Sebuah Misi 'Pangeran Wota'


Di sebuah ladang gandum yang luas. Hiduplah seorang Janda beranak dua, janda tersebut bernama Romlah. Hidupnya sebatang kara, suaminya jihad di Palestina, sementara kedua anaknya telah lama pergi meninggalkannya.

Anaknya yang pertama, pergi ke Jakarta buat ikutan audisi ‘Dangdut Academy’. Tapi sampai Dangdut Academy udah masuk season kedua. Anak pertamanya, belum juga pulang. 

Sementara itu, anak keduanya, yang biasa dipanggil Coy, oleh teman sebayanya, pergi dengan alasan klasik. Pengin pergi merantau, biar bisa sukses. Kenyataannya, Coy pergi karena enggak tahan dikatain jomlo sama murid ngajinya. Iya, Coy awalnya guru ngaji, pas ngajarin ngaji muridnya yang baru jilid 2, muridnya teriak, "Pak Ustadz, jomlo ya?"

Coy langsung pergi ninggalin muridnya yang bengong sambil nutupin muka pake kedua tangan, pada langkah ke sepuluh, Coy jatuh tersungkur karena kesrimpet sarung yang dipakainya. Coy nangis semaleman, lututnya berdarah. Hatinya bernanah. Salah sendiri, lari pake sarung pake nutupin muka segala.

Sebenernya enggak ada yang salah sama pertanyaan murid ngajinya Coy. Cuma karena Coy emang belum pernah pacaran dari lahir sampe sekarang, hatinya jadi rapuh. Coy gampang nangis. Ngeliat FTV tukang martabak bisa pacaran sama cewek tajir aja Coy mewek. 

Bukan karena ceritanya yang so sweet. Tapi karena FTV itu enggak adil. Bikin cerita gak masuk akal, kalo tukang martabak aja bisa dapet cewek tajir. Kenapa Coy yang jadi guru ngaji susah dapet pacar?

***

Semenjak ditinggal kedua anaknya, Jeng Romlah jadi sering merasa kesepian. Kalo biasanya tiap malem Jeng Romlah dipijitin sama Coy, sekarang Jeng Romlah jadi mijitin diri sendiri, kadang mijitin tembok. Jeng Romlah jadi merasa gak ada bedanya sama jomlo-jomlo labil di luar sana.

Jeng Romlah seorang janda yang bersahaja, meskipun usianya sudah 40-an, dia enggak neko-neko. Pakaiannya gaul; atas pake kemben, bawahannya pake celana jins. Rambut belakangnya pake konde, depannya harajuku. Di lengan kirinya, Jeng Romlah punya tato jambu air. Untung Jeng Romlah enggak suka merokok. Kalo merokok, Jeng Romlah pasti dikira Menteri Susi lagi blusukan.

Keseharian Jeng Romlah hanya dihabiskan untuk membuat guci-guci dari tanah liat. Dalam sehari lima sampai enam guci dapat diselesaikannya tanpa bantuan orang lain. Namun, guci-gucinya sering susah laku dijual karena di setiap dindingnya banyak tulisan-tulisan gaje yang menyayat hati.

Seperti misal, "Ayah, Bunda kangen. Pengen itu..."

Di guci lain pernah juga ditemukan tulisan, "Rasanya pengen mati aja. Gak betah jadi jomlo."
Awalnya orang-orang sekitar mengira, ada orang yang iseng banget pengen ngerusak guci buatan Jeng Romlah. Tapi setelah ditelusuri, ternyata itu ulah Jeng Romlah sendiri yang sering curhat nulis-nulis kegalauannya di guci yang dibuatnya. Ternyata, Jeng Romlah memang janda galau yang gaul.

Hidup sendirian, emang enggak asik sama sekali. Jeng Romlah sering iri sama pasangan muda-mudi di luar sana yang kalo boncengan suka peluk-pelukan. Sedangkan Jeng Romlah, cuma bisa peluk-pelukan sama gucinya yang udah ditulisin kegalauannya. Pernah Jeng Romlah coba meluk tembok, tapi tangannya nggak nyampe. Jeng Romlah pun menyerah.

