Novel Mayit - Gara-Gara Mantan, jadi Dihantui Mayat Hangus Setiap Hari

Waktu pertama kali lihat judul buku ini dan baca blurb-nya, saya langsung penasaran sama isi bukunya. Ditambah dengan nama penulisnya, Margaluwih. Kelihatan jawa banget. Sepertinya buku ini bakalan nyeritain horor di tanah jawa dengan nuansa kelam. Seperti buku-bukunya Simpleman yang bercerita tentang kisah mistis di daerah jawa.

Judul buku ini menggunakan bahasa jawa, Mayit. Yang kalau dalam bahasa Indonesia artinya mayat. Margaluwih, Mayit. Bener-bener kelihatan njowo banget. Nggak butuh kunjungan kedua kalinya ke gramedia untuk meminang buku ini, saat itu juga saya langsung membawa buku Mayit ini ke kasir bareng dengan Boneka Sandya karya Eve Shi yang sebelumnya sudah saya review.

IDENTITAS BUKU:

Genre: Misteri, horor
Pengarang: Margaluwih
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Bahasa: Indonesia
Halaman: 196
Tahun terbit: 2019
Dimensi: 130 x 190 mm


BLURB:

Awalnya aku mengambil sekantung plastik barang bukti, diam-diam aku mencurinya dari ruang autopsi. Sejak itulah ada yang berubah dalam hidupku. Ada yang datang padaku, lalu pergi begitu saja.
Apa yang dia mau, aku tak pernah tahu. Begitulah konsekuensi mencuri dari yang mati, aku dan dia adalah satu.


💬💬

Buku ini bercerita tentang Keoni yang bekerja di kantor surat kabar lokal, ayahnya seorang dokter forensik yang kerjaannya setiap hari tentu saja mengurus mayat-mayat. Kalau kerjaannya tiap hari sembahyang mengaji, berarti Keoni ini anaknya Si Doel Anak Betawi. Ibu Keoni udah meninggal, jadi Keoni sekarang hanya tinggal berdua sama ayahnya. Mereka berdua saling menyayangi dan saling support sebagai ayah dan anak.

Keoni punya mantan bernama Sebastian. Kerja di tempat yang sama tapi di divisi yang berbeda. Karena suatu hal, mereka berdua harus mengakhiri hubungannya.

Suatu hari, rumah sakit tempat ayah Keoni kerja digegerkan karena kedatangan tiga mayat dengan kondisi mengenaskan. Sekujur tubuhnya gosong, makanya ayah Keoni harus bekerja ekstra karena diminta pihak kepolisian untuk berusaha mengungkap siapa identitas mayat ini.

Waktu keadaan lagi sibuk dan riweuh seperti ini, Keoni mendapat ajakan ketemuan dari mantannya, Sebastian. Singkatnya, mereka ketemuan di kafe. Sebastian bukan mau ngajak balikan, tapi mau minta tolong. Buat apa? Buat menelusuri lebih jauh tentang kondisi mayat gosong yang baru saja diantarkan ke rumah sakit.

Alasannya, informasi mayat ini harus segera Sebastian dapatkan agar pekerjannya tidak tamat. Keoni yang merasa kasihan akhirnya berjanji untuk membantu Sebastian mencari informasi tentang mayat yang hangus itu. Dengan nekatnya, sambil nunggu ayahnya selesai beres-beres pulang di rumah sakit, Keoni menyusup masuk ke kamar mayat sendirian, malam-malam, hanya untuk mengambil gambar mayat-mayat yang hangus tersebut.

Iya, demi mantan. Keoni bisa seniat itu.

Khawatir bakalan ketahuan sama ayahnya, Keoni akhirnya buru-buru keluar saat ayahnya udah manggil-manggil. Keoni lalu menemui ayahnya seolah tidak terjadi apa-apa.

Sesampainya di rumah, Keoni sempat panik karena pin kantor yang menempel di bajunya hilang. Keoni khawatir pin itu ketinggalan di kamar mayat tadi dan mau nggak mau mau besoknya Keoni harus balik lagi ke kamar mayat. Tapi sebelum itu, Keoni sadar ada bungkusan plastik hitam yang nggak sengaja terbawa. Setelah dibuka, ternyata itu adalah kumpulan barang-barang dari mayat yang gosong tadi.

Teror pertama dimulai ketika Keoni pergi ke dapur untuk ambil minum dan melihat penampakan dari luar jendela seolah terbakar dan penampakan itu lalu berteriak, Keoni jadi terpental dan tahu-tahu dibangunkan sama ayahnya karena tidur di dapur.

Cerita selanjutnya adalah Keoni terus-terusan dihantui sama mayat gosong tadi. Keoni sering tiba-tiba terlempar ke dalam kejadian yang dialami oleh mayat tadi. Kejadian ketika mayat tadi mau dibunuh oleh seseorang, percakapan mayat tadi di saat-saat terakhirnya dengan pembunuh. Ya... tentu saja kejadiannya nggak langsung sampai selesai, tapi sepotong demi sepotong. Biasanya setelah kesadarannya kembali, Keoni akan muntah abu dari tenggorokannya.

Lihat, kan? Gara-gara sok-sokan mau bantuin mantan akhirnya malah susah sendiri.

Sementara itu Keoni dan mantannya, Sebastian, jadi sering berkomunikasi karena keganjilan ini. Keoni jadi tahu kalau mayat ini namanya Sukma, lalu Keoni dan Sebastian sampai pergi ke tempat kejadian perkara seperti yang ada dalam mimpinya.

