan kucing rame di Youtube, endingnya bikin kaooos.”


Kalau kata Radit, 30% materi Ate masih agak goyang. Tapi 70% materinya yang ngebahas Pandji, Radit dan Youtube masih termaafkan.


RIO DUMATUBUN

Ngomongin dirinya yang sekarang brandingnya sebagai satpam kuat banget. Sampai-sampai takut kalau diundang di acara-acara satpam. Tiap Stand Up bakalan disautin mulu karena penontonnya juga sama-sama satpam.


Salah satu materinya:


“Lima belas tahun gua bang jadi satpam udah bosen ditanya, ‘Yo, gimana aman nggak? Aman nggak?’ Sekarang giliran tanya gua sama lo bertiga, gimana performa gua, aman kan?”


Kalau kata Pandji, “seandainya lu ngga belibet pas ngomongin satpam stand up depan satpam, itu sebenernya lu bagus banget kalau menurut gue.”


ALI AKBAR

Ali Akbar ngomongin dirinya sebagai komika dari timur tapi nggak ada timur-timurnya. Kalau seniornya seperti Bang Abdur, Bang Mamat, Bang Ari Kriting yang dibahas hal-hal berat seperti politik dari timur, ketertinggalan di timur. Sedangkan Ali Akbar materinya perkara sandal jatuh, nonton martabak. Beneran nggak ada timur-timurnya.


Salah satu materinya:


“Bang, Indonesia lagi krisis kepercayaan. Kenapa di masa pandemi kayak gini ada orang yang tega korupsi dana bansos? Astaghfirullah... kemarin saya lihat soalnya, total 17 milyar dikorupsi. Saya bilang Astaghfirullah... tujuh belas milyar loh, itu kalau dpakai beli martabak. Satu Indonesia bisa nonton.”


Kalau kata Cing Abdel, Ali Akbar tetap punya karakter yang timur cuma memang pembahasannya saja yang beda.


Pada show kali ini, Ada Gilang Bhaskara sebagai bintang tamu yang stand up ngomongin keresahannya tentang pandemi di Indonesia ini. Seperti biasa, Gilbhas selalu bisa melihat kejadian secara detail. Semacam pengamat ulung, makanya materinya sangat-sangat relate dengan kondisi Indonesia saat ini.


Penampilan kedua dengan tema bebas dibuka dengan penampilan Ate yang ngomongin penampilannya jadi lebih bagus tanpa sketsa. Dan Ate jadi sakau pengen tampil pakai kebiasannya yang dulu dengan bermain sketsa. Juga keresahannya tentang yang umurnya sudah semakin menua masih galau mikiran biaya nikahannya nanti.


Selanjutnya ada Rio, yang sudah siap banget masuk grandfinal. Dibanding peserta lain, perjuangan Rio masuk grandfinal juga yang paling berat. Ali cuma gila kompetisi, Ate cuma cari pengakuan. Cuma Rio yang di SUCI cari nafkah. Udah gitu cuma Rio yang ikut kompetisi sambil kerja, yang lain karantina, Rio masih saja jadi satpam.


Penampilan terakhir... Ali Akbar yang setelah SUCI pengen banget jualan di mana orang jualan biasanya pakai gerobak, yang biasanya ditulis nama dagangannya di gerobak dan biasanya nama dagangannya ini hilang satu hurufnya.


Ali Akbar juga ngomongin macem-macem iklan. Salah satunya iklan Adem Sori yang mbak-mbaknya lehernya transparan. Isinya air terjun, dan lokasinya nggak ada yang tahu.


👀


Saya setuju sama komentar Pandji di sesi eliminasi, kalau babak tiga besar ini bukanlah babak tiga besar yang diharapkan siapa pun. Ketiga-tiganya sudah dapat hadiah, sudah mengalahkan ekpsektasi masing-masing. Jadi mungkin sudah nggak ngerasa penting. Lupa kalau harus tetap memberikan penampilan terbaiknya.


Dan ya... mereka memang nggak terlalu lucu. Saya nggak sampai ketawa ngakak ngeliat penampilan mereka bertiga. Bener-bener seperti penampilan awal-awal show SUCI IX.


Beda banget sama penampilan mereka di show-show sebelumnya. Mereka seperti belum menunjukkan kualitasnya sebagai komika yang pantas masuk tiga besar. Cuma beruntung aja komika  lain ada yang belibet pas lagi show yang akhirnya jadi dapat komen buruk dan close mic.


Pada babak 3 besar ini, Ali Akbar juga sempat dikomen penampilannya buruk sama Raditya Dika, tapi beda.. Ali Akbar masih bisa lolos sampai grand final. Padahal penampilan Ate juga nggak sampai dibilang buruk sama juri.


 👀


Babak tiga besar ini siapa yang juara tiga sudah nggak mengejutkan lagi karena dengan konyolnya Raditya Dika upload konten Youtube sore hari sebelum malamnya ditayangin, dan di videonya ada Ate. Ya... mana mungkin Ate ada di Youtubenya Radit kalau dia nggak gugur.