Jeng Romlah nulis kegalauannya di guci, karena Jeng Romlah gak tau ada sosial media yang namanya Facebook, Twitter sampai Tumblr. Seandainya tau, Jeng Romlah pasti bisa nulis macem-macem kegalauannya di sosial media sesuka hati. Jeng Romlah juga bisa pasang foto seksi terus nyebarin pin bbm sambil nge-tag temen-temennya. Sayang, Jeng Romlah enggak kekinian. Jangankan main FB, baca huruf braile aja Jeng Romlah enggak bisa.

Untuk mengusir waktu sepinya, Jeng Romlah sering shopping sendirian. Ibu-ibu kampung lainnya enggak ada yang diajak. Jeng Romlah paling hobi hunting sayuran. Kadang nyari kangkung, ketimun, dan yang gak boleh ketinggalan terong. Sepertinya Jeng Romlah suka sama yang panjang-panjang.

Saat sedang asik hunting terong. Mata Jeng Romlah gak sengaja tertuju pada sebuah benda lonjong berwarna oranye bersinar cerah di sudut kanan toko. Benda itu seolah mengeluarkan cahaya yang membuat mata silau. Anehnya, hanya Jeng Romlah yang sepertinya bisa merasakan itu. Orang-orang di sekitarnya nampak cuek.

Tanpa ba bi bu, Jeng Romlah pun segera mengambil benda itu, yang ternyata namanya wortel. Iya, wortel, masa tukang parkir.

Sesampainya di rumah, Jeng Romlah bersiap untuk memasak. Jeng Romlah mengeluarkan sayurannya satu per satu dengan telaten. Saat menatap benda lonjong berwarna cerah itu, Jeng Romlah termenung. Kemudian galau.

Jeng Romlah pun berlari masuk ke kamarnya. Nulis-nulis sesuatu di tembok, pake pisau. Merasa lelah.. Jeng Romlah pun menangis, namun beberapa saat kemudian Jeng Romlah mengambil cotton bud untuk mengusap air matanya. Jeng Romlah gak mau terlalu larut dalam kegalauan.

Saat masih terisak, tiba-tiba Jeng Romlah mendengar ada suara cempreng.

“Cyint.. kenapa nangis?”

Jeng Romlah kaget, dan mencari sumber suara.

“Woy, Cyint.. ngapain nengok-nengok ke atas. Gue di sini keleusssss

Jeng Romlah pun melihat ke bawah, dan beberapa saat kemudian mendadak shock!

“Yaelah.. biasa aja ngeliatnya. Iya, ini gue. Wortel, bisa ngomong. Gue wortel gaul”

“Ka.. ka.. ka.. kamu. Bisa ngomong?” Jeng Romlah menutup hidungnya, seharusnya untuk menunjukkan ketidakpercayaannya Jeng Romlah menutup mulutnya. Jeng Romlah salah pose.

“Yoi cyint... btw, tadi abis ngeliat gue kenapa langsung nangis?” Wortel kecil itu mencoba kepo.

Sepintas, Jeng Romlah mengamati seonggok wortel yang ada di hadapannya. Memiliki sepasang kaki kecil, tangan mungil serta pola wajah pada umumnya. Cuma yang bikin keren, rambutnya warna hijau terlihat poni samping. Jeng Romlah curiga, wortel kecil ini fansnya Andika eks Kangen Band.

“Hufh.. aku kangen keluargaku. Dulu, mereka suka sekali sama yang namanya wortel, setiap hari aku masakin wortel kesukaan mereka. Sekarang.. semuanya udah pergi, aku tinggal sendirian”

“Ya ampun, maaf ya aku udah seenaknya sendiri nanya-nanya gituan. Jomlo ya?” Wortel merasa bersalah.