Gara-gara ketempelan arwah ini hari-hari Keoni jadi nggak karuan, kadang makannya jadi banyak banget, kadang tiba-tiba pusing, kadang inget sama kebaikan mantan. Galauuuu....

Pada akhirnya, siapakah pelaku pembunuhan mayat sadis tadi? Kenapa arwah mayat ini jadi menghantui Keoni terus? Keoni sama Sebastian jadinya gimana, nih? Ya tentu saja kalian bisa baca sendiri di buku Mayit ini.

Jujur aja sih, novel ini jauh dari ekspektasi saya. Dengan judul yang menggunakan bahasa jawa, saya kira ceritanya bakalan njawa banget. Tapi kenyatannya, duuuh... malah jadi nge-pop banget. Bahkan nama karakternya pun jauh banget dari kesan jawa. Keoni dan Sebastian. Kenapa nggak mayat aja judulnya? Soalnya emang nggak ada yang menghubungkan kata ‘mayit’ dengan jalan ceritanya. Kata ‘mayit’ nggak pernah disinggung sama sekali. Kalau ‘mayat’, baru sering.

Dialog di buku ini juga masih terkesan kaku, menurut saya terlalu formal. Walaupun secara penulisan rapi, tapi rasanya kurang natural aja. Proses Keoni sampai bisa mengungkap misteri di balik mayat yang gosong ini juga terlalu bertele-tele dan sayangnya ada nggak masuk logika.

Walaupun begitu, saya suka dengan hubungan antara Keoni dan ayahnya yang selalu saling support. Meski masing-masing sibuk dengan pekerjaannya dan lelah dengan masalah yang sedang dihadapi, tapi mereka berdua nggak pernah berhenti buat saling dukung dan saling perhatian.

Selanjutnya saya akan memberikan spoiler yang nggak masuk logikanya. Buat kalian yang kepikiran suatu saat pengen baca novel ini, berarti nggak usah ngintip paragraf di bawah ini.

Kejanggalan dalam cerita ini adalah...

TULISAN WARNA BIRU HATI-HATI SPOILER YA~

Pertama, Keoni yang lagi rebahan di kamar, tiba-tiba kehilangan kesadaran lagi dan ‘seperti biasa’, masuk ke dalam potongan kisah si mayat di detik-detik pembunuhannya. Lalu, tiba-tiba Keoni sadar lagi dan ternyata ada di dalam rak jenazah milik Sukma (si mayat hangus) di kamar mayat. Ya, ini terlalu maksa sih, masa iya bisa tahu-tahu pindah gitu aja. Kalau misal tidur di masjid belum cuci kaki,besoknya dipindah sama jin di dalam bedug masjid sih baru saya percaya.

Kedua, waktu Baskara, pacarnya Sukma ini udah ketangkep polisii, tiba-tiba Baskara ngeliat wajah Keoni jadi kayak Sukma. Karena ketakutan, tiba-tiba Baskara bisa ngerebut pisaunya polisi terus maju mau nusuk Keoni. Tentu saja, udah ketebak siapa yang bakal nyelametin Keoni. Iya, Sebastian menghalangi Baskara dan merelakan dirinya tertusuk.

Nah, yang nggak masuk logika adalah masa sih tersangka pembunuhan sadis kayak Baskara ini pengamanannya seadanya, tangan nggak diborgol atau diikat. Aneh juga polisi bisa sampai lengah dan pistolnya keambil.



Btw, buku ini masih layak buat dinikmati, sih. Meskipun kalau buat saya, buku ini nggak sesuai sama ekspektasi. Tapi siapa tahu, kalau kalian yang baca buku ini ternyata menyeramkan. Semua hanya soal selera aja. 

Posting Komentar

5 Komentar

  1. Dari genre bukunya pasti udah saya skip duluan mas hahaha.
    Apalagi jumlah halamannya yang hampir 200 halaman.
    Maklum, tipikal orang yang gak gitu suka baca buku. Hehe.

    Aku jadi kebayang itu setan hangus bentuknya pasti jelek dan serem banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha namanya juga selera ya Mas :-D
      Kalo nggak biasa emang 200 halaman kayaknya tebel banget.

      Haha iya nih... bau gosong juga pastinya :-D

      Hapus
    2. This is a very great post and also a knowledgeable post and I see many posts but it was a very interesting post and there is also I see a very best service Bird Control Service Stone Mountain GA it gives the best service at low rates.

      Hapus
  2. Naaaaah, aku kalo Nemu buku yg bahasanya kayak terlalu formal jadi berkesan kaku, juga males mas. Kemarin aku ngereview buku yg kayak gitu juga, kata2 percakapannya ga enak dibaca. Kaku gitu loh. Jadi feel-nya ga dapet. Yg ada sbnrnya aku males lanjutin, tapi prinsipku, kalo baca buku ya harus tamatin. Untungnya tertolong Ama alur cerita yg menarik.

    Apalagi buku mayit ini singkat banget cuma 190an halaman. Menurutku ceritanya pasti ga detil yaa :D. Ntahlaaah, aku memang lebih suka buku yg tebel. Krn alur cerita bisa lebih komplit dan detiiil :D.

    BalasHapus
  3. This Book is a very effectible and very horror book. It shows that this book will tell horror in the land of Java with dark differences. Like his book Simple man which represents mystical accounts in the Java area.

    BalasHapus