Semua Karena Pintu (Jangan Tusuk Aku dari Belakang)

Dulu.. waktu masih kuliah gue hidup bahagia berteman dengan sekumpulan lelaki yang tak pandai menjahit dan juga tak pandai mengenakan mukena, kami bermukim di sebuah bangunan yang dinamakan Tugiran Community. Bagi yang udah pernah baca buku gue Cancut Marut, kalian pasti tau apa itu Tugiran Community. Dan bagi yang belum tau, kalian harus tau.. jadi gue jelaskan sedikit, bahwa Tugiran Community adalah sebuah rumah singgah biasa tanpa keistimewaan apa-apa, hanya sepotong rumah yang ada pintunya, ada jendelanya, dan juga ada kotoran manusianya (beberapa saat kemudian lenyap disiram oleh pembuangnya) yang datang silih berganti.
Temen-temen gue namanya : Pandik, Surya, Ganggo, Fatur, unyil dan satunya lagi pensiun di tengah jalan, jadi mungkin gak usah disebutkan namanya. 

Kami hidup rukun, jadi tidak pernah ada yang mengeluh pegal-pegal di pantat sehabis bangun tidur, juga tidak ada yang mengeluh diameter teteknya berkurang beberapa centimeter. Kadang disaat salah satu dari kami sekarat karena pengaruh akhir bulan, seseorang lainnya rela memberikan kuah mie instannya untuk menyelamatkan temannya dari gejala busung lapar.

Melihat keharmonisan hubungan tersebut, sepertinya terlalu mustahil bagi gue dan teman-teman untuk mericuhkan hal-hal yang tidak perlu. Kami senantiasa bersama dan saling memaklumi, kami hidup bahagia layaknya keluarga cemara, hanya saja setiap hendak berangkat kuliah kami tidak pernah berpamitan sampai cium tangan segala kepada penghuni lainnya. 

Namun dari semua keindahan itu, ada satu hal yang sanggup mengusik kebersamaan kami, semua itu terjadi jika kami sudah berurusan dengan yang namanya... pintu.

Pintu sering menjadi persoalan pelik dalam biduk rumah tangga kami sebagai anak kontrakan yang tidak mempunyai ibu pendamping di dalam rumah, ego yang terlalu tinggi dalam diri sering menimbulkan prasangka dan rasa tidak pengertian yang dalam.

Kasus yang pertama, terjadi pada suatu pagi, Pandik, salah satu penghuni Tugiran Community yang berbadan gempal menyerupai kentang yang belum dikupas kulitnya sedang asik melakukan rutinitasnya di kamar mandi. Rutinitas yang gue maksud di sini bukan revisi skripsi tapi mandi. Dan gue enggak tau, rutinitas itu dikategorikan ke dalam mandi wajib atau mandi bebek. Entahlah...

Saat kamar mandi terjadi keheningan mendalam dan entah apa yang dilakukan Pandik di kamar mandi, tiba-tiba sontak terdengar ketukan meyakinkan dari Fatur, penghuni Tugiran Community lainnya.  “Dog... dog... dog...” Begitu bunyinya, memang tidak nyaring, tapi itu bukan bahasa inggrisnya anjing.

"Ndik! Cepetan mandinya! Gue ada kuliah jam 7 pagi! Lo ngapain aja di dalem sih!" Fatur mulai berdakwah dari luar kamar mandi.

Sementara itu tak ada jawaban dari dalam, entah apa yang terjadi.. kemungkinan pertama Pandik masih nanggung dengan aktivitasnya, dalam hal ini pun aktivitas yang dilakukan juga tak ada yang tahu, kemungkinan kedua Pandik sedang mencerna setiap butir demi butir hikmah dari dakwah Fatur di pagi hari.

Gue yang masih asik menyeruput marimas jeruk nipis anget hanya menatap heran melihat peristiwa pagi itu. Gue hanya takut, Fatur makin semangat berdakwah dan akhirnya nyundul pintu kamar mandi dengan kekuatan penuh yang didapatnya dari ketakutan terlambat berangkat kuliah.

