Panduan Memilih Gorengan Berkualitas

Tetangga kos gue suka makan gorengan, kucing peliharaan tetangga kos gue suka makan gorengan, mahasiswa tingkat akhir yang lagi galau skripsi juga suka makan gorengan. Hampir semua lapisan masyarakat suka gorengan. Bahkan penjual gorengan di deket kos gue pun juga suka gorengan.

 


Gue ini tipe cowok sederhana yang gak bisa makan nasi rames tanpa gorengan. Kadang sepulang kuliah, kalo gue beli nasi rames dan ternyata gorengannya habis gue lebih memilih buat meng-cancel nasi rames pesenan gue dan nyari warung lain. Semua itu gue lakukan demi kenikmatan makan rames ditemani gorengan.

Semasa gue kuliah, gue bahkan sampai pilih-pilih warung makan hanya karena pertimbangan seberapa berkualitas gorengan yang disajikan di warungnya. Pilihan gue untuk setia pada salah satu warung biasanya kalo kriteria gorengannya memenuhi standar ketuntasan minimal yang gue tetapkan. Gue suka gorengan yang renyah, gorengan yang kriuk, dan... gorengan yang ukurannya gede. Yang terakhir gue sebutin itu yang paling penting.

Gue sendiri yakin, di dunia yang fana ini banyak sekali makhluk penikmat gorengan. Entah itu penikmat gorengan bakwan, gorengan tempe atau gorengan sisa kemarin, biasanya yang beginian sih kerjaan anak kos. Mereka semua menyukainya, biasanya ada yang suka dimakan panas-panas, dimakan pake cabe, dimakan sambil dicocol sambel sampai yang suka dimakan bulat-bulat, padahal gorengannya bentuknya kotak.

Pada kesempatan kali ini, gue sebagai lelaki penikmat gorengan akan membagi tips kepada kalian agar kalian bisa lebih memaksimalkan potensi kenikmatan maksimal saat makan gorengan. Perhatikan, untuk bisa menikmati gorengan lebih syahdu lagi. Kalian harus memperhatikan kualitas gorengan yang kalian miliki, yang kalian pilih, yang kalian genggam dan yang kalian yakini. 

Oke, mungkin kedengarannya gue terlalu membahas sesuatu yang gak penting. 

Bagi kalian, gorengan mungkin hanya terlihat sederhana sekali. Tapi jika kalian jeli, kalian akan menemukan sejuta kelezatan dalam setiap gorengan yang kalian genggam. Tolong, percaya sama gue.. walaupun kapasitas gue masih meragukan karena gue termasuk lelaki yang belum teruji secara klinis di ITB dan IPB. Tapi sekali lagi, gue adalah lelaki penikmat gorengan.

Sekarang, silakan simak baik-baik apa yang akan gue sampaikan untuk memilih gorengan yang berkualitas.

1. Pilih yang kadar minyaknya enggak terlalu tinggi

Dalam situasi tertentu, biasanya kalian melihat tumpukan gorengan yang begitu tinggi. Hal ini bisa terjadi jika kalian membeli gorengan pada orang yang memang benar-benar khusus menjual gorengan. Dalam keadaan seperti ini jangan sampai kalian dibuat limbung. Jangan patah semangat untuk berjuang mendapatkan gorengan yang berkualitas.

Dari sekian banyak gorengan, cobalah kalian amati baik-baik satu per sattu gorengannya. Pilih yang bentuknya agak pucat, karena itu artinya gorengan tersebut tidak mengandung minyak yang tinggi. Gue rasa semua tahu kalo kadar minyak yang tinggi itu gak baik buat kesehatan. Muka lo aja udah berminyak broh, masih mau ditambahin makan gorengan yang berminyak? Dasar dekil! Najis ih..

Maka dari itu, saran gue sih usahakan jangan pilih gorengan yang minyaknya kelihatan menantang. Intinya inget muka lah.


2. Pilih yang ukurannya paling gede
Hal ini enggak perlu gue jelasin panjang lebar. Karena hanya dengan naluri, tangan kita akan bergerak dengan sendirinya mencari gorengan yang ukurannya paling gede. Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena tidak semua gorengan memiliki ukuran yang sama, padahal kita semua tahu harga gorengannya sama. Ini memang diskriminasi, tapi sangat jarang gue liat ada orang protes masalah ukuran gorengan pada penjualnya. Harga diri..