“Iya gak apa-apa, ngapain sih bahas-bahas jomlo. Siapa namamu wortel kecil? Apakah kamu punya nama? Aku harus memanggilmu siapa? Oh iya, tadi kamu pake gue-gue, kenapa sekarang jadi aku-aku?” 

“Oh iya kita belum kenalan, aku Wota. Aku pangeran dari negeri Wortelia. Gak enak aja ngomong sama orang tua pake gue-gue, aku harus menjaga budaya kesopanan dari negeriku. Nah, kamu sendiri siapa?”

“Orang-orang memanggilku Jeng Romlah, tapi kalo lagi belanja online, mereka memanggilku Sist, lalu bagaimana ceritanya kamu bisa sampai di sini? Dimana Wortelia itu?”

“Baiklah, aku lebih tertarik memanggil Sist, aku sedang dalam proses berkompetisi. Sebagai calon raja menggantikan ayahku. Aku diminta ke bumi untuk belajar menulis. Menulis di blog. Calon raja harus punya blog, aku harus berbuat baik di bumi, dan menuliskannya semua di blog.”

“Blog? Apakah itu sejenis merek pakaian dalam?” Jeng Romlah bertanya lugu.

“Bukan, bukan. Wortel tidak perlu pakaian dalam. Blog itu sebuah tempat untuk menulis secara online. Aku harus menulis sebanyak-banyaknya di sana, karena aku juga bersaing dengan kedua kakakku.” Wortel mendadak curhat.

“Terus... apa hubungannya denganku?”

“Bantu aku Sist, aku harus punya blog, aku harus bisa jadi raja selanjutnya. Aku ingin membuat negeri Wortelia menjadi makmur, aku ingin semua masyarakat Wortelia punya pasangan. Jadi gak ada yang di-bully karena enggak laku.” Wota bercerita penuh antusias.

Melihat niat yang baik dari Wota, Jeng Romlah pun menyanggupinya. "cita-cita yang keren, apakah petualangan ini membuatmu harus LDR-an sama pacarmu di sana?"

"Mmm.. untuk saat ini aku jomlo, Sist" Wota menjawab malu-malu.

“Oh sendirinya jomlo toh, padahal tadi ngatain orang lain jomlo"

"Udah Sist, gak usah dibahas, malu nih. jadi mau bantuin gak nih?" Wota protes.

"Baiklah.. aku akan membantu, tapi.. kita harus memulai dari mana?”

“Pertama-tama, kita butuh koneksi internet, antarkan aku ke warnet terdekat Sist.” Wota memberi petunjuk.

 “Okesip...”

Lalu Jeng Romlah dan Wota pun pergi mencari warnet terdekat untuk membantu mewujudkan keinginan Wota menjadi raja selanjutnya, yang punya cita-cita mulia, menghapuskan kejomloan di negerinya.

***

Mereka berdua udah duduk manja di bilik warnet. Namun, masalah serius menghampiri mereka. Masalah itu adalah, bagaimana caranya menggunakan komputer di depannya itu?

Beruntung, gak sengaja Jeng Romlah iseng memencet tombol lingkaran yang berkedap-kedip, ternyata itu adalah tombol power. Setelah meng-klak-klik berbagai macam icon. Mereka pun sampai di sebuah peramban mozilla

Sampai di sini, Wota tidak lagi kebingungan. Samar-samar Wota masih ingat apa yang diajarkan kakeknya semasa kecil bagaimana cara membuat blog.

Setelah mencoba berkali-kali, sepuluh jam kemudian, blog untuk Wota pun jadi. Namun permasalahan kembali muncul, nama apa yang harus digunakan untuk alamat blognya?

“Sist, ada ide gak?” Wota bertanya.

“Duh Wot, aku juga bingung... kayak ginian mah gak paham. Eh, tapi, gimana kalo wortel unyu, kayaknya cocok deh buat alamat blog”, Jeng Romlah memberikan opsi pertama.