Fatur mulai merongrong keras, kali ini enggak hanya bunyi ‘dog dog dog’ saja tapi juga bunyi ‘Dag... dag... dag...’ bunyi ‘dog’ dan ‘dag’ tidak bersaudara, bunyi ‘dag’ itu sebenarnya berasal dari kaki Fatur yang ikut menendang pintu kamar mandi, kalau saja Fatur lebih menjiwai menendang pintu kamar mandi dengan kaki mungilnya mungkin bunyi yang dihasilkan akan lebih harmonis lagi, seperti 'duck... duck... duck...', dan tolong dicatat itu bukan bahasa inggrisnya bebek.

Setengah jam kemudian kasus ini terselesaikan seiring keluarnya Pandik dari kamar mandi dengan hanya mengenakan celana dalamnya. Bagi kami yang semuanya laki-laki normal, bercelana dalam sehabis mandi di kontrakan adalah hal yang lazim.

Setelah pertikaian usai, tidak ada rasa dengki dan benci di dalam hati, mereka masih tetap saling menyapa di kemudian hari. Perebutan kamar mandi memang lazim terjadi di dalam rumah singgah kami. Namun, semua itu akan terlupa dan berganti lagi dengan tragedi lainnya.

Gue pernah menjadi korban ketidakpentingan atas perilaku Fatur dengan media pintu. Pernah suatu hari, sekitar pukul dua pagi, disaat gue terlelap unyu dengan dihiasi lampu kamar yang redup. Gue dikagetkan dengan suara pintu kamar gue dipukul-pukul. Iya, dipukul-pukul.. Kalau diketuk-ketuk sih masih mending. Gue penasaran banget, khawatir kalau ketukan pintu itu berasal dari seseorang yang mencurigakan.

Gue lebih takut, kalau gue buka pintu ternyata yang muncul sesosok lelaki utuh baya, (setelah melewati proses paruh baya) dia muncul dengan pakaian serba putih kemudian bilang, "Saya Prabowo Subianto, Pancasila adalah dasar negara Indonesia, bla... bla... bla..."

Gue harus jawab apa? Gak usah ngenalin diri juga gue kan udah tau, karena kemarin Prabowo baru aja ngenalin diri di iklan edisi hari nelayan.

Gue buang jauh pikiran itu, dengan mata yang luar biasa mengantuknya gue pun bangkit dari peraduan, memutar kunci dan melihat siapa yang ada di luar, ternyata Fatur...

Dengan penuh rasa santai tingkat tinggi, Fatur langsung nyerocos, "Dotz... Itu lauk yang di dalem magic com punya elo? Gue minta ya, gue laper banget sumpah! Ya dotz ya?"

"Ya!" Gue menutup pintu kembali.

Andai "Ya!" Yang gue ucapkan bisa terdengar layaknya balasan sms 'Y' harusnya Fatur bisa tahu kejengkelan gue. Betapa tidak pentingnya malem-malem bangunin orang tidur cuma buat minta lauk. Ya... minta lauk. Malem-malem. Sampai gedor-gedor pintu. Kenapa gak langsung makan aja sih? Fatur memang terlalu syariah, padahal sholat aja jarang-jarang.

Di kontrakan gue, Fatur memang identik dengan lelaki malam. Kerjaannya tiap hari begadang buat online, biasanya pukul empat pagi baru tidur, kalau ada kuliah pagi, setengah tujuh baru bangun buat dakwah di luar kamar mandi.

Gara-gara insiden ‘minta lauk’, ingin rasanya malam itu gue nyundul Fatur, tapi niat tersebut gue urungkan karena perut Fatur agak-agak sixpack, gue takut kepala gue retak. 

Beberapa hari kemudian, fenomena pintu terulang kembali. Sudah menjadi rahasia umum kunci pintu di rumah Tugiran Community termasuk kunci yang elit, sengaja didesain biar gak bisa diduplikat. Di rumah kami hanya ada satu kunci, satunya lagi dipegang pemilik rumah.

Maka, dari enam orang penghuninya yang sah dimata agama, gak ada yang bawa kunci sendiri-sendiri, pokoknya tiap pergi kunci selalu ditaruh di bawah pot depan rumah atau diselipin di atas jendela. Ya, kami memang tidak kreatif dan tidak pandai berinovasi dalam menyimpan kunci.