Padahal saya sudah sengaja nggak main-main ke IG atau twitter takut kena spoiler, eh ini nggak tanggung-tanggung malah Radit yang spoiler gara-gara saya dapat notif Radit barusan upload video di Youtube.


Minggu, April 18, 2021

Show 4 Besar SUCI IX Kompas TV - Ngomongin Keluarga dan Saling Roasting

April 18, 2021

SUCI IX sudah memasuki babak empat besar. Empat komika yang tersisa bakalan tampil dua kali dengan bawain materi keluarga dan saling roasting antar peserta.


Rigen kembali hadir sebagai MC menggantikan Uus yang kalau nggak salah, katanya lagi sakit. Untuk juri tamunya ada Kiky Saputri yang khas sebagai tukang roasting dan Marshel Widianto yang ngakunya komika industri.


Babak empat besar, selain harus menyiapkan materi yang paling memancing tawa, salah satu hal yang juga harus dipersiapkan dari mereka adalah mental. Ya, hanya beberapa langkah menjelang grandfinal mental para komika juga diuji banget. Sekali nggak tenang, ngomong belibet, alamat peluang besar buat close mic bagi mereka.


Show 4 besar ini diisi penuh dengan kegugupan, masing-masing komika tampil di bawah standar mereka. Dibuka oleh Ali Akbar ngomongin keluarganya yang pasti sedih kalau Ali ikut SUCI ini nantinya gagal jadi juara. Pas pulang bukannya mobil yang dibawa tapi malah tempe, lauk dari nasi kotak. Penampilan Ali memang lucu, tapi kata Radit ini penurunan kualitas punchiline dibanding penampilan sebelumnya.


Selanjutnya Rio, yang punya istri manajer dan istrinya malu punya suami satpam, makanya kalau istrinya ada yang tanya suaminya kerja apa, Si Rini, istri Rio cuma bisa jawab kerja di bank. Ditanya di bagian apa, jawabnya ‘ya... ada.. lah...’


Kalau kata Pandji, Penampilan Rio malam ini bagus banget, rapi dan mainin emosinya pas. Meskipun pas ngomongin gaji satpam delivery-nya masih bisa lebih bagus kalau ada jedanya.


Lalu ada penampilan dari Egi Haw. Ngomongin keresahannya rumah keluarganya yang rusak tapi suka salah prioritas. Kayak minggu kemarin, genteng rumahnya bocor, ibunya malah pasang wifi. Terus yang terbaru, gagang pintunya di rumah rusak, pas dikasih duit sama Egi bukannya buat benerin gagang pintu malah dipakai buat beli kompor.


Penampilan Egi sebenernya lucu banget. Juri dan MC juga banyak ketawanya, sayangnya... di akhir penampilannya, Egi sempat belibet banget yang akhirnya harus closing dengan terburu-buru. Kalau kata Raditya Dika, premis materinya Egi sebenernya bagus banget dan sangat ‘dekat’ sama Egi, sayangnya Egi membawakannya seperti di jalan yang sangat rusak.


Kemudian yang terakhir di penampilan pertama ada Ate, yang ngerasa SUCI IX ini sudah kayak keluarga banget. Tapi SUCI IX ini kayak nggak nganggep Ate sebagai keluarga. Karena Ate nggak pernah keliatan di IG SUCI. Saking keselnya Ate, postingan StandUp Kompas nggak di love.


Kalau menurut Cing Abdel, Semua penampilan para komika bagus-bagus aja. Cuma masalah yang disorot di belibet-belibetnya.


Di sesi roasting masing-masing komika mencoba memperbaiki penampilannya yang kurang maksimal di penampilan yang pertama. Hasilnya, ada yang penampilannya lebih bagus, juga ada yang penampilannya justru lebih jelek dibanding penampilan pertama.


Saya sampai bingung menebak-nebak kira-kira siapa yang bakalan close mic karena masing-masing komika kalau dilihat-lihat penampilannya sama-sama punya kekurangan, nggak ada yang benar-benar bagus di dua penampilan.


Saya bahkan sempat kaget ketika nama Egi Haw yang disebut harus close mic. Karena memang Egi Haw sebenarnya nggak jelek penampilannya. Tapi setelah saya melihat ulang penampilan Egi Haw di Youtube, ternyata memang wajar karena di penampilan pertama Egi Haw banyak belibetnya, dan closingnya juga dipaksakan.



Menurut saya show 4 besar kemarin masih kalah pecah dibanding show 10 dan 5 besar. Nggak ada yang bikin juri ketawa nggak berhenti-berhenti sampai mukul-mukul meja atau bangkit dari kursi. Tapi tetap saja ini menjadi tontonan yang sangat menghibur, apalagi ditambah dengan celetukan Rigen yang kocak banget sebagai MC.


Pada postingan kali ini, saya mau memberi perhatian khusus sama Rio Dumatubun yang sukses masuk ke tiga besar. Begini pendapat saya tentang Rio:



Rio Dumatubun, saya nggak kepikiran kalau komika yang satu ini bakal ada sampai di empat besar. Melihat perform Rio dari show ke show, saya ngeliatnya kalau komika ini lucu banget enggak, garing banget juga enggak. Ya.. tinggal tunggu giliran aja buat close mic lah.


