Jumat, September 23, 2016

Saat Sekolah Butuh Kamera

September 23, 2016

Setelah beberapa bulan menikmati kerjaan di sekolah baru, ternyata ada banyak perbedaan yang gue rasakan. Selain waktu pulang sekolah yang lebih sore dari sekolah yang dulu, dan juga waktu tidur siang yang kini telah tiada. Di sekolah gue yang baru, gue juga mesti siap banyak tenaga karena sekolah ini sering banget ngadain kegiatan.

Yap, jadi guru di sekolah yang baru ini gue jadi rajin banget beraktivitas. Pokoknya ada-ada aja deh kegiatannya. Beberapa minggu yang lalu, sekolah gue baru ikutan kegiatan perkemahan bagi para siswa penggalang bersama beberapa sekolah dalam daerah binaan yang sama. Selanjutnya, bakalan ada agenda Super Camp, dan yang nggak kalah gede bakalan ada ‘Kemah Wilayah’ di Magelang selama lima hari, sekolah gue bener-bener super kalau masalah kegiatan di luar sekolah.

Nah, setelah sebelumnya gue kebagian jadi sekretaris kegiatan dimana gue harus akrab sama yang namanya surat menyurat. Untuk agenda Super Camp dan ‘Kemah Wilayah’ gue kebagian jadi seksi dokumentasi. Padahal gue udah mengajukan diri buat jadi seksi konsumen yang ngabisin stok seksi konsumsi, tapi ditolak. Gue juga coba mengajukan lagi buat jadi seksi bisu, malah mereka yang mendadak bisu, seolah-olah nggak peduli sama keberadaaan gue.

Entah apesnya gue atau emang gue pembawa sial. Mendadak kamera yang biasa dipakai buat kegiatan sekolah jadi rusak, suka nge-zoom sendiri--padahal nggak diapa-apain, udah gitu suka diem nggak bisa diapa-apain. Mengingat usia  kamera yang udah tua, akhirnya gue mengusulkan buat beli kamera baru aja. Kebetulan sekolah gue termasuk sekolah yang elit, yang kalo butuh sesuatu nggak perlu pusing masalah pendanaan.

Gue dan beberapa guru pun berdiskusi masalah kamera yang mau dibeli. Beberapa mengusulkan kamera DSLR biar hasilnya lebih mantap dan bisa dipakai buat jangka panjang. Setelah gue tanya, kamera DSLR itu kamera yang kayak gimana, jawabannya cuma “Kamera yang jepretannya bagus itu loh...”, sesimpel itu, sekarang gue yakin guru yang jawab tadi nggak tau apa itu kamera DSLR.

Mengingat perkembangan teknologi yang makin kesini makin cihuy, gue mengusulkan ke mereka lebih baik sekolah membeli kamera mirrorless yang lagi booming akhir-akhir ini. Emang apaan sih kamera mirrorless itu? 

Setau gue, intinya sih kamera mirrorless berarti kamera tanpa cermin. Istilah mirrorless lebih tepatnya mengacu pada mirrorless interchangeable lens camera (MILC), yaitu kamera yang lensanya bisa dilepas-pasang atau diganti, tetapi tidak dilengkapi cermin seperti DSLR. Absennya cermin ini secara langsung berdampak pada ukuran kamera mirrorless yang umumnya jauh lebih ringkas ketimbang DSLR.

Alasan lebih praktis dan enggak ribet adalah salah satu hal yang bikin kamera mirrorless akhir-akhir ini lagi booming. Ukuran yang lebih simpel dan bobot yang lebih ringkas pastinya akan lebih praktis kalau dibawa kemana-mana buat seksi dokumentasi  kayak gue. 