Jadi solusinya sederhana, gunakan kelincahan dan ketajaman mata kalian untuk mencari gorengan dengan ukuran meyakinkan di tengah hiruk pikuk gorengan lainnya. Bagi orang yang polos, mungkin masih ada sedikit pertanyaan yang mengganjal di hati kecilnya. Kenapa sih kita harus memilih gorengan yang ukurannya gede? Karena semakin gede biasanya kita semakin puas. Gak cowok, gak cewek. Sama aja...


3. Timbang gorengannya
Hal ini perlu kita lakukan di saat-saat kita mengalami keraguan dalam memilih gorengan. Ya, jangan salah.. memilih gorengan kadang bisa saja dihinggapi rasa ragu. Hal ini biasanya terjadi pada anak sekolah dan anak kuliah saat di kantin.

Waktu istirahat, biasanya hasrat untuk menikmati gorengan begitu menggelora. Ditambah saat melihat tumpukan gorengan yang sudah melambai-lambai pengen dibelai.

Kalian memilih dengan mengandalkan ketajaman mata, kalian mengambil gorengan yang kalian anggap paling gede ukurannya. Tapi ketika hendak membayar, kalian melihat ada gorengan yang sepertinya ukurannya lebih gede lagi dari yang dimiliki kalian. Kalian mulai rague dengan pilihan kalian.

Sebelum resmi membayar, akhirnya kalian mengambil dan mengamatinya dengan seksama, membandingkan gorengan yang kalian pegang dengan gorengan yang kalian lihat lebih gede.

Pada saat-saat seperti inilah, cara menimbang gorengan diperlukan. Lah terus gimana caranya? Mau pake apa nimbangnya? Gampang... itu sangat-sangat simpel. Coba gunakanlah kedua tangan kalian sendiri.

Letakkan gorengan yang kalian pilih di tangan kanan, kemudian letakkan gorengan yang kalian anggap lebih gede di tangan kiri. Posisi tangan kanan dan tangan kiri harus sejajar. Kemudian, pejamkan mata kalian, kosongkan pikiran dan cobalah untuk merasakan feel dari kedua gorengan tersebut.

Kalo yang ada di hati kalian murni tentang gorengan, maka perlahan tapi pasti salah satu tangan kalian akan berat sebelah. Bukalah mata, tangan yang posisinya lebih rendah dari yang satunya itu berarti ukuran gorengannya lebih gede.

4. Pilih yang enggak gosong
Sebesar apapun gorengan yang ada di tanganmu, seindah apapun bentuk gorengan yang menarik perhatianmu. Semua gak akan ada artinya kalau gorengan itu gosong.

Gorengan gosong, selain penampilannya yang enggak banget, juga tentunya akan mempengaruhi cita rasa dalam setiap gigitan yang kalian kehendaki hingga terlalu sulit untuk kalian resapi kenikmatannya (ini bahasa gue maksudnya apaan sih).

Walaupun sebenernya tergantung selera, tapi alangkah baiknya hindari gorengan gosong. Mungkin, kalo kalian menganalogikan gorengan sama seperti orang-orang berkulit gosong yang justru disukai bule karena terlihat eksotis. Maka, kalian telah tersesat terlalu jauh. Segeralah berwudhu dan bertobat. Lagipula gorengan enggak punya yang namanya tetek, beda sama orang berkulit gosong. Tolong pahami baik-baik.

Gorengan gosong, berbeda dengan kulit gosong. Kalian tidak akan bisa menjemur gorengan di pantai untuk menggosongkan gorengan. Jadi, lupakan pemikiran-pemikiran kalian yang terlalu bermain dengan logika dan berharap gorengan yang gosong menambah penampilan menjadi lebih eksotis. Yang gue tau, gorengan gosong rasanya enggak enak, serius. Jadi, jauhi... 



5. Pilih sesuai hati nurani
Poin terakhir ini adalah poin yang dapat membuat poin-poin di atas bisa kapan saja dieliminasi dan digugurkan dengan sendirinya.