Kenyataannya, Rio berhasil sampai di empat besar tanpa beban juara dari para netizen. Penampilan Rio makin kesini, makin pecah. Padahal untuk urusan mental kompetisi, Rio belum teruji karena di empat besar cuma Rio yang belum pernah mencicipi kompetisi Stand Up di TV sebelah.


Pada show empat besar kemarin. Rio, bawain materi keluarga nyeritain tentang istrinya, Sari, yang profesinya manajer dan istrinya malu punya suami satpam seperti Rio, makanya kalau istrinya ada yang tanya suaminya kerja apa, Si Sari, cuma bisa jawab kerja di bank. Ditanya di bagian apa, jawabnya ‘ya... adaaa.. lah...’


Rio menutup penampilannya dengan closing yang sangat keren, begini bit-nya, “Gua lima belas tahun bantuin orang nabung, ngasih tahu orang caranya nabung, gua sendiri nggak tahu punya tabungan, bang.... bang~~~”


Komika lain bilang, kalau Rio ini bisanya cuma marah-marah. Kalau nggak marah-marah, nggak lucu. Tapi menurut saya, Rio adalah komika yang personanya paling jelas dibanding finalis lainnya. Di setiap show, Rio selalu bisa menghubungkan tema materi dengan keresahannya sebagai satpam.


Mungkin Rio memang jadi kejutan setelah tanpa diduga bisa sampai di tiga besar, selangkah lagi masuk grand final. Tapi saya rasa, Rio memang pantas buat dapatin ini semua karena mental Rio dalam kompetisi udah terbentuk meskipun belum pernah ikutan kompetisi TV sebelah.


Saya sih berharap Rio bisa sampai grand final, terserah mau lawan Ate atau Ali Akbar. Yang jelas penampilan Rio dengan persona satpamnya, bikin saya ketagihan setiap minggunya dan saya selalu bela-belain nonton tiap Jum’at malem. Tentu saja sambil ditemani segelas Top Cappuccino yang rasanya eennnaaawwk~~

Minggu, April 11, 2021

Show 5 Besar SUCI IX Kompas TV - Ngeroasting Aldi Taher

April 11, 2021

Gilaaaaa~~~~


Cuma itu yang bisa saya ucapkan waktu nonton show 5 besar SUCI IX kemarin. Kalau awalnya, saya pernah mendeklarasikan SUCI IX show 10 besar adalah show terlucu yang pernah saya tonton. Setelah show kemarin, deklarasi itu saya revisi jadi show 5 besar SUCI IX adalah yang terlucu!


Gilaaa... sumpah, bener-bener penampilan yang sangat menghibur dari 5 komika yang masih bertahan. Salah satu pusat kelucuan show 5 besar mungkin faktor hadirnya Aldi Taher sebagai bintang tamu, yang akan di-roasting.


Buat yang belum tahu, edisi roasting ini berarti bintang tamu bakalan dikata-katain, dicari aibnya dan kekonyolannya, yang tentu saja udah mendapat persetujuan dari bintang tamunya. Jadi, ini nggak akan menyinggung dan nggak bikin bintang tamu marah, murni buat sekedar hiburan.


Selain Aldi Taher, malam itu hadir juga Dinar Candy untuk kedua kalinya sebagai bintang tamu. Dinar diundang kembali untuk menyaksikan Aldi Taher ‘dibully’ karena Dinar Candy ini memang aslinya agak gedek sama Aldi Taher.


Pada postingan kali ini, kalau biasanya saya akan mengutip salah satu materi dari tiap komika, kali ini saya akan nyeritain sebagian besar materinya dengan bahasa saya sendiri di penampilan pertama. Karena ada dua kali penampilan. Pertama tema bebas, kedua sesi roasting Aldi Taher. Itu artinya ada sepuluh kali perform dari lima komika yang masih bertahan. Penampilan kedua, saya akan langsung kutip beberapa bit dari tiap komika.


Pada show 5 besar kemarin, entah kenapa tiba-tiba yang jadi MC adalah Rigen. Saya nggak tahu Uus kemana, entah memang ada urusan pribadi atau karena memang ada urusan sama Aldi Taher. Yang jelas, Rigen masih tetap lucu jadi MC bareng sama Yuki Kato.


Penampilan show 5 besar kemarin dibuka oleh penampilan dari Ate.


Ate

Ate ngomongin dirinya yang dikenal sebagai komika persona bottom, karena Ate memang sering banget tiap show nilainya ada di posisi tiga terbawah. Ate malah lebih kesel sama kontestan lain yang tiap show materinya selalu disangkut pautin sama kompetisi. Ate juga nyalahin Raditya Dika yang selalu memuji komika kalau materinya dekat sama komikanya sendiri. Padahal sebenernya para peserta ini udah stres kalau ngomongin kompetisi, soalnya stok materinya udah habis.