Di suatu malam yang larut... saat portal di perumahan sudah tertutup rapat, saat semua insan cendekiawan tertidur lelap, salah satunya gue. Kenyamanan  malam itu terusik dengan terdengarnya suara motor V-Ixion yang menderu-deru masuk ke halaman rumah. Karena kamar gue memang berada paling depan, gue jadi rentan terbangun kalau denger suara-suara yang cukup bising.

Gue udah tau kalau itu Fatur, suara motornya dan bau badannya sempurna untuk malam itu. Suara mesin motor mati, hening beberapa saat... kemudian gue mulai mendengar suara pintu diketuk-ketuk, bunyinya tidak nyaring. Karena memang udah malem Fatur takut ditombak sama tetangga kalo ribut, maklum namanya juga perumahan.

Sepuluh menit gak ada respon, Fatur mulai manggil-manggil nama gue dari jendela, sebenernya sih gue denger dengan jelas tapi gue males kalo harus bangun cuma sekedar bukain pintu buat Fatur. Dalam hati gue agak menyayangkan kenapa gue bisa lupa setelah mengunci pintu kuncinya enggak gue taruh di jendela.

Karena rasa mengantuk yang begitu tajam, gue mencoba untuk pura-pura tidak merespon, gue enggak peduli sama nasib Fatur yang ada di luar.

Fatur membuka jendela kamar gue kemudian melongok dan manggil-manggil nama gue tanpa syahdu, dalam hati gue menyesali kenapa gue harus lupa ngunci jendela, mentang-mentang jendela kamar gue ada terali besinya sehingga gue merasa aman.

Gue masih pake jurus pura-pura mati, gak bergerak dan gak menunjukan tanda-tanda kehidupan, ingin rasanya gue mimikri kayak yang biasa dilakuin bunglon biar Fatur gak bisa ngeliat gue.

Gue mendengar jendela ditutup... dan tak ada suara Fatur. Gue berpikir mungkin Fatur menyerah karena lelah, tapi ternyata dugaan gue salah.

Suara jendela terbuka terdengar lagi, Fatur manggil nama gue tanpa mesra sama sekali dan gue merasakan ada sesuatu yang menusuk-nusuk pantat gue. Plis... gue gak mau mimpi sedang  bersekolah di JIS dan disodomi cleaning service, gue ngeri.

Sayup-sayup gue masih mendengar suara Fatur, oh... mimpi ini begitu nyata! Apakah Fatur jadi cleaning service-nya di mimpi gue? Semakin lama tusukan-tusukan di pantat gue benar-benar nyata, walaupun tidak pernah tepat mengenai belahan pantat gue tapi gue ngeri  akan bernasib sama seperti siswa di JIS.

Padahal jaman gue dulu kuliah, kasus JIS belum ada... ini biar ceritanya keliatan moderen dan gue gak keliatan tua-tua amat aja sih.

Tusukan benda tumpul itu semakin kencang, semakin tajam mengincar belahan pantat gue hingga akhirnya gue tersentak karena tak sanggup berpura-pura lagi. Setelah gue membuka mata, ternyata itu perbuatan Fatur yang mencoba membangunkan gue dengan sebatang sapu, usaha yang gigih dan brilian... dan gue menyerah karena gak bisa mengelak dari jurus tusukan-sapu-tidak-tepat-mengenai-belahan-pantat.

Muke gile banget deh, perjuangan buat minta dibukain pintu sampai nusuk-nusuk pantat temennya sendiri dari jendela dengan menggunakan benda tumpul, untung gue cepet menyerah.

“KAMPRET LO TUR! GANGGUIN ORANG TIDUR AJA!” Gue mulai emosi karena merasa terusik.

“Sori... sori... lagian kenapa kuncinya gak ditinggal di jendela aja sih,” Fatur membela diri.