Setelah penjelasan yang gue paparkan tadi, sekolah gue setuju untuk lebih memilih kamera mirrorless buat inventaris sekolah. Lalu, gue diberikan mandat buat nyari kaamera mirrorless yang sesuai kebutuhan dan dengan harga terbaik tentunya. Untuk masalah ini gue jelas ngerasa siap banget karena gue udah tau dimana harus nyari kamera mirrorless yang meyakinkan dan banyak pilihan. Yap, gue hanya perlu melihat-lihat koleksi kamera mirrorless terbaik di MatahariMall. Kenapa?

Berbagai macam jenis kamera mirrorless yang diinginkan, lengkap ada di Mataharimall--tinggal kitanya aja pengen yang kayak gimana? Mulai dari rentang harga, merek kamera sampai yang ngasih diskon semuanya ada.

Misal, kita pengen nyari kamera mirrorless yang harganya lima sampai tujuh jutaan. Tinggal isi aja pada kolom ‘HARGA’ yang sudah disediakan Mataharimall, setelah itu klik ‘SUBMIT’, nantinya akan muncul daftar kamera dari harga lima juta sampai tujuh jutaan yang bisa kalian pilih. Praktis.



Kalau pengennya nyari yang lebih spesifik lagi gimana? Nggak usah khawatir, ada juga fitur STORAGE CAPACITY, CAMERA RESOLUTION, OPTICAL ZOOM, SCREEN SIZE sampai pilihan warna yang bisa kalian pilih. 


Jadi buat kalian yang suka naik gunung, bikin foto-foto unik dan ngerasa kamera DSLR udah terlalu ribet. Kalian sepertinya mesti nyoba buat liat-liat koleksi kamera mirrorless terbaik di MatahariMall.

Rabu, September 14, 2016

Jangkrik, Boss! Part 1 : Lucunya Full, Nggak Setengah-Setengah

September 14, 2016
 

Beberapa hari yang lalu, akhirnya rasa penasaran gue akan film Jangkrik Boss! Part 1 tuntas terjawab juga. Jujur aja, gue nggak nyangka kalau gue harus melakukan ritual antri tiket yang cukup panjang demi nonton film ini. Udah gitu, selama masa antri, gue dibikin was-was bakalan kebagian tiketnya apa enggak.

Emang sih, kalau hari ini nggak dapet, masih ada hari esok. Masalahnya, gue nonton di kota tetangga. Dan kebetulan gue lagi libur, cewek gue juga. Kalau sampai nggak kebagian tiket, bakalan susah lagi nyari waktu yang pas. Beruntung, gue masih kebagian nonton yang jam lima sore, meskipun rencananya mau nonton yang jam tiga sore. Yah, walaupun harus kebagian kursi nomor dua dari depan, dan nontonnya agak sedikit mendongak, tapi nggak masalah, daripada gue mesti nonton jam setengah sembilan malem. Pulangnya pasti males banget.

Seperti film komedi belakangan ini yang lagi hobi ‘make’ para stand up comedian buat ikutan main. Film Jangkrik, Boss! Part 1 ini juga ikutan tren yang satu ini. Fico, Bene Dion, Yudha Keling, Ge Pamungkas, Bintang Bete dan beberapa komika lainnya juga ikutan nampang di film ini. Selain itu, Awwe dan Bene Dion yang juga komika, ikutan nulis skenario film ini bareng sutradara.

Film ini nyeritain tentang Dono yang diperankan oleh Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian berperan jadi Kasino dan Tora Sudiro yang berperan jadi Indro. Awal-awal film ini kita akan disuguhkan sisi lain cara berkendara para penduduk kota Jakarta yang nyeleneh. Dilanjut dengan tingkah konyol Dono, Kasino, Indro yang ada-ada aja. Mereka adalah anggota CHIPS yang intinya memberikan pelayanan bagi masyarakat, hampir mirip kayak polisi gitu lah. Nah, sayangnya karena kelakuan mereka yang konyol, mereka bertiga justru sering terlibat banyak masalah bukannya membantu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat.