Rio

Rio ngomongin keresahan dirinya yang nggak ada jenjang karirnya sebagai satpam. Rio juga ngiri sama Radit yang karirnya horisontal. Jadi penulis, lalu stand up comedian, sampai main film. Sedangkan satpam? Mau ditarik horisontal atau vertikal tetap saja karirnya ya, jadi satpam. haha


Misal pun karirnya ditarik vertikal, mentoknya jaga lantai dua. Ditarik horisontal jadi pindah cabang, tapi tetap satpam juga. Haha


Menurut Rio, karir di satpam paling mentok jadi komandan. Tapi ya satpam-satpam juga jatuhnya. Palingan kalau jadi komandan, priwitannya yang biasanya ada di saku kiri, cuma pindah ke kanan. Dan itu siapa yang ngeh coba? Nggak adaaa... percuma jadi komandan kalau orang nggak ada yang tahu~


Nopek

Nopek ngebahas keresahannya yang selalu diberi beban oleh netizen ‘Nopek final, Nopek Juara, Nopek dibikinin program Kompas TV,’ makanya Nopek stand up nya jadi bungkuk dan semakin membungkuk.


Nopek juga sebenernya nggak punya ekspektasi bakal sampai lima besar karena komikanya ngeri-ngeri. Justru peserta lain bawa baju banyak banget. Kayak Dafi, salah satu peserta bawanya koper, tas carrier, sampai gitar. Ternyata pulang duluan~~ tahu begitu mending bawa tas kresek aja.


Egi Haw

Egi Haw sebagai anak Bantargebang ngerasa ternyata jadi anak stand up enak banget. Soalnya Egi bisa masuk tivi, makan-makanan mahal, bahkan pernah Egi ikut kompetisi di SUCA dapat pintu WC. Alhamdulillah banget, soalnya sebelumnya WC di rumah Egi nggak ada pintunya, dan itu bikin was-was. Pernah lagi asyik-asyik di dalam WC bapaknya langsung masuk dan bilang, ‘Udah, Gi gantian, Gi.” Ya Allah~ Kelar stand Up Egi dibeliin pintu sama Gilang Dirga.


Egi juga cerita kalau dia sebenarnya masih miskin. Genteng juga masih bocor. Nah pas Egi tanya sama emaknya genteng masih bocor apa enggak, kata emaknya masih. Tapi alhamdulillah Wifi di rumah sudah dipasang. Masalahnya kenapa rumah bocor malah pasang wifi, dimana-mana kalau bocor ya gentengnya yang diganti bukan didownload~


Ali Akbar

Kata Ali waktu masih awal kompetisi suasana karantina itu masih rame. Tapi setelah lima besar jadi sepi. Ali jadi sedih udah nggak ada teman yang bule, nggak ada teman yang sumbing, bahkan udah nggak ada teman yang ‘tulus’. (fyi, Tulus nama salah satu peserta yang udah close mic).


Tapi sesedih-sedihnya Ali, lebih sedih mereka yang sudah close mic. Karena mereka pasti kecewa, dan berharap jauh. Dan biasanya kekecewaan mereka ditutupi dengan kata-kata bijak, dan mengatakan kalau kompetisi sebenarnya ada di luar.


“Brooo, kalau kau mengatakan kompetisi sesungguhnya ada di luar. Ingat~ di dalam saja kau kalah~”


 👦


Penampilan kedua babak roasting Aldi Taher saya coba ambil beberapa bit-bitnya, nih...


Ate

“Ini sesi roasting ya, jadi lu dimaki-maki gitu. Jangan nggak tahu ntar baper lagi di rumah, kok peserta SUCI pada sebel ya sama gua. Enggak.. enggak kita doang yang sebel. MAKHLUK HIDUP SELURUHNYA JUGA SEBEL!”


“Dia itu pilemnya banyak loh dulu, dan terkenal-terkenal. Gua bilang terkenal ya, bukan bagus. Terowongan Casablanca, Tiren, Leak, Pocong Versus Kuntilanak, tuh... pilemnya horor semua, bang. Makanya nggak heran kenapa dia masih gini kan sekarang. Masih ketempelan~ orang-orang pada bilang, dia ini butuh panggung, enggak... lu itu butuh diruqyah, bang.”


Rio

“Bang, lu narkoba, ya...” (Sumpah, ya... bit sependek ini bisa lucu banget dibawain sama Rio)


“Kompas nih aneh bener dah. Di SUCI sebelumnya tu orang-orang yang diroasting orang-orang yang kompeten, iya kan? SEKARANG ORANG BUTUH DUIT, ANEH KAN YA!”


“Tukang lampu juga bisa ngeroasting lu disini! Kenalin nih, ya nama gua tukang lampu, lampu gua terang emangnya karir lu? REDUP. DARRR!!”


“Tukang some depan Kompas juga bisa ngeroasting lu. Masuk ke panggung, kenalin ya, gua tukang some depan Kompas. Walaupun some gue ikan sapu-sapu, palingan laku, memang lu nggak laku-laku! DARRR!”


 Nopek

“Gimana sih Mas Aldi agar tetap konyol dan nggak punya malu seumur hidup meskipun udah berkeluarga itu gimanaaa?”


“Teman-teman saya bang tadi... Rio, Ate, berani-beraninya ngeroasting Mas Aldi.. mereka nggak tahu mereka keluar SUCI ya akan begini jugaaaa (nunjuk Aldi Taher).. bingung panggung, bingung nyari panggung.”


