UAS Tetaplah UAS

UAS merupakan suatu fenomena yang hanya muncul tiap 6 bulan sekali. Walopun hanya enam bulan sekali, tapi sosok UAS sanggup membuat sebagian sosok pelajar dan mahasiswa jadi kalang kabut. Entah seberapa istimewanya UAS. Menurut gue UAS tetaplah UAS. Gak ada yang perlu ditakutkan. Karena nama gue berawalan huruf E. Satu hal yang kadang bikin gue kalut. "Siapakah sosok yang akan menjaga ruangan di kelas gue ?". Memikirkan itu kadang gue jadi gak doyan makan. Sebenernya alasan ini lebih berdasarkan pada asas pengiritan mahasiswa.

Kalo menurut gue UAS itu biasa-biasa aja. Beda dengan temen-temen gue kebanyakan. Bagi mereka, UAS itu spesial banget. Harus dilalui dengan spesial pula. Belajar semaleman ditemani segelas air putih (ternyata mereka juga ngirit). Mengurung diri di kamar, sampe-sampe perut mules tetep ditahan demi belajar buat UAS.

#StandingApplause

Gara-gara kehadiran UAS. Tingkat kriminalitas dikalangan mahasiswa (berlaku juga untuk kalangan siswa) semakin tinggi. Banyak tragedi memilukan yang menyayat hati. Mahasiswa melakukan praktek mencontek. Menghalalkan segala cara demi UASnya sukses. Pengawas ruangan memergoki mahasiswa mencontek dan merebut lembar jawaban. Mahasiswa stres, bunuh diri dengan cara menelan upil sendiri. Tragis. Ini semua terjadi hanya gara-gara mencontek, demi suksesnya UAS.

Bagi mahasiswa bertipe konvensional ato jadul. Mereka mencoba mencontek dengan apa adanya. Tipe seperti ini biasanya termasuk mahasiswa yang trik menconteknya gak update, apa adanya. Ibaratnya, kalo sekarang anak-anak gaul lagi pada demam twitter, anak seperti ini malah baru bikin akun friendster.

Mahasiswa gak update itu kalo nyontek triknya standar aja. Tulis di tangan. Kalo ntar tangannya keringetan jadi luntur semua tulisannya. Galau...tiba-tiba nangis di kelas.

Ada juga yang nulis di kertas-kertas kecil. Untuk melakukan hal ini dengan baik, biasanya mahasiswa harus pintar-pintar menunggu waktu yang tepat buat nunggu pengawasnya lengah. Jadi pengawas yang harusnya mengawasi ujian, justru yang ujian mengawasi gerak gerik si pengawas. Akhirnya mereka berdua saling mengawasi. Kalo diterjemahkan dalam kamus berpacaran. Itu sama saja dengan POSESIF. Suka gak percayaan.

Mencontek dengan tipe seperti ini, kemungkinan besar akan berakhir dengan tanda tangan pengawas di lembar jawaban ato masuk berita acara dengan nomor absen dilingkari. Dosakah perbuatan seperti ini ? Yang jelas itu namanya sial. Sial memang bukan hal yang patut untuk ditangisi. Sial itu indah bagi elo yang pernah boker di tengah rel kereta. Nah, elo udah pernah boker di tengah rel kereta kereta api belom?

Ngomongin kesialan saat UAS. Gue pun pernah sial. Gak cuma pernah, tapi sering sial. Dan ini bukan gue aja, temen gue lainnya juga sering sial saat UAS. Hanya saja cara menerima kenyataannya aja yang berbeda. Ada yang diem pasrah, ada yang tetep senyum *cool*, ada yang guling-guling sambil meraung-raung. Ada juga yang banting kursi. Karena berat, akhirnya gantian coba banting papan tulis.

Sekarang gue mau kasih tau kesialan-kesialan gue dan temen-temen yang terjadi saat UAS. Kesialan yang tidak perlu disesali, cukup ditangisi aja semaleman abis itu udah. Move On. *cwih..bahasa gue gak pas sama muka*

#Tips : Belajarlah dari pengalaman. Kalo udah belajar dari pengalaman tapi gagal. Banyak-banyaklah bersedekah.