“Hah?! Gak ada yang lebih feminim lagi! Di negeriku, aku terkenal dengan wortel jantan yang maskulin. Bagaimana mungkin aku memberi nama 'unyu'. Yang lain aja coba!”

“Kalo wortel gaul?”

“Aku ini pangeran, aku memang gaul. Tapi aku harus menjaga wibawaku di hadapan rakyat.”

“Kamu nyalah-nyalahin mulu, tapi gak ada kontribusi! Dasar jomlo!” Jeng Romlah mulai sewot.

“Iya, iya.. sori deh, gak usah bawa-bawa jomlo napa. Bagaimana pun juga, untuk nama blog aku gak bisa sembarangan memilihnya.”

“Gini aja, ini blog tulisannya sapa nanti isinya?”

“Tulisannya aku, lah..”

“Kamu ini sejenis apa?”

“Udah jelas lah, wortel”

“Yaudah, ribet amat. Bikin aja ‘tulisan wortel’, itu lebih universal. Kelak kalo kamu udah jadi raja, tulisan kamu ini akan mewakili para rakyat Wortelia. Ketika banyak yang tersasar ke blogmu, mereka akan segera tahu kalo ini tulisan dari wortel.” Jeng Romlah memberikan penguatan untuk ide terakhirnya.

“AH! KEREN! SETUJU! TULISAN WORTEL! TERIMAKASIH, SIST!” Wota tampak penuh semangat.

Rasanya belum percaya saja, setelah takdir mempertemukan Wota dengan janda galau, ternyata justru Jeng Romlah yang memberi jalan keluar untuk alamat blognya. Dengan ini, Wota telah siap untuk menuliskan kebaikan, semangat, kegalauan dan segala tentang hidup untuk menjadi calon raja sesungguhnya di negeri Wortelia.

Setelah memberikan sebuah bingkisan kepada Jeng Romlah sebagai tanda terima kasih, yang ternyata berisi satu ton wortel segar. Wota pun pamit pada Jeng Romlah.

“Terima kasih untuk bantuanmu yang luar biasa ini Sist, sudah berpuluh-puluh manusia yang kutemui. Tapi mereka tak bisa membantuku membuat blog, mereka sibuk dengan urusannya sendiri, mereka kurang peka. Beruntung aku bertemu denganmu, Sist.”

“Itu tidak jadi masalah, bertemu denganmu, aku jadi bisa mengobati rasa sepiku.” Jeng Romlah tersenyum haru.

“Sekarang aku harus pergi.. aku tidak akan melupakanmu. Dan terakhir, wortel itu akan selalu segar selama apapun kamu menyimpannya, buatlah jadi sebuah masakan, berikan pada orang yang kamu sukai, dan dia akan jadi orang yang akan menemanimu, hari ini, esok dan seterusnya.”

“Terimakasih, Wota.. aku akan menggunakannya saat nanti aku benar-benar tak sanggup sendiri lagi. Jaga dirimu baik-baik.” Jeng Romlah mengelus rambut Wota yang poni samping itu.

***

Maka, petualangan Wota untuk menjadi raja di negeri Wortelia telah dimulai. Wota masih terus menulis kebaikan, semangat dan kisah hidupnya dengan dirinya sendiri sebagai pemeran utama. Kalau suatu saat, kamu membuka blog dengan alamat www.tulisanwortel.com, dan kamu menemukan postingan tentang negeri Wortelia, itu artinya Wota telah berhasil untuk menjadi raja di negerinya, Wortelia.

“Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.”“Dee” Dewi Lestari


 sumber gambar:
http://alikkandhi.deviantart.com/art/Wortel-family-Carrot-family-s-House-303857020

Posting Komentar

44 Komentar

  1. Wah si mas edotz udah nyelesain postingan GAnya aja nih. Mana keren lagi. Terharu cing. :(( *jadi minder ikut GA*
    Hahahaha itu apa-apaan coba si jeng romlah gayanya belakang kondean depannya harajuku. Absurd banget sumpah!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, niatnya mau nyicil dulu eh malah keasikan sampe kelar :D

      ikutan aja.. ngapain juga minder.. harusnya gue yang minder, gue gak pandai menyusui..