“Mas Aldi ini seharusnya jangan diroasting, tapi dibuat renungan diri. Cerminan diri. Karena semua akan Aldi Taher pada waktunya~”


Egi Haw

“Kalau dipikir-pikir SUCI IX ngapain ngundang diaaa? Iya kan? Dari awal SUCI IX itu rata-rata followersnya bintang tamunya itu gede-gede banget. Wika Salim, empat juta. Dinar Candy tiga koma lima juta. Aldi Taher seratuus rebu... Ya Allah. Seratus rebu, tapi nggak papa, tapi nggak papa, yang penting kan yang benci di atas empat juta.”


“Dia pernah bilang, saya akan jadi presiden Amerika Serikat. Dihujat looh. Padahal sebagai warga negara Indonesia yang baik harusnya kita dukung. Karena itu kesempatan kita melihat Amerika Serikat, hancuuuur.”


“Dia ngurus rumah tangganya saja berantakan, apalagi negaraaa~”


Ali Akbar

“Harusnya kau fokus sepakbola saja, bang. Iya pasti dia lebih hebat dari Boas. Pasti setiap pertandingan nyetak gol lebih dari satu. Orang nikahnya aja hattrick. Walaupun duanya offside.”


“Tapi di awal karir musiknya dia, dia itu pernah membintangi video klip Ada Band yang judulnya Manusia Bodoh. Gokil bang, pendalaman karakternya sampai sekarang.”


“Tapi saya nonton di apa? Youtubenya dia, diakan review mie ayam punya dia. Masa jual sendiri review sendiri kan aneh ya! Apa yang ada di otakmu, TAHEEERRR!”


 👅👅


Secara keseluruhan semua penampilan komika 5 besar ini memang pecah semua. Benar-benar sangat menghibur dan semua menunjukkan kualitasnya. Kalau dari saya pribadi, salut banget sama Ate dan Rio.


Ate ini dari awal memang beneran nggak ada yang jagoin. Bahkan saya sempat kepikiran kalau Ate ini tinggal tunggu waktunya aja buat close mic. Tapi siapa yang nyangka? Ate sekarang malah sukses melaju ke empat besar. Udah kayak TNI satuan raider aja. Cepat, Senyap, Tepat. Tahu-tahu udah di empat besar aja.


Terus ada Rio. Sama seperti Ate, saya pikir Rio ini tinggal nunggu giliran aja buat kena close mic. Soalnya penampilannya lucu banget enggak, garing banget juga enggak. Biasa banget lah pokoknya. Tapi di tiga show terakhir, gilaaaaa~ Rio bisa pecah terus! Bahkan show lima besar kemarin Rio sampai dapat nilai tertinggi.


Salah satu hal yang saya sadari juga, Rio ini komika yang paling kuat personanya. Hampir semua tema yang dikasih di SUCI IX ini Rio berhasil menghubungkan dengan keresahannya sebagai satpam, dan semakin kesini semakin lucu banget. Rio bener-bener gambaran kuda hitam yang sesungguhnya.


Selanjutnya, yang close mic di show 5 besar ini adalah Nopek. Ya... kandidat kuat juara akhirnya harus berhenti di 5 besar. Wajar saja sih, di penampilan yang pertama, Nopek memang lucu, sayang kurang gerrrr... nggak sampai bikin juri ketawa ngakak banget. Waktu penampilan edisi roasting Nopek juga sebenernya lucu banget, tapi sayang... waktu masih sisa sekitar dua belas detik Nopek udah closing duluan.


Mungkin bagi para juri memang susah buat nentuin siapa yang bakalan close mic karena semuanya lucu banget. Tapi kalau dipikir-pikir Nopek memang harus pulang karena yang lain lebih lucu.



Nopek pun melanjutkan tradisi SUCI di mana tiap season pasti ada yang lucu banget dan udah digadang-gadang bakalan jadi juara tapi akhirnya harus close mic atau gagal juara. Kayak kasusnya Kemal Palevi, Bintang Bete / Arif Brata, Sadana Agung sampai Dodit Mulyanto.

Senin, April 05, 2021

Show 6 Besar SUCI IX Kompas TV - Ngomongin Transportasi dan Bebas

April 05, 2021


SUCI IX Kompas TV udah masuk babak 6 besar. Persaingan semakin ketat, dan sepertinya udah mulai kelihatan kira-kira siapa yang bakal masuk tiga besar. Saya sendiri ikutan memprediksi sepertinya Egi Haw, Nopek dan Ali Akbar yang bakalan masuk tiga besar.


Tapi, yang namanya prediksi emang belum tentu bener-bener kejadian. Bisa saja ada salah satu komika yang tiba-tiba perform di bawah standar dan akhirnya tergeser sama komika yang lain yang sebenernya nggak pernah diunggulkan.


Seperti kejadian di SUCI IX show 6 besar kemarin. Enam komika tampil dua kali dengan durasi 3 menit dengan tema transportasi dan satunya bebas. Mungkin karena mesti tampil dua kali, ada komika yang ngerasa terbebani dan akhirnya tampil terburu-buru.


