Pada suatu hari yang tidak terlalu penting untuk diingat, dua orang teman saya, yang juga namanya tidak terlalu penting untuk diingat, secara kompak mengirim link di grup Whatsapp bernama ‘Ghibah Penuh Hikmah’ yang hanya berisi tiga orang termasuk saya. Dengan semangat mereka saling mengajak untuk ikutan kegiatan 'Kumpul Komunitas dan Key Opinion Leader Lokal' yang diadakan BBPMP di Semarang, berharap bisa dinas keluar kota bareng-bareng bertiga, kalau kepilih semua.
Tanpa menaruh rasa curiga dan ekspektasi tinggi, saya langsung mengiyakan ajakan mereka untuk mengisi link dan segera melupakan diri untuk melanjutkan aktivitas rebahan yang terlalu sayang untuk dilewatkan.
Beberapa hari kemudian, saya dikabarin salah satu teman guru (bukan dua orang teman saya yang namanya tidak terlalu penting untuk diingat) kalau saya terpilih buat mewakili kota Pemalang untuk berangkat ke Semarang. Sebuah informasi yang membuat saya merasa antusias dan bangga. Namun sepersekian detik kemudian menjadi penuh deg-degan karena ternyata yang terpilih cuma dua orang, dan ternyatanya lagi, satu orang selanjutnya yang terpilih adalah cewek.
Itu artinya, kedua teman saya, yang namanya tidak terlalu penting untuk diingat, tidak terpilih. Itu artinya lagi, saya harus berangkat sendirian, rasanya jadi pengen nangis.
Sebagai guru yang terlahir dengan mental sebesar buah khuldi, berangkat sendirian ke Semarang untuk mengikuti pelatihan membuat saya cukup gamang. Membayangkan bertemu dengan orang-orang yang tidak saya kenal, rasanya udah minder duluan, bagaimana saya harus mencoba beradaptasi selama tiga hari. Bagaimana saya harus mengawali diri untuk menyapa mereka, apakah harus, ‘Hai?’, ‘Halo’, atau ‘Om telolet, Om' biar kesannya udah akrab banget.
Namun pada akhirnya, Senin pagi saya sudah duduk di kereta kaligung eksekutif tujuan Semarang di gerbong pertama, kursi baris pertama, lengkap dengan semburan AC dari atas yang langsung mengarah ke saya dari Pemalang sampai Semarang.
Sebuah pagi yang tidak terlalu baik untuk mengawali hari. Sesampainya di stasiun, saya sempat berpikir bahwa harta yang paling berharga bukanlah keluaga, melainkan toilet.
Pada akhirnya, waktu memaksa saya untuk berada di depan pintu, di sebuah aula lantai tiga gedung BBPMP. Suasananya masih cukup sepi meskipun sudah ada beberapa peserta yang hadir, mereka saling ngobrol dengan hangat satu sama lain. Sementara saya bingung mau nimbrung kemana karena nggak ada yang saya kenal. Pengen rasanya duduk di dekat pintu, tapi khawatir jadi dikira tukang sound.
Begitu pembukaan dimulai, suasananya cukup membuat saya merasa berada di situasi yang salah, rasanya minder banget. Guru-guru konten kreator dari seluruh Jawa Tengah dan perwakilan beberapa komunitas, semuanya terlihat percaya diri dengan ‘amunisi’ yang mereka bawa dari rumah.
Sekumpulan tripod, hape yang sedang merekam, guru yang enerjik. Benar-benar suasana yang luar biasa, membuat saya perlahan takjub dengan euforia yang meriah ini.
Berada di antara para konten kreator pendidikan, membuat saya seperti berada di dunia baru yang sebelumnya tidak pernah saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Kalau biasanya, yang saya jumpai adalah guru yang sibuk mengisi tinta spidol, guru yang mengoles fresh care di pelipis atau guru yang sering membahas betapa misteriusnya gaji yang baru masuk rekening tiba-tiba langsung habis.
Di sini, saya melihat guru-guru yang meletakkan HP di tempat tertentu, kemudian dengan percaya diri tampil di depan kamera. Joged, nyanyi, hingga meracau. Nggg… tapi ya, nggak tahu juga sih, meracau atau bukan. Atau mungkin, sebenarnya mereka sedang ngomong untuk menyampaikan sesuatu? Ah, entahlah.. saya tidak terlalu mendengar apa yang sedang mereka ucapkan.
Bagi saya yang kalau bercermin lama-lama saja cukup menimbulkan rasa traumatis, melihat betapa luwesnya mereka di depan kamera, lagi-lagi saya dibuat takjub.
Ya.. BBPMP sepertinya telah mengundang orang-orang yang tepat, orang-orang yang nantinya dapat mempengaruhi masyarakat dengan hal-hal baik tentang pendidikan di masa kini.
Dan memang, hari itu, kami berkelompok, berkeliling dari satu pemateri ke pemateri lainnya. Mendengarkan pemaparan materi-materi yang luar biasa. Diantaranya: sekolah sehat, anti bullying, PAUD Holistik Integratif, Program Sekolah Penggerak, Penilaian Berbasis Data, ARKAS dan masih banyak lainnya.
Mendapat materi-materi yang membuka pemahaman kami lebih jauh tentang pendidikan di era digital seperti saat ini. Sekarang saya jadi mengerti alasan mengapa kami berkumpul di sini. Ya, tugas selanjutnya adalah bagaimana caranya kami mengemas materi-materi ini menjadi konten yang menarik agar bisa diterima dan dipahami oleh masyarakat.