      Gue juga lagi ngebayangin gimana absurdnya bentuk raambut jeng Romlah -_-

      Hapus
  2. Keren, Bang. Bisa kepikiran bikin tokoh Jeng Romlah janda galau yang gaul. Hahaha. Semoga menang ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue juga masih belum bisa percaya... ngalir gitu aja nulisnya -_-

      Hapus
  3. Sepanjang cerita. Yang gue perhatikan adalah Jeng Romlah yang gaulnya pake banget. Udah janda, nyenterik pulak. Apalagi belakangnya kondean, depannya harajuku.

    Gue ngebayangin Jeng Romlah ini manusia setengah nyenterik. "Kok seperti judul buku, ya."

    Tapi secara kesulurahan. Gue gak nyangka, wortel yang dibeli di pasar bisa idup dan unyu2 pada umumnya gitu. -_-

    Keren bang. Masukin draf dulu. :)

    Makasih partisipasinya bg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyentrik ye kayak Menteri Susi...

      Iya nyentrik , tapi Jeng Romlah kesepian. kasian.

      Gue lebih gak nyangka lagi ternyata wortel bisa nulis blog -_-

      Yoi, sama2..

      Hapus
    2. Bang. Keknya yang terkenal di tulisan ini jeng romlah. Wortelnya malah dicuekin. :'(

      Apa salah gue bg. Kenapa jeng romlah yang mereka perhatikan. *Mewek badai*

      Guekan dibeli di pasar, terus hidup. Masa' iya, gue dicuekin. -_-

      Hapus
  4. Fakk.. kampret banget pendeskripsian Jeng Romlah dan Coy. Suka curhat di guci buatannya lagi.

    Gue cuma ikutan GA yang foto aja, gak pande buat cerita kek begini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan Jeng Romlah janda gaul yang kesepian.

      Iya.. gak usah ikutan yang ini, nambah saingan gue aja entar lo.

      Hapus
  5. Pas baru baca paragraph pertama gue kira ini cerita sedih. Eh, tau-taunya kocak. Suskes bang buat GAnya! Semoga menang :D

    BalasHapus
  6. Aku pikir kata wota mengingatkanku pada gadis2 yg pakai rok mini itu.. terus kakeknya jeng romlah sekarang umur berapa? canggih banget pake ngajarin blog segala

    BalasHapus
    Balasan
    1. strategi aja sih.. biar para wota bisa kesasar kesini di google search :D

      Jeng Romlah gak canggih, dia cuma tulus membantu... gitu.

      Hapus
  7. dugaan saya ternyata benar
    ini perjalanan mas Heru arya menjadi Pangeran wortel, ternnyata Bang Heru Arya suka godaiiin ibu-ibu kesepiaan ya heheh
    Bang edotz tulisan loe paling keren..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata lo emang peka yah... Iya, Heru kadang ganjen juga ..
      Mungkin karena jomlonya.
      Baca dulu yang lain :(

      Hapus
  8. Kampret. Imajinasi lo dalam menceritakan sejarah tulisan wortel di-relate menjadi nama blog keren abis, bang. Terus ada beberapa dialog yang bikin gue ngakak. Hahaha. Btw, gue jadi pengen mencoba turut berpastipasi dalam giveaway si Heru. Walau anak kecil kayak gue dilarang coba-coba sih.