Nah.. untuk juri bintang tamu di show 6 ini adalah Keanu. Sementara juri tetapnya ada Raditya Dika, Pandji dan Abdel.


Kali ini saya akan mengulas penampilan keenam komika dan menyelipkan satu materinya yang menurut saya lucu.


GILANG

Gilang menjadi komika pertama yang tampil dengam menceritakan bapaknya yang kuli, berangkat kerja naik motor. Terus ngomongin bapaknya yang mau modif motor. Modifnya cuma tuas rem, dari warna hitam diganti kuning.


Salah satu materinya:


“Karena bapak saya ya punya motor. Yamaha. Mio. 2008. STNK atas nama mandor loh bang. BPKB digadain ibu saya ini, makanya sampai sekarang nih belum saya tebus nih. Pajaknya mati, eh ibu saya ngikut, ya kan.”


Sungguh materi yang sangat dark joke~


Bisa dibilang Gilang tampil ngeboom malam kemarin. Saya benar-benar nggak ketawa sama sekali. Bener-bener penampilan yang mengagetkan, karena minggu-minggu sebelumnya Gilang selalu pecah dengan materinya bahkan pernah dapat reward sebagai komika tnilai tertinggi di salah satu show SUCI.


EGI HAW

Egi ngomongin kesamaan profesi sama bokapnya. Egi ojek online, bokapnya ojek pangkalan. Tapi walaupun saingan, mereka santai bahkan nongkrong di tempat yang sama.


Salah satu materinya:


“Gue aja males sekarang ngojek bang, iya kan... soalnya disuruh apa? Disuruh kerja di rumah, kerja di rumah ya Allah.. kalo kerja kantoran masih enak. Kerja di rumah, ojeeeek onleeeen.... kerja di rumah gimanaaaa? Masa iya kita ngojek dalam rumah, yang ada penumpangnya bingung, ‘mas saya duduknya di jok apa di ruang tamu yaaa?’ Di kamar saya saja bu, nyalain kipas.”


NOPEK

Nopek ngomongin kebingungannya sama tema transportasi karena selama ini dirinya masih dikarantina di hotel, makanya salah satu transportasi yang paling dekat sama dia, ya... kakinya.


Salah satu materinya:


“Jadi bang, di desa saya cewek masih ngeliat cowok dari sepeda motornya bang. Seganteng-gantengnya cowok kalau motornya butut buat ndapetin cewek susah banget loh bang. Tapi kalau motornya keren buat ndapetin cewek mudah banget. Meskipun itu cowok mukanya ari-ari semua.”


ATE

Ate ngomongin transportasi itu penting banget dalam sebuah hubungan. Kayak misal Raditya Dika yang tiap pacaran naik mobil, itu kan enak. Beda sama Ate yang pacaran naik motor, banyak banget keresahannya.


Salah satu materinya:


“Maksud gua gini, lu nggak pernah naik motor dong, berarti lu nggak pernah ya merasakan pacaran di motor, panas-panasan, siang-siang kepala lu kringetan, gatel, lu nggak sadar yang lu garuk helm lu.”


ALI AKBAR

Ali Akbar, ngomongin dirinya yang selama beberapa bulan ini naik transportasi cuma mobil Kompas. Dan yang jadi masalah adalah driver KompasTV tiap minggu suka gonta-ganti terus.


Salah satu materinya:


“Cuma yang jadi masalah driver kompas ini tiap minggu ganti-ganti terus. Saya belum sempat akrab sama Pak rahmat, minggu depan sudah ganti Pak Indra. Sama Pak Indra saya belum banyak ngobrol sudah ganti Pak Tarmidzi. Maksud saya kenapa diganti terus sih? Bangun chemistry itu susah loh.”


RIO

Rio ngomongin profesi sampingannya sebagai ojek online yang punya kesamaan dengan seragamanya sebagai satpam. Yaitu sama-sama malu dengan seragamnya.


Salah satu materinya:


“Tapi yang ngeselin ya bang, gua baru tiga hari ngojek, masih malu-malunya pakai jaketnya. Mangkal di mall diusir satpam. Sakit hati loh gua bang. DIUSIR SATPAM SAKIT HATI GUA! Maksud gua, gua juga kan satpaaam gitu. SENIOR LAGI! YA KAN!”


 💋💋


Ulasan yang saya tulis di atas adalah ulasan dari penampilan yang pertama dari para komika. Niatnya mau nulis juga penampilan yang kedua tapi nanti malah jadi kepanjangan dan makan waktu juga harus nulis cuplikan materi dua belas kali. 😁


Jadi, satu penampilan di atas anggap saja buat mewakili gambaran suasana show 6 di SUCI IX kemarin. Mungkin di show selanjutnya, kalau saya tiba-tiba ada niat, bisa aja saya nulis ulasan semua penampilan komika.


Nah... kalau digabungin sama penampilan yang kedua juga, penampilan para komika semalem semuanya menghibur banget, tapi kalau diperhatiin emang udah jelas siapa yang bakalan close mic karena penampilannya standar banget sementara komika lainnya sukses bikin juri ketawa.