Mungkin ini bisa dikatakan yang namanya kesucian cinta. Tak pernah terpengaruh oleh keadaan dan penampilan. Yah, meskipun bentuk kecintaan itu diungkapkan kepada sepotong gorengan.

Seperti lagu yang liriknya begini:

Separuh nafasku... kuhembuskan untuk gorengan, biar rinduku sampai kepada gorengan itu.. u~ u~ u~

Kamu segalanya tak terpisah oleh waktu // biarkan bumi menolak ku tetap cinta gorengan // biar mamahku tak suka, papahku juga melarang // walau dunia menolak ku tak takut // tetap kukatakan ku cinta gorengan~


judika


Judika : Mama Papa Larang Gorengan


Tolong maklumin kalo liriknya agak maksa.

Setidaknya begitulah hikmah yang bisa diambil dari lirik lagu tersebut, kalian yang memang sudah sangat mencintai gorengan dalam keadaan apapun, seperti apapun, harus selalu mempertahankan prinsip walaupun mama papa melarang makan gorengan.

Dan juga kalian mesti sadar satu hal, bahwa di dunia ini enggak ada gorengan yang sempurna. Yang terpenting bagi kalian adalah, bagaimana cara kalian menikmati gorengan tersebut dengan cara yang sempurna. Caranya sederhana.. *nunjuk hati* *uhuk*

Yap, kalo kalian suka gorengan ya suka aja. Gak usah pilih-pilih, toh akhirnya bakalan habis juga kalo dimakan. Toh, akhirnya bakalan enggak berasa juga kalo udah diminumin air putih, apalagi marimas jeruk nipis. 

Jadi walaupun gorengannya berminyak, enggak gede-gede amat, gosong. Ya udah... kalo bukan kita yang bisa menerima keadaan gorengan seperti itu dengan hati nurani, siapa lagi yang mau?

Renungkan...

Demikian hal-hal yang bisa gue sampaikan tentang gorengan. Apa yang gue tulis sifatnya hanya untuk membantu. Gue enggak minta bayaran buat nulis ini, gue hanya pengen para penikmat gorengan tahu ada hal istimewa yang tersimpan dalam setiap lapisan gorengan.

Oh iya, hal-hal yang gue sebutin di atas gak akan ada artinya kalo ternyata pas beli gorengan malah diambilin sama penjualnya, kalian enggak punya kesempatan untuk memilih. Yah... terima nasib aja.

Posting Komentar

58 Komentar

  1. Sadis. Cuma gara-gara gorengan bisa dijadiin ide. Saya juga baru ngeh waktu beli emang tahu ada gorengan yang kecil dan besar, tapi gak pernah sama sekali komplen. Emang bener kelincahan tangan dan mata harus padu biar bisa dapat gorengan yang gede. Ini bener banget.

    Ada judikanua juga, kamu sempat nanya gak kalo judika suka gorengan apa gak? Terus yang berminyak apa gak? Tolong dijawab

    Ada jokes iklannya juga, cerdas. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah elo bisa aja..
      kadang dalam kehidupan yang fana saat berhdapan dengan gorengan kita juga perlu teliti

      gue udah bbm judika tapi cuma di R aja bay, sakit.

      aaah kamuuu~

      Hapus
  2. Waaah ini tipsnya berguna banget buat orang orang polos yang belum pernah makan gorengan!
    kayaknya sebelum aku baca tulisan ini aku udah tau semuanya dotz. mungkin naluri kali ya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh gitu ya Kuh, mungkin di sudut kecil hati kamu.. naluri enggak mau rugi sering memberontak. oke deh.. fine!

      Hapus
    2. wakakakakakk,.
      yang nulis pdo koyo gorengan gosong,. pisss dotz,.

      Hapus
  3. Sebesar apapun bentuknya, sedalam apapun cinta judika pada gorengan, yang ku tau hanyalah satu, bahwa kamu harus bayar. Jangan pura-pura ngerayu penjualnya, itu tidak akan berguna. Percuma.

    Puisi untuk gorengan:

    Gorengan oh gorengan
    rupamu sungguh menggoda
    Kaulah sang penawar dikala perut lapar.
    Terima kasih atas jasa-jasamu.