^^ Perut mules

Ini sebenere standar. Cuma perut mules aja, hanya saja waktunya yang belum tepat. Mules disaat UAS jelas bikin stres. Gak bakal konsen, mikir berat dikit. Bisa-bisa tongkat sakti sun go kong nongol dari pantat. Sekarang tinggal pilih mau nyelesein soal-soal yang gak jelas dulu ato mau ritual dulu ijin ke halaman belakang. WC kampus lagi dibenerin.

*Ps : bawa selalu DIAPET dalam kantong anda, jika perut mules datang. Masukkan satu butir DIAPET ke dalam lubang pantat anda. Nicee ...^^

^^ Posisi tempat duduk

Posisi tempat duduk. Sudah pasti punya pengaruh cukup besar. Bukan karena elo duduk di depan ato di belakang. Tapi, siapa yang duduk di kanan, kiri, depan, belakang elo. Bersyukurlah kalo sekitar elo masih ada yang bisa diandalkan. Tapi kalo satu ruangan ternyata otaknya sama kaya elo. Sudahlah nak, berpisah mungkin jalan terbaik.

*Ps : "pasrah itu indah"

^^ Mahasiswa perbatasan

Jadi mahasiswa perbatasan memang bener-bener menyedihkan. Di kampus gue, satu kelas jumlahnya sekitar 40an anak dan tiap UAS pasti dibagi dua kelas. Mahasiswa perbatasan disini maksudnya adalah mahasiswa yang punya absen awal-awal 20an. Antara kloter pertama dan kloter kedua. Gak enak banget, kadang mata kuliah Teori bilangan kebetulan ikut kloter pertama, mata kuliah metodologi penelitan ikut kloter kedua. Jadi bikin bingung.

Sebenernya hal ini gak jadi masalah yang besar. Hanya saja, di kampus gue. Jarak ruang antara kloter pertama dengan kloter kedua itu lumayan jauh. Kloter pertama dapet jatah di Gedung Utama lantai lima (ada liftnya). Kloter kedua dapet jatah di Gedung B lantai lima. (tangga manual). Nah, hal yang sering terjadi adalah saat temen gue udah susah payah naik ke gedung B ternyata pas udah nyampe depan pintu ruangan. Eh ternyata absennya ikut yang kloter pertama. Terjadilah hal yang tidak diiinginkan tersebut. Mesti segera turun (manual) terus lari ke gedung Utama.

Ps : "Gantilah namamu dengan awalan E"

^^ Punya nama awalan A,B,C

Gue rasa ini udah jadi kesialan abadi bagi orang-orang yang punya nama awalan depannya A,B ato C. Soalnya 95% bisa dipastikan mereka akan menduduki bangku terdepan pas UAS. Kasian, wajah mereka selalu suram tiap keluar kelas abis ngerjain soal. Gue jadi selalu prihatin. Menurut pengamatan gak mutu gue. Walopun kadang pengawasnya baik hati. Tapi, mereka yang berawalan A,B,C tetep susah buat memanfaatkan keadaan. Gak bisa leluasa mencari pertolongan.

Ps : "Kelak kalo elo punya anak. Jangan pernah mengulang kesalahan yang sama. Nama anak awalan E adalah pilihan paling bijak"

^^ Pengawas UAS

Yang terakhir ini. Adalah kesialan paling ekstrem. Lebih ekstrem dari cuaca dingin di moskow. Kalo elo udah ketemu pengawas berhati es. Semua kesialan-kesialan di atas gak ada artinya. Ini adalah pembentukan diri menjadi robot gedek. Kepala cuma bisa nengok kebawah. Selanjutnya tatapan ke depan. Hening. Tak ada bisikan, hanya terdengar suara nafas yang memburu.

Kadang gue heran, pengawas yang gak ngasih kesempatan mahasiswanya buat nengok kanan kiri. Dulunya pas sekolah sampe kuliah. Pernah nyontek gak yaah ? pertanyaan yang bikin gue selalu penasaran. Tapi gak mungkin gue cari tau jawabannya dengan cara tanya langsung ke orang yang bersangkutan.

Sedikit menyarankan, kalo udah ketemu hal seperti ini. Lebih baik bacalah petunjuk pengerjaan soal dengan cermat.

Semisal ada poin. "Kerjakan soal dengan singkat dan jelas"

Lekaslah kerjakan, semampumu. Singkat saja jawabannya dan tentu saja yang jelas. Jelas salah.

Ps : "Bolpen yang lama tidak digunakan sebaiknya ditutup saja. Biar tintanya gak kering n macet"