Ya, setelah sempat mendapatkan predikat komika dengan nilai paling tinggi di salah satu show sebelumnya dan pernah juga dapat komentar ‘no comment’ dari Raditya Dika karena materinya yang bagus banget. Gilang akhirnya harus close mic karena sempat belibet ngomongnya di penampilan kedua dan berusaha marah-marah biar terlihat lucu tapi ya.... emang gagal.


Dengan personanya sebagai anak kuli yang durhaka, semoga Gilang bisa sukses dengan karirnya di luar sana.


Senin, Maret 29, 2021

Show 7 Besar SUCI IX Kompas TV - Ngomongin Musik

Maret 29, 2021

Salah satu yang saya salut dari acara SUCI IX adalah ternyata acara ini bisa sukses meskipun digelar tanpa penonton dan hanya ada dewan juri. 


Salut banget deh sama KompasTV yang udah berani buat bikin acara seperti ini di tengah pandemi. Sekaligus berkah banget buat banyak orang penikmat Stand Up Comedy yang nggak bisa nonton tur stand up atau show dari para komika.


Show SUCI IX ini udah masuk babak 7 besar. Pada show kali ini temanya adalah musik. Juri bintang tamunya ada Nabilah Eks JKT48, Onadio ‘Killing Me Inside’ dan juga Cak Lontong yang minggu sebelumnya dua kali jadi juri utama karena Pandji berhalangan hadir. Itu artinya, di show kali ini Pandji udah bisa hadir lagi sebagai juri utama bareng Raditya Dika dan Abdel.


Kalau saya lihat komen-komen di Youtube, kehadiran Pandji sebagai juri ini memang sangat dinanti-nanti karena Pandji identik dengan juri yang paling gampang ketawa dan ketawanya juga paling kenceng, bikin rame.


Setelah bela-belain nonton dari jam sepuluh malem, karena memang udah nggak sabar ngeliat penampilan para komika di 7 besar ini. Alhamdulillah sepanjang show ini saya ketawa ngakak meskipun malem-malem karena memang lucu-lucu banget! Sumpah deh!


Berikut ini akan saya ulas penampilan para komika di show 7 kemarin. Tapi buat yang penasaran, bisa langsung saja meluncur ke channel Youtube Stand Up Kompas TV.


ALI AKBAR

Membuka penampilan dengan nge-roasting Pandji yang sempat menghilang selama dua minggu dari kursi juri. Juga membahas film Pandji Partikelir yang nggak laku dan hanya bertahan cuma dua minggu.


Salah satu materinya:


“Bang, bang... udah sih nggak usah ngerap-ngerap. Abang itu stand up aja udah, karena di Indonesia siapa yang nggak tahu gitu Pandji Pragiwaksono. Stand Up Comedian ternama. Setiap tahun selalu bikin tur dan selalu lucu, selain stand up dia juga pernah itu bikin tur rap. Dan selalu lucu.”


Ali Akbar dikomentarin sama juri materinya kurang luas, terlalu sempit karena hanya ngomongin Pandji yang mungkin banyak orang di luar sana nggak bisa nangkep lucunya di mana.


GILANG

Membahas kekesalannya sama orang yang sering bilang kalau musik bisa ngurangin stres. Padahal bagi anak kuli kayak Gilang, kalau stres nggak bisa makan, ya solusinya kerja.


Salah satu materinya:


“Apalagi muncul lagi sekarang itu yang baru, musik relaksasi ya kan. Musik penghantar tidur. INI BUAT APAAAAAA!!! Bapak saya kalau dari proyek ya langsung tidur nggak perlu penghantar gitu! Dia sudah diantarkan realita buat tidur lho!”


Penampilan Gilang pecah banget sih, saya beneran ngakak banget sama Gilang yang bisa menghubungkan tema musik sama dunia perkuliannya.


RIO DUMATUBUN

Awal-awal penampilan show kemarin, saya sempet nebak kalau Rio kayaknya bakalan close mic karena memang materinya kurang greget. Hampir krik krik banget. Apalagi pas bahas Onadio manggung sambil hapus-hapus tato. Nggak jelas banget.


Tapi semua berubah setelah itu. Berawal dari Rio yang cerita sekamar sama Nopek berasa kayak hidup di keraton, lama-lama bisa jadi abdi dalem. Seterusnya bener-bener pecah banget! Saya ngakak kenceng banget sama penampilan Rio kali ini. Padahal biasanya Rio ini menurut saya lucu banget enggak, garing banget juga enggak. Tapi kali ini beda, pecah banget materinya~


Salah satu materinya:


“Walaupun kaya gini-gini gua satpam ini punya mars satpam, bang. Ada marsnya loh. Cuma ada liriknya yang ngebebanin gue. Lagunya gini nih...


Satuan pengaman kita, menjaga keamanan. Masih aman nih...


Lirik keduanya ini bang.


Selalu siap siaga, menumpas segala kejahatan. Ya Allah~~~


*mukul paha*


Satpam suruh menumpas segala kejahatan!!! Buat jaga malam aja ada helm ilang tuduh-tuduhan loh!!!”