“LAGIAN KENAPA BISA SAMPE GAK KENA-KENA SIH NGINCER BELAHAN PANTAT GUE, AH ELO TUH YA, GAK JAGO JADI COWOK!” Emosi gue yang ini kayaknya rada-rada gaje.
Malam itu mau gak mau akhirnya gue harus bangun, bukain pintu buat Fatur, gue merasa kayak istri yang ditinggal suami berangkat kerja pulang malem. Waktu masuk kamar, gue melihat Ganggo yang lagi asik tertidur lelap, dalam hati gue menggumam, “Elo beruntung Nggo, posisi tidur lo gak terjangkau sama jurus sapu dari Fatur”

Karena merasa hidup ini gak adil, sebelum melanjutkan tidur gue sempatkan diri untuk mengupil dan meperin upil gue di tetek Ganggo yang kebetulan malam itu tidurnya enggak pakai baju.

Peristiwa ‘pintu’ yang enggak ada manis-manisnya dan sering bikin gue jengkel. setelah diingat-ingat lagi, ternyata malah bikin gue jadi kangen sama saat-saat itu. Saat-saat masih hidup dengan segala  kengenesan anak kos. Apalagi tusukan-tusukan sapu liar Fatur malam itu, ah... gue kangen sensasinya.

sumber gambar: disinilah

Posting Komentar

50 Komentar

  1. Kampret ya bang, ini bikin ngakak pagi pagi baca kaya ginian wkwkwkwk
    Si Fatur ngeselin banget ya bang suka banget mengusik ketenangan hahahahaanya
    Iya, orang emang biasanya nyimpan kunci pasti dibawah pot ya :D
    Bang lo laporin aja deh si Fatur sama kak Seto?

    Iya, kalo kebersamaan sama teman itu emang selalu ngangenin. Meskipun terkadang ngeselin, sadar ya nggak sadar terkadang hal yang ngeselin itu yang membuat kangen maka dari itu jadilah orang yang ngeselin biar di kangenin *ajaran sesat*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ngeselin level bintang tiga emang Fatur, gak tega mau ngelaporin karena gue sendiri menikmati tusukan itu...

      tapi bener juga, ajaran sesatmu itu kayaknya sesat yang manis~

      Hapus
  2. lo ngomel, tap ngomelnya gini
    “LAGIAN KENAPA BISA SAMPE GAK KENA-KENA SIH NGINCER BELAHAN PANTAT GUE, AH ELO TUH YA, GAK JAGO JADI COWOK!”

    itu bukan lo ngomel gara2 dia nyodok2 pantat, tapi karena sodokanya tidak tepat. najissssss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ichsan ternyata suka pada bagian ini :O

      Hapus
    2. iya juga ya, tapi kamu jahat najisin aku :(

      Hapus
  3. asli ngakak parah aku. itu pintu digandain kenapa -_-
    seandainya manusia beneran bisa mimikri ya. bayangkan dotz kalau kamu berada di posisi fatur. dia jenius, pantang menyerah. kayaknya dia cocok untuk masuk tentara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Fatur lelaki yang tangguh, seandainya Fatur bisa bertelur, maka sempurnalah hidupnya Kuh...
      mau jadi pacarnya?

      Hapus
  4. Ini postingan macem apa sih? Pagi-pagi masih males-malesan di kasur, menye-menye, tau-tau ngakak guling-guling baca postingan ini. Emang kejam kamu Bang. Ngerusak hari liburku-_-

    Keluarga Cemara ya? Hmm.. Aku berani jamin kamu jadi Abah. Iya, ini pasti. Oh cerita dulu ya? Berapa belas tahun lalu Bang?

    Btw ya Bang, kok kamu sabar sih sama si Fatur itu? Temen-temenmu juga sabar sama dia ya? Padahal kan dia udah merusak ketentraman dan kenyamanan hidup kalian. Ah tapi yang namanya keluarga, senyebelin apa pun tetep keluarga. Kalian pasti pada sayang.

    Usaha Fatur patut diacungi jempol. Dia bisa aktor hollywood kayaknya. Di saat musuh ngira dia menyerah, akhinya musuh lengah. Di saat itulah dia kembali menyerang dengan lebih ganas dan membuat musuh akhirnya kalah telak. Bener Bang aku serius, tawarin dia kalo ada casting aktor.