Salah satu materi yang paling membekas buat saya adalah tentang Gerakan Sekolah Sehat. Ada beberapa poin yang dijelaskan, yang membuat saya manggut-manggut karena gerakan ini emang sebagus itu kalau diterapkan di setiap sekolah.
Coba deh, kalian baca sendiri, mungkin selama membaca sampai selesai, kalian juga tanpa sadar jadi manggut-manggut seperti saya:
A. Sehat Bergizi
Sehat Bergizi bertujuan untuk memastikan peserta didik memiliki pola makan yang sehat dan bergizi seimbang. Implementasi di sekolah meliputi :
- Pembiasaan Minum Air Putih dengan membiasakan peserta didik minum air putih yang cukup, minimal 2 gelas sehari selama di sekolah. Ini penting untuk mencegah dehidrasi dan memastikan tubuh berfungsi optimal.
- Konsumsi Makanan Bergizi dengan melaksanakan program sarapan bersama minimal sekali seminggu dengan menu bergizi seimbang yang mencakup protein tinggi, buah, dan sayuran. Program ini melibatkan orang tua dan komunitas sekolah dalam penyediaan makanan sehat.
- Edukasi Gizi dengan menghindari konsumsi makanan cepat saji dan tinggi gula, garam, serta lemak melalui edukasi gizi kepada siswa dan orang tua.
- Tablet Tambah Darah dengan membiasakan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri sekali seminggu untuk mencegah anemia.
B. Sehat Fisik
Untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, program Sehat Fisik meliputi :
- Peregangan dan Gerak Lagu dengan melaksanakan peregangan minimal sekali selama pembelajaran melalui Gerak Lagu Sekolah Sehat yang menyenangkan dan mudah diikuti oleh semua peserta didik, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus.
- Senam dan Olahraga dengan mengadakan senam bersama dan kegiatan olahraga minimal sekali seminggu.
- Jalan Kaki dan Kebugaran dengan membiasakan peserta didik berjalan kaki dalam jarak tertentu setiap hari dan melaksanakan Tes Kebugaran Peserta Didik secara berkala untuk memonitor perkembangan kebugaran mereka.
C. Sehat Imunisasi
Upaya untuk mewujudkan kondisi di mana seluruh anak usia sekolah mendapatkan imunisasi lengkap, meliputi :
- Pemetaan Status Imunisasi, melakukan pemetaan status imunisasi peserta didik secara berkala untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
- Rekomendasi Pemenuhan Imunisasi, memberikan rekomendasi kepada orang tua tentang pemenuhan imunisasi yang diperlukan berdasarkan hasil pemetaan.
- Pelaksanaan Imunisasi, mengadakan kegiatan imunisasi lengkap bagi anak usia sekolah dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dengan dukungan penuh dari tenaga kesehatan setempat.
D. Sehat Jiwa
Peningkatan kesehatan jiwa peserta didik meliputi:
- Sosialisasi Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 dengan menyelenggarakan sosialisasi peraturan tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
- Sosialisasi Kesehatan Jiwa dengan melakukan sosialisasi kesehatan jiwa minimal sekali setiap semester dengan topik-topik penting seperti mengenali dan mengatur emosi, pencegahan penggunaan NAPZA, dan pemanfaatan internet/media sosial secara sehat dan bijaksana.
- Doa Bersama, dengan melaksanakan doa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran untuk meningkatkan spiritualitas dan solidaritas antar peserta didik.
- Peningkatan Kapasitas Pendidik dengan mengadakan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan terkait kesehatan jiwa dan teknik penanganan siswa dengan kebutuhan khusus.
- Skrining Kesehatan Jiwa dengan melakukan skrining kesehatan jiwa peserta didik bekerja sama dengan Puskesmas untuk deteksi dini dan intervensi yang diperlukan.
E. Sehat Lingkungan
Untuk mewujudkan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung tumbuh kembang peserta didik, meliputi :
- Cuci Tangan Pakai Sabun, membiasakan peserta didik untuk cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah makan, serta setelah menggunakan toilet.
- Pengelolaan Sampah, menerapkan pengelolaan sampah dengan cara memilah sampah organik dan anorganik serta memastikan sampah dibuang ke tempat sampah tertutup.
- Kerja bakti Kebersihan Sekolah, mengadakan kerjabakti kebersihan sekolah dan penghijauan minimal sebulan sekali yang melibatkan seluruh warga sekolah.
- Kawasan Tanpa Rokok/Vaping, menerapkan kawasan tanpa rokok/vaping di lingkungan sekolah dengan pengawasan ketat.
- Pemeliharaan Toilet, menyediakan dan memelihara toilet yang bersih dan berfungsi dengan baik, serta terpisah antara laki-laki dan perempuan.
- Kantin Sehat, menyediakan kantin sehat yang menjual makanan dan minuman bergizi serta bebas dari bahan berbahaya.
- Pengaturan Ruangan, mengatur ruangan dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup serta natural untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan sehat.
3 Komentar
Bagus keren
BalasHapusRingan tapi isinya daging semua. kereeenn pak guru.
BalasHapusWah ini mah keren Mas terpilih ke Semarang... Lupain dulu 2 orang teman yang tak kepilih, mending tambah ilmu dan network di Semarang...
BalasHapusItu program Sehat-nya luar biasa. Semoga terimplementasi dengan baik...
Salam,