Penampilan kali ini Rio sukses bikin juri ketawa ngakak banget. Bahkan Pandji sampai mukul meja dan berdiri saking ngakaknya.


BEN DHANIO

“Gue dituduh punya orang dalam di KompasTV. Dituduh netizen begitu, gara-gara gue sering masuk bottom three tapi nggak keluar-keluar. Ini orang-orang yang komen gini mikir nggak sih, kalau gue punya orang dalem ngapain ikut lomba. Mending bikin acara sendiri, Kompas Xin Wen, enak! Bawain berita nggak harus lucu yang penting cina, beres!”


Ben membuka penampilannya seperti tulisan di atas. Selanjutnya Ben ngebahas pacarnya yang jadi auditor, yang suka nyari-cari kesalahan perusahaan. Profesi yang cocok banget buat cewek. Selanjutnya Ben ngebahas tentang K-Pop mulai dari jualan tampang, plastik dan lain-lain.


Penampilan Ben di show 7 kemarin memang nggak pecah sama sekali. Saya mau coba ikutan ketawa tapi nggak bisa. Paling cuma senyum meringis aja, keliatan banget Ben kayaknya memang beneran udah pasrah sih. Sudah mulai frustasi mikir cari materi.


NOPEK

Nopek membahas keresahan tentang sulitnya jadi komika SUCI IX yang harus bikin materi yang ‘dekat’ dengan dirinya oleh Raditya Dika. Padahal kalau di SUCI-SUCI sebelumnya komika bebas bikin materi yang absurd-absurd, kayak Rigen yang ngebahas Meggy Z jadi Dragon Ball Z. Terus Indra Jegel liburan ke Mars.


Salah satu materinya:


“Saya juga pengen bang stand up disini masuk panggung, weeeh temanya musik. Saya pernah kesurupan angklung. Tapi saya takuuuuttt.... kalau dikomen Bang Radit, terlalu nyari-nyari, masa ada orang jalannya kluntang klung kluntang klung. TAKUT SAYA BAAAANG!!”


ATE

Ate ngomongin dirinya yang ngga bisa jauh dari musik karena Ate memang sering kerja jadi MC. Yang sering disalahin sama penonton karena MCnya biasanya kebanyakan ngomong.


Salah satu materinya:


“Paling berat tuh jadi MC tuh ketika penonton rusuh. Adduuh... Ya Allah itu tugas MC jadi nambah tuh. Nenangin penonton. Wiih.. kadang-kadang kalau udah lemparan botol sampai panggung itu botol bang. Jadi MC konser itu selain harus pinter ngomong pinter ngeles juga tuh.”


Penampilan Ate biasa saja sih, nggak terlalu lucu tapi juga nggak garing-garing banget. Pada penampilan sebelumnya Ate juga tampilnya sering standar gini. Jadi, semakin kesini Ate harus bener-bener berusaha bikin materi yang 'No debat' dari Cing Abdel biar bisa terus bertahan. Soalnya komika lain bener-bener keren juga penampilannya.


EGI HAW

Egi Haw tampil ngomongin salah satu musisi favoritnya yang dijuluki Lord Of Music. Ya... Aldi Taher. Mulai dari Aldi Taher yang bikin lagu macem-macem mulai dari Nissa Sabyan, Brother Kesang, Dedy Corbuzier. Hebatnya, nadanya semua sama. hahaha


Salah satu materinya:


“Tapi banyak yang nyerang Aldi Taher, bang. Bener gua. Gua sedih gitu. Banyak yang nyerang Aldi Taher ada yang bilang, waaah.. lagunya jelek, lagunya nggak enak, liriknya gampang semua orang juga bisa bikin. HEEIII!! Semua orang memang bisa bikin tapi yang berani upload cuma Aldi Taheer~~”


Egi ngelanjutin dengan persepsi negatif orang sama anak reggae yang katanya suka narkoba. Padahal menurut survei, Cuma dua puluh persen anak reggae yang narkoba. Sisanya delapan puluh persen belum disurvey. 😂


♯♯♯


Hadirnya Pandji sebagai juri utama kembali membawa berkah bagi para komika dan penonton lainnya. Tentu saja karena Pandji salah satu juri yang paling mudah ketawa dan paling kenceng ketawanya. Suasana jadi kelihatan lebih hidup.


Setelah semua komika tampil, saya udah bisa nebak sih siapa yang bakalan close mic. Soalnya memang kelihatan banget paling ‘beda’ sama komika lainnya yang rata-rata bisa bikin ketawa ngakak.



Ada empat komika yang dipanggil karena mendapat nilai paling sedikit dibanding komika lainnya. Ali Akbar, Ben Dhanio, Ate dan Nopek.


Ya... setelah berkali-kali masuk bottom three dan selamat terus sampai dikira punya orang dalem. Show 7 kali ini Ben Dhanio nggak bisa selamat dan akhirnya harus Close Mic.


About Us

DiaryTeacher Keder

Blog personal Edot Herjunot yang menceritakan keresahannya sebagai guru SD. Mulai dari cerita ajaib, absurd sampai yang biasa-biasa saja. Sesekali juga suka nulis hal yang nggak penting.




Labels

Random

randomposts