    Hiks, kayaknya tinggal bareng-bareng gitu seru ya. Sayang aku ngekos sendiri. Jadi apa-apa dirasain sendiri:(. Bukan, ini bukan curhat kok...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kamu cewek kok masih males-malesan di kasur sih pagi-pagi -_-

      kampret... kenapa gue kebagian peran yang dituakan -_-

      iya Wi, namanya juga (((keluarga))) bagaimanapun juga harus saling menyayang satu sama lain, kayak kita... keluarga BE.

      Hapus
    2. Karena kosan sudah rapi dan bersih. Badan udah wangi dan perut aman haha.

      Nyatanya emang gitu Bang. Lol...

      Aihh... Terharu deh aku.

      Hapus
  5. Bang, itu temenmu kok suka nusuk - nusuk pantat... Bahaya banget tuh... Usir aja gih dari kosan... Ato laporin dia ke sekuriti terdekat, terus titipin ke pesantren... Biar tidurmu bisa tenang... ( belain bang Edotz, soalnya aku juga bakal setega itu ama temen yang berani ganggu ke-unyuan tidur )

    Btw... Asik juga sih punya temen kayak si Fatur... Tipe orang kayak gitu pas banget buat nyenengin suasana... Kalau lagi galau, pasti dia bakal jadi penghibur yang berkelas dan murah... Nggak usah dibayar juga nggak papa kan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ide brilian juga ya titipin ke pesantren, tapi gue khawatirnya entar ustadz-nya yang ditusuk sama kayak yang gue alami

      berkelas dan murah... entah ini pujian atau hinaan :|

      Hapus
    2. Itu pujian bang... Buat si Fatur...

      Hapus
  6. HAHAHAHAHAHA, ngakak gue. Terimakasih atas ceritamu bang edotz. Karena setelah membaca ini, gue yang sedang melakukan puasa, jadi nggak laper lagi! Terutama buat fatur, gue ngefans banget dengan usaha dan pemikiran briliannya untuk membangunkan elu, bang. Lain kali gue mau mencoba melakukan hal yang sama. Tapi gue nusuknya pakai tombak berajam....

    Anyway, gue berdoa semoga Tuhan mengampuni segala dosa-dosa besar yang telah dilakukan fatur dan elu bang. Mungkin ini hanya kenikmatan sesaat, karena sejauh yang gue lihat korban nggak menampik sangat nyaman oleh rasa sensasinya. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan2 lo bacanya sambil ngemil makanya puasanya enggak laper.

      tombak berajamnya jangan lupa ujungnya dipanasin dulu ya biar sensasinya lebih dapet Mat. lebih greget juga.

      Hapus
  7. Hih, jadi gini ya rasanya hidup satu atap sama makhluk2 sejenis. Iya sejenis. Sensasinya, aroma keringatnya, pemandangannya, dan .... "tusukan" nya wkwkwkwkwk

    Kayaknya cuman temen2mu aja ya bang yang punya kebiasaan unik? Bang Edotz sendiri mana ? cuman ngupil sama makan kancut aja dibanggain, contoh tuh si Fatur yang mengapresiasikan kasih sayang dalam berteman dengan ngasih sodokan. Wkwkwkwk

    Asli sih kalo aku pribadi dibangunin dengan cara begitu, bakalan ngambek 7 hari 7 malem. Orang lagi tidur malah disodokin, telpon atau sms kan bisa ? gak canggih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semuanya terasa indah bilang kita saling menerima keadaan :)

      iya.. gue cuma punya kebanggaan ngupil sama kancut, itu aja udah cukup gue gak mau kemaruk.

      mungkin malam itu Fatur kalap, gue memaklumi keadaan ini dengan sebenar-benarnya :)

      *kebanyakan emot senyum jadi pengin muntah gue*

      Hapus
  8. Kalo "dick... dick... dick..." bunyinya kira-kira mukulnya pake apa ya, dotz ? Tapi tolong jangan dicari tau artinya.

    Gue tau kenapa lo nyerah, pasti karna ketahuan desahan lo kedengeran kan ?
    Kalo lo ngerasa kayak istri yang ditinggal suami kerja pulang malam, siap-siap aja diperkosa sama gunderuwo yang nyamar jadi suami :))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. mmm... gue sebenernya mau jawab tapi elo minta tolong gak usah dicari tahu, okelah Nu.

      aaaah jawaban lo tepat banget, gue gak bisa berpura-pura lagi..
      genderuwo.... ah enggak deh makasih. Bye.

