Diary Teacher Keder.
Yap.. ini adalah tagline baru yang gue pake buat blog ini. Mungkin ini emang kelihatannya nggak penting sih, tapi nyatanya gue mau aja niat-niatnya ngerubah tagline blog gue setelah sekian lama bertahan dengan Lelaki gagal Gaul. Otomatis, dengan berubahnya tagline di blog gue ini. Gue juga menampilkan header baru untuk menunjang kepantasan tagline yang gue pake dan biar terlihat lebih fresh.
Kenapa Diary Teacher Keder?
Soalnya gue nggak kepikiran lainnya lagi. Bisa dibilang tagline ini gue pakai untuk mem-branding blog gue. Tujuannya biar ketika ada orang yang kesasar ke blog gue atau temen blogger yang main ke blog gue tau kalo blog ini yang punya seorang guru tapi tidak mencerminkan sosok guru pada umumnya.
Kalau diary mungkin semua udah paham apa artinya, ya. Teacher Keder, Teacher artinya guru dan Keder dari bahasa jawa artinya bingung. Jadi kalo disederhanakan artinya Catatan Guru Bingung.
Maksudnya, gue nggak akan menuliskan hal-hal yang biasa dilakukan oleh seorang guru seperti keceriaan saat mengajar, pengalaman menyenangkan bersama anak-anak, atau kegiatan-kegiatan sekolah pada umumnya.
Bukan berarti blog yang punya kategori kayak di atas yang gue sebutkan jelek ya. Gue cuma pengen blog gue keliatan beda aja.
Gue pengen mengisi blog ini dengan hal-hal unik atau nyeleneh yang nggak biasa. Misalnya pengalaman apes gue atau apesnya anak-anak saat di sekolah, atau kelakuan guru di sekitar gue yang nyeleneh. Gue sengaja nggak nulis pengalaman lucu karena gue tau diri kadang tulisan gue bukannya lucu tapi malah garing.
Ya, mungkin bisa dibilang blog ini akan penuh dengan aib orang lain. Mau gimana lagi, gue pinternya cuma ngumbar aib orang lain aja. Tapi gue tetep bakal menyamarkan nama orang yang gue tulis kok, ngumbar aibnya juga bukan ngumbar aib yang bener-bener ‘aib’, gue nggak seheboh ibu rumah tangga yang tangguh ngerumpi sambil belanja sayur di lingkungan komplek kok.
Selain itu, gue juga nggak pengen nulis kegiatan-kegiatan sekolah karena gue nggak mau nyebutin identitas sekolah gue. Gue khawatir aja, nantinya ada orang browsing mau daftar di sekolah tempat gue ngajar, lalu kesasar di blog ini, baca-baca tulisan di blog ini lalu jadi mengurungkan niat buat daftar karena gurunya kayak gue.
Niatnya blog ini berbagi pengalaman gue sebagai guru, tapi dari sisi yang enggak pentingnya. Bukan sisi yang menginspirasi dan hal positif lainnya. Walaupun nantinya apa yang gue tulis nggak melulu soal cerita apesnya gue sebagai guru. Ya, intinya setiap blog perlu banget punya branding sendiri. Gue pengen blog ini dikenal sebagai blog dengan keseharian seorang guru yang ‘beda’.
Apa yang gue tuliskan di atas udah jadi rencana gue yang nggak terlalu muluk. Tapi kalo ternyata nanti di tengah jalan mendadak gue jadi males nulis, blog jarang diupdate, komentar jarang dibalesin. Ya... namanya juga kehidupan. Gue cuma bisa berencana, Tuhan yang menentukan, males yang jadi alesan.