    BalasHapus
    Balasan
    1. anjrit. yang ini bener banget...
      memang endingnya harus bayar ROb.
      okeh..

      hahaha jasa2mu
      lu kira gorengan itu sultan hasanuddin?

      Hapus
  4. Hahaha parah. Jasa gorengan sendiri dikalangan teman-temanku udah nggak keitung. Beberapa teman bahkan sudah mengangkat derajat gorengan sebagai makanan pokok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah.. gorengan adalah pahlawan tanpa tanda jasa

      Hapus
  5. gorengan gorengan epeliwell ~
    oiyo, nah kalo pisang goreng yang di buat makan sama nasi rames enak dong bang, manis2 kadang pedes :v
    sebagian dari anak kos berasumsi bahwa GORENGAN adalah makan pokok sehari-hari, true?

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue belum pernah coba -_-
      ya! itu true banget!

      Hapus
  6. Gorengan. Kecil tapi bermakna. seiring dengan krisis ekonomi di Indonesia, sekarang banyak sekali masyarakat kalangan bawah tidak bisa menikmati gorengan karena harganya sudah terlampau tinggi. hal itu membuat penjual gorengan banyak yang gulung tikar dan ganti jadi jualan mie instan.. *yaelah ini apa sih..??

    Oke. Gorengan itu kadang juga perlu ditimbang, tapi kalo menimbang dengan tangan, mungkin itu gak bisa mendapatkan hasil yang maksimal. jadi kalo mau beli gorengan, bawa aja timbangan di toko, biar mendaptkan hasil yang akurat. tapi giliran mau bayar, kelupaan kalo gak bawa uang dan gorengannya udah terkontaminasi dengan karat di timbangannya dan gak jadi beli. hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. elu lagi bikin cerita misteri ya?

      oh gitu ya? kenapa elu jadi ribet sendiri ya cuma mau beli gorengan aja?

      Hapus
  7. Itu segala gorengan pake ditimbang-timbang -__-
    Dan, kata temen gue, yang terpenting cari yang agak lemes. Biasanya kalo terlalu kaku ciri digoreng pake plastik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, gue juga udah pernah sih ngebahas gorengan yang berbahan plastik. emang syerem~

      Hapus
  8. Pak Edotz emang keren... dari gorengan aja. Iyaa... gorengan. Bisa jadi tulisan yang panjang, lebar. Dan gorengan yang gak banyak dosa pun dibahas menjadi sesuatu yang rumit dan njelimet.... :D

    Tapi memang sih, omong-omong tentang gorengan, banyak pedagang-pedagang gorengan yang menjual gorengan yang gak sehat, sebagai konsumen kita harus pandai... dan tips-tips diatas bisa jadi sangat bermanfaat :D :D :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah semua makan gorengan, jadi feelnya dapet kalo nulis yang udah deket dengan hidup kita.

      iyap, tips gaul emang yang gue tulis haha

      Hapus
  9. Gue enggak tau lo udah berapa lama mendedikasikan hidup lo untuk nulis postingan ini. Yang jelas lo jenius, lo bisa tau gorengan lebih dari lo tau berapa lama rambut lo bertahan dari kebotakan.

    Melihat dari banyaknya penggila gorengan, gue jadi tau satu hal. Bahwa gorengan, bisa dijadikan mata pelajaran untuk sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Agar rakyat Indonesia enggak salah pilih gorengan. Lo udah jadi agent of change. Lo udah jadi pelopor perubahan Indonesia menuju gorengan yang lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue hidup belum lama di dunia ini Hud. anjrit kenapa ujung2nya sampai ke botak :D

      bener! mata kuliah pengambilan gorengan emang penting untuk keberlangsungan umat manusia!

      Hapus
  10. entah ini postingan ngehek atau pinter, segala beli gorengan mesti diitung kadar minyaknya. haha kalo ane sih kalo bisa beli gorengan yang bisa beli litetan bang. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha litetan itu bentuknya gimana bang -___-

      Hapus
  11. Hahahaha. kampret parah itu yang point ketiga. :))
    Salut sama bang edotz. Itu adalah ide yang brilian banget. bisa sampai mikirin hal yang dipandang remeh oleh orang-orang sekitar. Terimakasih telah memberitahu caramenimbang suatu gorengan yang fleksibel. Begitu juga saya menjadi terharu karena caranya sangat dramatis abiezzzzz.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, namanya juga kehidupan...
      kamu gak usah berterima kasih, lanjutkan hidupmu nak...
      jangan menyerah..