      Hapus
  9. Pertama kali baca kisah Tugiran Community dibuku Cancut Marut, bener-bener kisahnya bikin ngakak terus ngomong, "ternyata ada orang yang kayak gini"

    Emang Fatur ada ada aja kelakuannya, mulai dari ngebangunin malem-malem cuma buat minta lauk doang, sampai yang paling ekstrim nusuk-nusuk pantat lo pake sapu. Lo janhan orang jangan terlalu gengsi gak baik, bilang aja lo suka kan dot, ditusuk-tusuk dia pake sapu. Udah bilang aja.haha

    Emang gak jadi jaminan letak kamar strategis bakalan bisa tidur asri, ternyata malah jadi malapetaka buat lo.

    Gue cuma kasih sama Genggo, dia gak tahu apa-apa malah dioleh upil lo, lo jahat sebagai temen, harusnya jangan diolesin doanh, tapi disumplein aja langsung dimulutnya. Dia gak tau cara bertenggang rasa dengan baik sama lo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada bay, mereka semuanya hidup dengan damai..

      gue... gak tau Bay, perasaan itu terlalu aneh untuk diungkapkan, gue boleh bilang hufh gak? :(

      iya... kamar gue paling luas dan paling gampang digangguin kalo ada yang pulang malem

      gak sampai hati Bay gue ngelakuin hal itu, sayang sama upilnya, kalo kayak gitu terus2an bisa2 ganggo malah keasikan.

      Hapus
  10. gimana rasanya mas? sensasinya mblaem-mblaem gak? hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. wes ora mblaem-mblaem maneh... ngefly pokoke~

      Hapus
  11. Hhaha, untuk gue ngekos bukan ngontrak melainkan ngekost.Cuman pernah sih gue ngekost di pinggir jalan gitu gak ada pagernya, Alhasil, tengah malem ada yang iseng2 iseng ngetok pintu gue, Lantas membuka korden dan melihat jendela, gak ada orang -____-

    Ajaib bang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin itu kode buat lo dari bencong perempatan.. sayang elonya gak peka.

      Hapus
  12. kampret. Ngakak gue bang. Ini postingan apa sih sebenernya, cerita lama tapi pake analogi modern. Ini sama aja kayak kita waktu kecil bilang sama temen-temen kalo pengen jadi Pak SBY!! nah loh, waktu kecil kan belum kenal siapa pak sby.

    Fatur gitu banget ah, mungkin dia agak jengkel ama lo bang gara2 enggak bangun2.. akhirnya nusuknya enggak ditepatin ke itunya deh.. haha. kamfret

    BalasHapus
    Balasan
    1. udahlah Hud nikmatinaja baca postingannya, jangan bawa2 SBY yang bentar lagi mau lengser ya,,

      iya, kalo fatur lagi sayang biasanya nusuknya pas loh..

      Hapus
    2. Iya. Gue yakin itu faktor jengkel aja makanga sengaja enggak bikin puas. Gitu.

      Hapus
  13. mmm... salah satunya itu sih.

    bener juga, inilah yang namanya hubungan sebab akibat.

    BalasHapus
  14. Hahaha efek kamar paling depan ya :))

    BalasHapus
  15. Hahaha taekk.. Ngeri juga kalo beneran prabowo yang ngetuk tengah malem, pas dibuka dia ngucapin selamat merayakan tengah malam. Hahahaha xD
    Padahal kalo kalian bikin kunci duplikat dan megang satu orang satu gak bakal kejadian tuh insiden sodomi menggunakan sapu, kasus baru tuh. Haha xD
    Jangankan di kontrakan, gue aja di rumah sering banget ngalamin insiden2 pintu kek gitu, tapi biasanya gue tukang rusuhnya, karena kalo pulang malam gue harus ngetok kuat2 pintu, atau jendela biar pada bangun. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. kuncinya gak bisa diduplikat Rik, gue udah pernah bawa ke tukang duplikat mereka angkat tangan.. putus asa sendiri merekanya.

      tapi elo enggak sampe nyodok pantat temen lo lewat jendela kan ya.