    Oiya, OOT dikit ah... gue kemarin ke gramedia karawaci. Buku yang lelaki gaul ga diedarin disitu. Adanya buku pertama yang cancut marut. Next time.. gue beli digramed Jakarta aja deh. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jujur aja gue juga bingung kenapa ceritanya harus sampai melibatkan janda Mat.. entahlah...
      Lo udah enggak anak kecil, lo cowok yang seharusnya udah bisa memproduksi anak kecil. halah -_-

      Eh lo kan sibuk Mat, gak usah coba2.. nambah2 saingan aja ntar :D

      yaelah cancut marut masih ada aja? sakti banget buku gue masih nongkrong aja di gramed haha... Oke, lo harus mampir di gramed jakarta lalu beli dengan sungguh2.

      Hapus
  9. keren si cerita sama karakternya. tapi, gue kira wota fansnya jkt48 beneran -___-
    hahaha, udah baca beberapa juga sih tentang GA nya mas heru. yang ini termasuk keren....
    btw, seger nih ya banner baru. dan gue baru tau kalau lu fans nya lazio.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggaklah.. itu kamuflase aja, biar para wota ada yang nyasar kesini~

      Okeh thengs.. Yoi, gue laziale sejak kelas 6 SD :D

      Hapus
  10. Bang edotz tokohnya absurd banget deh hahaaha.
    Gue jadi mikir, kenapa tokohnya musti janda sih, apa jangan-jangan lo bang? ;P
    Ehhh semoga menang ya bang

    BalasHapus
  11. Ngakak

    Ternyata ini GiveAway tah. Aduh jadi pengen ikutan :o

    BalasHapus
  12. Bang, selamat ye, lo udah bikin gue ndoweh pas baca ini. Kok bisa absurd dan sekeren gini sih. Gue aja belum bikin draft sama sekali buat ikutan. Dan menurut feelling gue, lo bakalan dapet hadiah lagi di GA kali ini. Hahahahahahha. Btw kenalin sama si Wota dong! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngapain ndoweh? Lo Horny? :D

      Haha thanks... gak usah ikutah Fud..

      Si Wota baru aja kemarin lo wawancarain di blog :D

      Hapus
  13. ga nyangka banget bang awalannya dibuka dengan seorang janda bernama romlah. ceritanya asik dan yang pasti ga garing. gue udah yakin lo bakalan yang menangin GA ini bang.

    naluri janda emang gitu yaa, ngelihat yang panjang-panjang dan berkilau langsung aja disamperin wkwk. eh btw, nasibnya si Coy gimana? udah dapet pacar belom? haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya kalo aja yang ngadain GA elo ya :D
      coba baca2 dulu yang lain .. sapa tau ada yang lebih keren haha

      Nah.. Si Coy kayaknya lagi jualan kolor keliling mungkin, biar pulangnya bisa sukses ngasih duit buat Jeng Romlah

      Hapus

  14. keren sih, tapi kenapa diawal cerita jeng romlah ga kenal sosmed, tapi pas cerita dia biasa belanja online? yang bener dia itu jadul ato canggih ya?
    mobil anak muda paling irit terbaik 2015

    mobil citycar paling irit terbaik 2015

    mobil daihatsu new sirion facelift 2015

    launcing daihatsu new sirion facelift 2015

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih setau gue, belanja online bukan termasuk sosmed~

      dia semacam jadul namun gaul~

      Hapus
  15. keren, ga nyangka ternyata ini tulisan buat GA nya si Pangeran.. aku kira ini bakalan ceritain wota2 yang pada demen jeketi hahahah ternyata salaaahh..

    asik juga ceritanya, apalagi soal si Jeng Romlah, tiba2 nyambung ibu Susi.. parah hahhahaha :D
    semoga beruntung, bang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini strategi.. biar yang ngira Wota pada nyasar kesini~