Seperti saat mereka bertiga bareng Sophie, cewek anggota CHIPS cabang Perancis yang datang khusus membantu Dono, Kasino, Indro buat menangkap para begal yang sering meresahkan masyarakat. Nah, dari sinilah konflik cerita yang sesungguhnya dimulai, mereka harus mendapatkan sesuatu untuk menggantikan sesuatu yang diakibatkan karena ngejar sesuatu. Ribet nggak bahasa gue? Maklum lah... ini gue sedang berusaha untuk tidak spoiler~

Intinya sih, sepanjang nonton film ini, gue ngakak terus-terusan. Komedi yang ada dalam film ini bener-bener cerdas banget. Entah berapa kali gue ketawa lepas gara-gara adegan-adegan yang sungguh-sungguh kampret.

Salah satu adegan yang paling bikin ngakak adalah waktu mereka bertiga ngejar sesuatu dan sesuatunya nyamar jadi bapak di gambar biskuit kalengan yang namanya diplesetin jadi Kong Cuan. Sumpah, ‘HAHAHA’ banget! Kerennya lagi, ibarat pake teknik call back di stand up comedy, adegan Kong Cuan ini juga muncul lagi di adegan yang lain. Cerdas!

Nggak cuma menghibur dengan komedi sehari-hari, film ini juga ngasih kritikan tentang apa yang terjadi di Indonesia. Seperti emas di Papua yang dikuasai negara asing, bakar lukisan yang dipermasalahkan tapi bakar hutan nggak jadi masalah. Dan ada beberapa lainnya yang tentunya harus kalian tonton sendiri.

Uniknya dari film ini adalah Om Indro muncul sesekali dengan bermacam-macam bentuk yang sumpah aneh-aneh aja dan bikin ngakak mulu, udah gitu yang bisa lihat cuma Indro (Tora Sudiro) aja. Bentuknya jadi apa aja? Ntar tonton sendiri deh ya. Hahaha...


Satu hal lagi yang bikin film ini makin keren adalah adegan atau dialog yang pernah muncul di film Warkop DKI jadul, bisa muncul lagi di film yang baru ini dengan scene yang pas! Bukan dipaksakan ada atau dibuat-buat, tapi emang nyambung banget sama alur ceritanya.

Dan yang paling bikin ngakak lagi adalah waktu Kasino bilang pesawatnya retreat gara-gara pasta giginya Dono ketinggalan. HAHAHA.

Oh iya, buat yang bertanya-tanya kenapa film ini dikasih judul ‘Jangkrik, Boss! Part 1’, nantinya kalian bakalan temuin jawabannya di film ini, sambil ngakak tentunya.

Jujur aja, film ini adalah film yang bikin gue hampir ngakak terus sepanjang gue nonton film ini. Lucunya emang lucu, nggak maksa dan nggak garing. Kalau sebelumnya menurut gue film Single adalah film komedi yang paling lucu di tahun 2016. Setelah nonton Jangkrik, Boss! Part 1 ini gue langsung menobatkan film ini adalah film komedi terlucu yang pernah gue tonton. Jadi, kalo harus menilai dari angka satu sampai sepuluh, film ini gue kasih nilai 9,5.

Nol koma lima yang bikin film ini nggak sempurna adalah karena filmnya bersambung! Kampret kan, nanggung banget jadinya, semoga Part 2-nya nggak kelamaan nongolnya. Tapi sebenernya masih bisa dimaklumin sih, lah dari judulnya aja ada Part 1-nya, berarti kan bakal ada part selanjutnya. Semoga nggak sampai ngimbangin 2 Fast 2 Furious aja deh.

Oh iya, di akhir acara ada beberapa cuplikan adegan di balik layar proses pembuatan film ini, dijamin kalian pasti ngakak ngeliatnya!

About Us

DiaryTeacher Keder

Blog personal Edot Herjunot yang menceritakan keresahannya sebagai guru SD. Mulai dari cerita ajaib, absurd sampai yang biasa-biasa saja. Sesekali juga suka nulis hal yang nggak penting.




Random

randomposts