      Hapus
  16. ahahahahahahahaaaa..
    postingannya bikin ngakak, tapi agak vulgar -___-

    BalasHapus
  17. hwahahaha.. cerita kamar paling depan ye.. untunglah saya tidak ngontrak rumah sama temen2 yg lain.
    lebih enak nge kos. ga ada beban buat naro kunci :D
    udah ngekos bareng gue aja dot. lah? :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo ngekos bareng lo bisa2 gue ditusuk langsung gak lewat jendela lagi.
      gak mau ah.

      Hapus
  18. Too gee run comunity. gitu bukan tulisan kerennya dotz? :D

    naro kunci rumah dibawah pot atau disamping jendela udah terlalu sering dotz. di mess gue juga gitu. ribet emang ya kalau kunci cuma satu sedangkan penghuninya beberapa orang, apalagi ada umat semacam Fatur yang kata lo lelaki malam itu. hasilnya, yaa mesti rela buat bangun untuk bukain pintu. lagian si fatur jahat amat pake nusuk2 segala. kenapa dia gak terobos aja jendelanya?? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha semacam itu lah, tepat sekali pembaca cancut marut!

      fatur mungkin lelah karena penghuninya gak ada respon. jendela gue ada terali besinya, itu yang bikin fatur nekat nusuk2 pantat gue.

      Hapus
  19. bukan cuman kk yang hidup di kosan selalu ribet kalo berhubungan dengan pintu kamar mandi, aku yang dirumah juga ribet, apalagi kalo bokap udah make kamar mandi duluan, bisa setengah jam di dalem huhuhu
    Hahaha fatur kadang gak peka banget yah, kalo lauk udah tergeletak bebas, pasti yang punya nya juga udah iklas di embat orang lain :D
    Hhahaha fatur emang tukang bikin ulah yah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ternyata persoalan 'pintu' bisa terjadi dimana saja ya.
      iya tuh fatur.. kenapa harus ijin dulu kalo mau makan lauknya, kenapa harus bangunin gue yang udah tidur, kenapa?? sejuta pertanyaan menggelayuti pikiran gue..

      Hapus
  20. gile lu Ndroooo!! gue ketawa sendiri nih malem malem gara gara luuuu, emang enak banget ya kalo ngontrak bareng temen yang statusenya masih anak kuliah, apa apa bisa dilakukan bersama, nggak punya uang juga sama sama. beda cerita kalo udah pada kerja cuyyyy :(

    good memory, apa kabar temen lu? masih hina kayak dulu kagak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iye ngontrak emang penuh kebahagiaan, dan juga kadang ada kedukaan...
      duh.. kalo ngomongin udah kerja suasananya beda banget. dan gak bisa dipungkiri kalo ada masanya kita jadi kangen masa-masa kuliah -_-

      mereka udah pada jadi guru, beberapa jadi bingung mau kerja apaan.

      Hapus
  21. insident tusuk pantat/..., aduh.. jadi inget pas dulu.. pernah kejadian juga..
    tapi ini beda.. nusuknya pakai tangan yang didempet dua.. ujungnya ke atas...
    ditusukin.. pasca ditusukin... keluar tuh... mencretnya.. hiu..

    haha/aduh.. pasti sakit ya mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu asik apa gimana tuh sensasinya? kalo mencretnya keluar kasian tangannya yang nusuk donk.

      Hapus
  22. Emang bener deh yang namanya rebutan pintu kamar mandi tuh ngeselin banget. Aku hampir tiap hari ngalamin, ya secara kamar mandi dirumah cuma 1 tapi orangnya banyak-___-

    Disini kayanya fatur yah yang paling keliatan rese. Tapi aku sih yakinnya bang edot jauh lebih rese daripada yang lain hahaaha :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, kamar mandi memang jadi sumber keributan di dunia ini.

      hahahaiyajugasihsebenernyahahaha

      Hapus
  23. Ini gue jadi bingung, sebenernya ini ngenes atau bahagia sih? hha

    BalasHapus
  24. haha,ceritanya ngenes banget.itu si fatur gokil banget ya sampai tusuk-tusuk pantat kamu segala,,wkwkw

    BalasHapus