      Hapus
  12. hahahaha inspirasinya emang gokil. hanya dari sebuah gorengan :D
    Rumah Dijual

    BalasHapus
  13. Entah kenapa gorengan selalu jadi menu utama para anak kos diseluruh penjuru nusantara :D

    BalasHapus
  14. gorengan di sini maksud lo kayak pisang goreng, singkong goreng dll gitu kan? Anjis dimakan pake nasi rames apa rasanya :v

    jngan terlalu sering makan gorengan, selain bahaya kolestrol karena minyaknya gak ganti2, bisa jadi mas-mas penjualnya naksir sama elo, dot..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya semacam itu, tapi kalo buat lauk nasi rames ya pakenya gorengan tempe Yog :D

      kalo masnya ganteng dan gorengannya enak gue mau dipacarin kok..

      Hapus
  15. postingannya bikin ngakak sih kak=))
    niat banget ya sampe sedetail itu ngasih tipsnya. tapi keren keren. tips pertama itu emang agak rese juga pake ngatain pembaca segala. *untung nggak ngerasa*

    by the way, kenapa gambar ilustrasi pertama harus gorengan bentuk love sih? =)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya dalam melakukan sesuatu sekecil apapun emang harus niat banget...

      kan bukti cinta, jadi harus nyari gorengan bentuk love ..

      Hapus
  16. Bang Edotz keren banget bisa-bisanya kepikiran buat postingan kaya gini -_-
    bener loh bang, aku jg sering milih2 warung untuk beli gorengan, dan kriterianya sama, renyah, kriuk, dan gede, ditambah harganya murah itu yg terpenting kaum anak kost. dan berbicara tentang hubungan gorengan dengan nasi rames itu emang bener, nasi rames tanpa gorengan itu kaya punya BB tapi ga dipaketin, hampa! tapi ada juga temen yg makan rames pake pisang goreng gara2 dia ga liat2 asal nyomot aja dari kresek yg gue bawa -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini juga agak2 maksa sih sebenernya. tuh kan bener... gorengan emang true story banget, mahasiswa pasti merasakan hal yang sama juga.

      Hapus
  17. Huahaha kalo ada mata kuliah "dasar-dasar gorengan" kamu udad dapat nilai A+ , do! :-p

    Aku juga malas bli gorengan yg bnyk minyaknya, tp sygnya mendoan slalu over minyak -__- dan sbel juga ma gorengan yg gosong dan keras (gak kriuk2).

    Ada 1 tips lagi, pilih warung gorengan yg bisa milih sendiri!
    Coz ada juga yg gk bs milih alias diambilin ma penjualnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin gue yang jadi dosennya buat mata kuliah yang satu ini.

      gorengan selalu punya kelemahan . kita harus bisa menerim,a kelemahan itu

      emang bener. itu wajib

      Hapus
  18. bang eots,.. tips memilih gorengannya mantap banget nih..
    apalagi soal yang banyaknya, itu ngga benget untuk orang yang berjerawat.. ...dilarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, hubungannya sama jerawat.. oke deh, sip

      Hapus
  19. widihhh, pencinta gorengan ternyata, no wonder ya mukanya kayak samarinda, nangka dikasih tepung terus digorenggg...-.-

    klo di jakarta ada lagi, jangan pilih yg kriuk kriuk dan keringgg juga keliatan slim juga cantikkk..soalnya disini rawan dikasihplastik dicampurrr minyak. khan iyuuuhhh...mau makan plastik emang???
    makanya gue membatasi diri gue buat konsumsi gorengan di sini. orngnya byk yg susah dipercaya Dotz!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gorengan bisa dikatakan separuh hidup gue, tsah..

      iya, gorengan plsatik gue juga pernah ngebacanya tuh ..
      ngerasain juga pernah, nulis di postingan juga pernah

      Hapus
  20. Perlu belajar dari blog ini deh , dari sesuatu yang kecil bisa di buat artikel yang menarik . waaahhh Melt :3

