Shareefa Danish, Tasykia Namya, Luna Maya. Nama-nama yang akrab bagi pecinta film horror Indonesia. Dan ketiganya main dalam satu film. Gimana nggak kepengen banget nonton filmnya mereka bertiga di Jalan Pulang coba?
Saya sendiri sih jujur berekspektasi tinggi sama Shareefa Danish yang aktingnya keliatan beneran 'serem' seperti di film-film sebelumnya seperti 'Rumah Dara' dan juga 'Asih'. Maka, saya sama istri mantap buat nonton film ini tanpa perlu cari tahu review-nya dulu dari orang-orang yang udah nonton.
Dan sepertinya ini sebuah kesalahan.
Ini akan penuh dengan spoiler, ya.
Adegan pembuka berhasil membuat ekspektasi saya semakin tinggi ketika Shareefa Danish yang berperan sebagai Marsinah, nangis dengan ingus kemana-mana karena anaknya meninggal. Lalu dia ambil parang, berjalan ke sebuah tempat lalu membacok 'sesuatu' dengan membabi buta dan darah muncrat kemana-mana.
Setelah selesai menuntaskan segala amarah dan kekecewaannya, Marsinah menuju ke sebuah rumah yang mewah pada jamannya. Melihat dari kejauhan tentang manisnya hubungan sebuah keluarga di dalamnya, lalu Marsinah memutuskan bunuh diri dan dari jendela, Lastini, anak kesayangan pemilik rumah teriak kencang melihat Marsinah tergantung.
Marsinah bunuh diri dengan meninggalkan kutukan, 'semua harus merasakan akibatnya!'
Cerita pun berlanjut tiga puluh tahun kemudian, di sebuah sekolah, Arum tiba-tiba nusuk-nusukin temennya pake jangkar. Pertama, saya mikirnya, orang kalau ditusuk pakai jangkar sekecil itu, kayaknya darahnya nggak bakalan sampe muncrat-muncrat gitu, deh. Kedua, masalah ini selesai dengan semudah Lastini, ibunya, yang diperankan oleh Luna Maya datang ke sekolah lalu setuju untuk memindahkan Arum dari sekolah. Tanpa ada tanggung jawab lebih lanjut dari Arum yang udah nusuk-nusukin temennya karena wajahnya pada berubah mirip Marsinah.
Cerita berlanjut ketika Lastini akhirnya ingat kalau suaminya yang udah meninggal ternyata udah nyiapin buku catatan untuk menyembuhkan Arum yang sering banget kesurupan. Maka dimulailah perjalanan Lastini bersama Arum dan Lia (Taskya Namya) kakaknya serta adiknya, Rama (Raffan Al Aryan) berpetualang dari satu dukun ke dukun lainnya.
Mirip seperti apa? Ya, mirip seperti film Di Ambang Kematian, film yang juga berasal dari ceritanya @jeropoint.
Sampai sini saya jadi sadar, anjiirrr sama persis. Perjalanan dari sdukun / orang pinter satu ke yang lainnya dan berujung tetep nggak ada dukun yang bisa nyembuhin.
Terus gunanya catatan bapaknya buat apaan?!
Salah satu hal yang paling mengganggu adalah perjalanan pertama ke dukun pas malam hari. Suasananya gelap banget. Begitu adiknya izin mau ke toilet yang ada di belakang rumah, suasananya jadi kayak lagi mendung tapi gambarnya digelapin. Hal seperti ini juga terjadi di beberapa scene lainnya, kayak.... woy! tadi bukannya malam gelap banget! Kenapa langitnya jadi nggak gelap terus malah gambarnya yang digelapin!
Saya semakin putus asa nontonnya... adegan-adegan selanjutnya seperti pengen nunjukkin ini loh adegan-adegan sadis khas film horror, ketika Arum nyerang para dukun dengan kebrutalannya. Ada yang ketusuk kayu, jari-jarinya digigit sampai putus sampai 'pembantaian' dukun dan pengikutnya sebagai upaya balas dendam.
Padahal dukun ini udah nyiapin momen Arum datang meminta pertolongan lalu akan mengusir 'Marsinah' yang terus nempel di tubuh Arum.
Tapi malah gagal 😢
Pada akhirnya... film selesai, dan dalam hati saya, ini film apaan sih.
Satu hal yang bikin film ini kelihatan mendingan, Shareefa Danish memang tidak pernah gagal ketika berperan jadi sosok hantu yang nyeremin. Ya, film ini beneran ketolong banget sama adanya Shareefa Danish sebagai Marsinah.
0 Komentar