      Yoi, thanks~ amiiin~

      Hapus
  16. imajinasi lu keren banget bang! Jeng Romlah bener bener gaul, ngalahin gb :v kalah gue nih sama jeng romlah :v
    ngedeskripsiin Jeng Romlahnya kayaknya detail banget dah ampe punya tato lah ampe curhat galau di guci. wkwk. tapi kocak dah serius. :3 asik. gokil bat wkwk :3
    awalnya gue pikir ini cerita apa gitu, eh taunya GA toh. tapi cerita lo keren bang! :3
    en semoga menang ya banggg!!! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk imajinasi hal2 gaje semacam ini entah kenapa gampang dapetnya ---__--

      haha thanks yaak~

      Yoi, amiiin~

      Hapus
  17. HAHAHAHAANJEEER. Awal2nya aja udah bikin gue ketawa. Entah kenapa setiap ada kalimat "Di sebuah ladang gandum yang luas." Rasanya pengen ketawa gitu. :D
    Aduh, ngakak dah, ada Janda namanya Romlah wkwkwk. :D
    Btw, semoga menang GA-nya ya bang. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu adaptasi dikit dari iklan sereal :D

      Yoi, thanks.. amin

      Hapus
  18. Kampret!
    Sekalinya buka blog langsung disuguhi pemandangan header yang bikin horni. Pakai leptop merk PHP, kaos gambar celana dalam, bawa sak. Aku gagal memakanainya.

    Jeng Romlah pakai atasan kemben bawahan jeans, rambut belakang konde. Depan harajuku. Ya... langsung keinget mentri Susi. Hobi huntingnya itu yang bikin gak nahan, hunting kok sayuran. Bikin ngakak.

    Good luck Bro..

    BalasHapus
  19. Ceritanya keren, masa Romlah pake konde, depannya model rambut harajuku.. Model baru tuh. Mas edot blognya ada kutunya bolak balik bae... Saya pun ikutan GAnya pangeran Wortel...

    BalasHapus
  20. ceritanya bagus,pendeskripsian jeng romlahnya juga lucu,hehe
    semoga GAnya menang.amin :)

    BalasHapus
  21. Entah kenapa. Aku kok jadi mikir ada unsur-unsur gituan di tulisan ini, bang -_- apalagi yang suka terong dan bersinar ngelihat wortel. Atau apa emang otak aku yang udah teracuni setiap tulisan-tulisan bang Edot yak -__- Hahaha

    Ceritanya nakal banget ini mah. Wortel diidupin. Gimana bisa -_- Tapi ya, unik, cerdik, menggelitik. Aku jadi pengen komen yang juga menggelitik, tapi kok gak punya ide, ya... krik krik krik. Moga sukses ga nya, bang. wkwk

    BalasHapus
  22. aaah saingan gue nih, hahaha :D

    sama kaya yang lain, awalnya pas lihat judulnya gue pikir ini tentang wota, yang ngidolin cewek make rok pendek, eh ternyata

    itu sumpah, gambaran si janda romlah yang gaulnya absurd banget, untung aja orang ngiranya janda gaul bukan janda setengah gila,, ups,
    gue suka cerita waktu si janda romlah nulis-nulis kegalauannya di guci, keliatan banget galaunya bagaimana :D

    BalasHapus
  23. wah, ini kalo dijadiin cerita FTV pasti ratingnya tinggi bang. bahkan cerita ini lebih berkualitas daripada cerita mamang sol sepatu jadian sama cewek cakep anak pengusaha ternak sapi perah. Belum pernah ada FTV yg dperanin sama wortel sama janda gaul bertato buah-buahan.

    BalasHapus
  24. Hhahahaha Kerennn ini kang kalo di jadiin film pasti bisa kecing bediri :v

    BalasHapus
  25. sangat makjleb tokoh ceu romlah yang sedemikian bersahajanya beliau sehingga sangat layak jika kemudiandiangkat kelayar lebar, yakin bakal mengalahkan sinetron ngga mutu yang kini banyak bergentayangan di setiap stasiun televisi republik ini.
    coba nanti mintakan bos saya untuk membaca cerita pangeran wota ini siapa tahu beliau bersedia memproduserinya

    BalasHapus
  26. Semoga menang ya giveawaynya :D

    BalasHapus
  27. cerita lucu sekaligus bikin penasaran haha

    BalasHapus