    BalasHapus
  21. aaaihhhh mentang2 penyuka gorengan tapi gak gitu juga kali Dotz tipsnya, masa iya gorengannya harus ditimbang dulu? yg ada tar keburu disamber sama pembeli lain lo malah gak dapat apa2 hahahaha
    tapi jangan terlalu banyak makan gorengan juga akh, ntar kolesterol hiiiiii
    tapi kan kamu suka banget ya, sampai bisa mengurungkan niat makan nasi rames kalo ga ada gorengannya ckckckckc hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ditimbang kan ada di genggaman MEi, kayaknya aman gorengannya hehe

      iya, gorengan kadang bisa lebih nikmat dari telor dadar.
      true

      Hapus
  22. Hahahaha bang edotz lo jenius banget, sampe mikirin buat nulis soal gorengan. So sweet banget sih, gorengan sepertinya punya tempat yang indah di hati lo ya bang >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. gorengan selalu punya tempat tersendiri di sini *nunjuk hati*

      Hapus
  23. hahaha gorengan kalau disini gak bisa kita milih-milih sendiri dotz, jadi udah diambilin... yah walaupun gue agak gak rela. tapi yaudahlah daripada gue gak makan gorengan. namanya jga anak kosan hahaha

    BalasHapus
  24. gua baca yang paling atas dot mirip kaya ibu ibu yang suka mandu acara masakan di dindosiar gua lupa siapa .

    tapi dot gue sama kaya lu bedanya wa milih harga bukan kualitas :v

    BalasHapus
  25. tukang gorengan tau ajah nih, gorengan mana yang pantas dan tepat untuk dipilih sebelum sampai ke mulut dan nyampe perut. biasa jualan dimana bang?? du ribu bang.. pake cabe... cabe cabean -,-

    menurut gue nih bang, gorengan lepek itu gak kalah enak dari gorengan kriuk. apalgi kalo udh malem2 gak ada lauk, mau makan pake nasi ama gorengan doang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha bangsat lu Pik! :D

      iya, gorengan adalah penyambung sendi2 kehidupan

      Hapus
  26. Wah, pengalaman ya, Dotz? Hahaha. Iya benar. Kita mesti hati hati milih gorengan. Bukan apa apa. Sekarang ini sudah banyak beredar gorengan yang demi alasan biar renyah suka ditambahin plastik pas manasin minyaknya pertama kali. Atau enggak, biasanya mereka netesin lilin di miyaknya. Serem kan?

    Kalau saya mah, lebih baik buat sendiri di rumah. Selain hemat, kita bisa menentukan sendiri besar kecilnya. Jadinya puas^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo gak pengalaman gue gak bisa nulis seeksplosif ini..
      iya emang gorengan banyak yang terbuiat dari plastik dicampuri

      yah buat sendiri aja deh, -_-

      Hapus
  27. gue pernah nimbang gorengan dengan cara memejamkan mata, mengosongkan pikiran. tapi hasilnya sangat tidak memuaskan, yang ada malah gue kentut dan meracuni seluruh gorengan yang ada ditempat. untung ajah kentut gue semacam silent killer jadi gak ada yang denger, gue langsung ngibrit pulang. hhehee

    BalasHapus
  28. Memang gorengan everywhere bang.
    Dalam 1 deretan jalan aja ada bermacam-macam penjual gorengan. Udah kayak indom*ret gitu.

    Tapi iya sensasi gorengan jauh lebih nikmat.
    Dimakan pake cabe rawit, waaaah banget.

    Aku penasaran deh, di luar negeri, Amerika gitu, ada gak ya mamang gorengan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes, gorengan telah menginvasi bumi..

      gorengan is delicious emang

      coba ke amerika aja ntar gue kabarin

      Hapus
  29. Apapun gorengannya. Minumnya teh botol sosro coy...

    BalasHapus
  30. lo kayaknya lupa nulis, kantong plastiknya yang bening biar orang-orang tau kalo lo baru beli gorengan..wakakak
    CATATAN PENDEK BLAZER HITAM

    CERITA MOBIL DATSUN

    BalasHapus
  31. Wkwkkw , isi ceritanya sudah faham saya , udah khatam malah . bdw cara penyajian ceritanya asik wkwkw . gara" buka cerita sblumnya , keterusan :v .

    BalasHapus